14 Agustus 2012

JANDA MUDA

Janda Muda

Judul   : Janda Muda
Penulis : Nh. Dini
Penerbit : Grasindo
Tebal    : 154 hal.
My rating : 4 of 5 Stars


Seperti tulisa-tulisan Nh. Dini yang lain, dia selalu menulis dengan cermat,hasil observasi dan pengalaman nya sendiri, sehingga dapat memaparkan kisah-kisahnya dengan natural.
NH. Dini

Buku ini memuat 12 cerita pendek karya beliau yang berkisah mengenai tiga lingkungan : Lingkungan 'orang-orang kecil di tanah air'; lingkungan' perusahaan penerbangan'; dan lingkungan 'kehidupan barat'.

Cerpen Janda Muda yang ada di urutan pertama menceritakan kisah Warsiah seorang perempuan  cantik dan pandai , menjadi kebanggan keluarga dan dikagumi orang sekampungnya karena pada saat itu Warsiah merupakan salah seorang diantara begitu sedikit anak perempuan di desa yang bisa melanjutkan sekolah melampaui tingkat dasar. Dia  bekerja sebagai seorang guru di kampungnya yang berada di Jawa Tengah, kemudian menikah dengan tetangganya seorang calon insinyur, pernikahan ini diatur oleh kedua orang tua mereka.  Ternyata suaminya sudah mempunyai anak istri di Bandung. Warsiah menuntut cerai dan melanjutkan hidupnya, mengisinya dengan kesibukan dan memperdalam ilmunya walaupun tak henti  menerima  berbagai cobaan  karena pandangan negatif masyarakat pada waktu itu (sekitar tahun 70-an)  terhadap wanita yang mempunyai 'predikat' janda muda.


Cerpen-cerpen : Pandanaran; Hujan; Sebuah Teluk; adalah hasil pengamatan di kota asalnya Semarang dan kawasan hunian nelayan yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Cerpen-cerpen : Di langit,di Hati; Ke Luar tanah air; Perjalanan;  Wanita Siam; kisah yang erat kaitannya dengan profesinya sebagai mantan pramugari.

Cerpen-cerpen :Di Pondok Salju; Ibu Jeanette; Penanggung Jawab Candi; Kebahagiaan; ditulisnya ketika tinggal di Perancis


Ternyata ragam kehidupan di mana pun tetap sama : bergerak penuh liku-liku yang menyengsarakan dan menggoda manusia. Kita harus tanggap dan berlaku bijak dalam menyikapinya (Nh. Dini)

Kisah-kisah sederhana  disampaikan dengan bahasa sedehana, sangat mengesankan. 







27 Juli 2012

Aji Saka & Dua Hamba Setia

Cerita Rakyat lagi, yang ini dari Jawa Tengah



Judul  :  Aji Saka  dan Dua Hamba Setia
Penulis : Ferdianto  A.J
Tebal   : 56 hal.
Penerbit : Pionir Jaya Bandung
My rating : 3 of 5 Stars



Mungkin sudah banyak yang tahu atau mendengar tentang huruf Jawa carakan/Hanacaraka , tapi bagaimana asal mula terjadinya huruf itu ? inilah kisahnya.....

Alkisah dahulu kala  ada seorang raja yang arif bijaksana dan senang mengembara bernama Aji Saka . Sang raja senang berkelana sambil menyebarkan ajaran  serta pengetahuan kepada orang-orang yang ditemuinya.  Aji Saka selalu ditemani oleh dua orang hambanya, dua orang pendekar  yang sangat disayangi  karena kesetiaannya. Mereka mempunyai kepandaian dan kesaktian yang seimbang. Yang pertama  yang lebih pendek  tubuhnya tegap dan sembada oleh karena itu oleh sang Aji diberi nama Sembada. Sedang yang seorang lagi bertubuh kecil tapi kekar bernama Dora (tenpa..emon hehe).

Pada suatu perjalanan pengembaraannya mereka sampai di daerah pegunungan Kendeng,  tujuan mereka adalah negara Medang karena Aji Saka mendengar di daerah itu tanahnya subur tetapi penduduknya  masih belum mengerti ajaran budi pekerti dan sang Aji  tertarik untuk tinggal di sana sambil memberi pelajaran untuk rakyatnya.
Sementara perjalanan masih jauh Aji Saka memerintahkan agar Sembada tinggal dulu di daerah Kendeng ini untuk ber huma (membuat ladang) dan mendirikan pondok , sedang Sang Aji akan melanjutkan perjalanan ditemani Dora.
Sebelum meninggalkan Sembada, Aji Saka menitipkan keris pusakanya dengan wasiat tidak boleh ada yang mengambil keris itu selain  dirinya.

Sesampainya di Medang mereka menjumpai keadaan yang sangat sunyi tidak terdengan celotehan anak kecil atau tangisan bayi. Ketika bertemu seorang penduduk diceritakan bahwa penduduk banyak yang bersembunyi ketakutan karena  ulah Prabu Medang yang memerintah di sana. Raja Medang sangat sakti tapi  mempunyai kebiasaan yang menakutkan yaitu makan bayi, apabila bayi-bayi sudah tidak ada maka anak-anak kecil yang jadi sasaran untuk disantap. Setiap hari ada Patih atau tentara kerajaan yang berpatroli untuk mencari santapan raja. Ketika Patih lewat Aji Saka menghampiri dan meminta menghadap raja . Aji Saka berbincang dengan sang patih yang sebenarnya tidak suka dengan rajanya. Aji bertaruh akan mengalahkan raja Medang dengan taruhan sang patih harus mengisi penuh destarnya (penutup kepala)dengan apa saja kalau dia bisa mengalahkan rajanya.. Karena hanya selembar destar Patih menyetujuinya. Singkat kata dengan kesaktian dan tipu daya Aji  Saka dapat membunuh raja Medang.
Ketika sang Patih membentangkan destar Aji Saka ternyata destar yang mula-mula hanya selebar penutup meja lama kelamaan membentang meluas meliputi selutruh negeri. Seluruh rakyat malah menyambutnya dengan gembira dan mengangkat Aji Saka sebagai rajanya.

Suatu hari Aji saka memanggil Dora yang telah diangkat menjadi Perdana Mentri. Aji Saka mengutus Dora untuk menemui Sembada menceritakan semua yang telah mereka alami dan meminta kerisnya karena dia memerlukannya.

Pertemuan Sembada dengan Dora sangat menggembirakan sekaligus mengharukan karena mereka telah lama tidak berjumpa . Setelah melepas rindu dan menceritakan pengalaman masing-masing Dora mengemukakan perintah sang Aji untuk mengambil keris pusaka . Sembada termenung dia ingat akan wasiat Aji Saka dulu agar dia tidak memberikan keris kepada siapapun kecuali kepada Aji Saka.  Terjadilah perselisihan diantara mereka, masing-masing dengan pendiriannya melaksanakan apa yang dititahkan oleh rajanya. Akhirnya terjadi perkelahian diantara mereka, karena sama-sama sakti , keduanya cedera dan pada saat yang bersamaan mereka menghembuskan nafas yang terakhir.

Aji Saka memperoleh firasat yang buruk karena terlalu lama menunggu , ia  merasa khawatir atas keselamatan abdi-abdinya. Akhirnya ia pergi ke pegunungan Kendeng. Sesampainya di sana  Ia terkejut ketika melihat kedua mayat abdinya dengan keris masih terselip di pinggang Sembada.
Akhirnya setelah merenung dia dapat mengambil kesimpulan bahwa keduanya berkelahi akibat kesalahan dirinya. Aji saka sangat menyesali kejadian tersebut.

Untuk menghormati, mengenang dan mengabadikan kedua abdi setianya itu, Prabu Aji Saka kemudian menciptakan syair/seloka yang dituliskan pada batu nisan kedua abdi tersebut :

“Ha-Na-Ca-Ra-Ka,  Da-Ta –Sa-Wa-La,  Pa-Da-Ja-Ya-Nya,  Ma-Ga-ba-Ta-Nga.” Yang artinya : “Ada dua utusa, mereka bertempur, sama-sama kuatnya, maka akhirnya sama-sama binasa”.

Kelak tulisan ini dikenal sebagai asal usul huruf Jawa yang disebut   CARAKAN  atau di Jawa Barat disebut HANACARAKA.

05 Juli 2012

Cerita Rakyat Dari Madura

 Beberapa waktu yang lalu ketika mengunjungi perpustakaan, saya melihat deretan buku 'folklore', tiba-tiba saya rindu membaca kisah-kisah yang waktu  kecil pernah mendengar dongengnya atau membacanya lewat cerita bergambar.. Itulah sebabnya akhir-akhir ini saya banyak membaca buku-buku tentang cerita-cerita rakyat .Ternyata mengasyikan juga selain bernostalgia rupanya banyak juga  kisah-kisah yang dulu hanya mendengar selintas, atau bahkan belum pernah mengetahuinya sama sekali . Jadi..saya ingin berbagi dengan menuliskan beberapa  reviewnya  di sini.


 Cerita Rakyat Dari Madura...





Judul       :  Cerita Rakyat dari Madura
Penulis    :   D. Zawawi Imron
Penerbit  :  Gramedia Widiasarana  Indonesia
Tebal      :  50 hal.
ISBN     : 979532626
My Rating :  3  of  5  Stars







Buku ini memuat berbagai cerita rakyat dari Madura berupa kumpulan 9 cerita pendek, yang bisa dibagi dalam 3 jenis yaitu: 'Legenda' yang menceritakan asal usul nama sebuah tempat; dongeng yang mengandung petuah, dan 'fabel' tentang binatang yang bisa berbicara seperti manusia.

1. Legenda Asal Usul Nama Madura
2. Seorang Penyadap Nira
3. Para Pedagang Kucing
4. Legenda Jaka Tole
5. Persahabatan Empat Ekor Binatang
6. Pak Jalmo
7. Dua Ekor Kambing yang congkak
8. Pak Molla
9. Mencari Calon Putra Mahkota

Legenda Asal Usul Nama Madura

Tersebutlah seorang raja bernama Prabu Gilingwesi yang memerintah kerajaan Medangkamulan di pegunungan Tengger, yang sedang resah karena Raden Ayu Tunjung Sekar, putrinya yang cantik jelita, tidak mau bersuami, walaupun banyak pangeran yang telah melamarnya.
Pada suatu malam sang putri bermimpi melihat bulan yang mendekat dan masuk ke dalam tubuhnya. Beberapa lama setelah mimpi itu sang Putri hamil. Prabu Gilingwesi merasa terpukul dan malu mendapati putrinya hamil tanpa suami, lalu dia memerintahkan Patih Pranggulang membawa putri ke hutan untuk dibunuh di sana. Tapi ketika sang patih beberapa kali mengayunkan pedang ke tubuh putri selalu gagal, Patih menyimpulkan bahwa sang Putri tidak bersalah. Kemudian Patih menyuruh Putri naik rakit untuk menyebrangi laut, sedangkan Patih berjanji tidak akan kembali ke kraton dan akan bertapa di hutan dengan mengganti nama menjadi Ki Poleng. Rakit membawa Tunjung Sekar ke arah utara dan bergerak dipermainkan ombak. Pada suatu bulan purnama dia melahirkan seorang bayi laki-laki, karena dilahirkan di tengah laut maka diberi nama Raden Sagara. Menurut bahasa Madura, Sagara berarti laut. Ketika sampai di darat keajaiban terjadi Raden Sagara meloncat dan berlari-lari seperti anak berumur 2 tahun. Mereka menemukan sarang lebah di sebuah tanah lapang dan mereka menikmati madunya. Karena mereka menemukan madu di tanah lapang yang luas, tempat itu diberi nama Madura yang beasal dari kata maddu e ra-ra, artinya, madu di tanah dataran. Setelah dewasa, Raden Sagara naik takhta sebagai raja yang memerintah Pulau Madura.

----------------------


Cerita-cerita yang dimuat di buku ini bisa menambah wawasan dan mudah dicerna, cocok untuk semua umur karena disampaikan dengan gaya bahasa yang jelas dan sederhana, disetiap akhir cerita dibuat kesimpulan dan pesan moral dari penulisnya.







14 Juni 2012

PRAHA PRAGUE


Judul       :  PRAHA PRAGUE
Penulis    :  Arthur Phillips
Penerjemah : Ahsin Mohammad
Tebal        :  585  hal.
Penerbit :  Q-Press
My  Rating :  3  of  5 Stars

Membaca novel yang cukup tebal ini adalah suatu 'perjuangan’ bagi saya karena beberapa kali hampir menyerah ,  yang menjadi masalah adalah gaya bahasa dan penyampaian cerita, entah ini memang dari 'sana'nya atau masalah terjemahannya yang membuat bingung.
Untuk menyelesaikan bagian pertama memerlukan waktu lama dengan menundanya berkali-kali dan terpikir untuk tidak meneruskannya karena bahasanya yang melingkar-lingkar dan pembahasan yang sepertinya tidak beraturan, sehingga apa yang diceritakan tidak menempel di kepala. Setelah memasuki beberapa halaman dari bagian kedua baru terasa alur cerita yang ingin disampaikan walaupun tetap penyampaiannya terasa aneh.

Buku ini terdiri dari 4 bagian (bab ) :
I. Kesan-Kesan Pertama
II. Horvath Kiado
III. Digestive
IV. Praha

Praha , novel yang bercerita tentang kehidupan beberapa orang ekspatriat di Hongaria pada masa pasca Komunis setelah ditinggalkan Rusia. Sejarah dan budaya Hongaria sejak sebelum perang dunia sampai pasca komunis dan bagamaina mental orang-orang Hongaria termasuk para ekspatriat diceritakan di sini. Menarik walaupun dengan pemaparan yang bisa membuat kening berkerut ketika membacanya karena dalam satu paragraph kadang ada lebih dari dua objek atau dua subjek yang diceritakan bahkan kurun waktupun bisa melompat ke depan atau ke belakang.

Walaupun judul buku ini Praha tapi lokasi dalam buku ini adalah Hongaria tepatnya di kota Budapest( Buda dan Pes), benang merah dari cerita ini adalah John Price pemuda asal Amerika Serikat yang menyusul kakaknya ke Hongaria dan bekerja sebagai jurnalis. Praha mungkin hanya bayangan yang menjanjikan bagi orang-orang Hongaria . Akhir cerita yang di luar dugaan cukup megejutkan dan membuat pembaca menebak-nebak apakah yang akan dilakukan John Price di Praha kelak..

------------------------

Sebetulnya ceritanya menarik hanya pemaparan cerita dan terjemahan yang kadang janggal membuat bosan pembacanya (terutama saya ),membuat penasaran untuk mengetahui apakah edisi bahasa Inggrisnya  sama atau lebih baik dari edisi terjemahannya.

Jadi jika membaca buku ini mungkin dapat diketahui bagaimana 'semangat juang' kita untuk membacanya; apakah menyerah di awal, ditinggal di pertengahan, diselesaikan karena terpaksa atau diselesaikan dengan bahagia …:)

Dua setengah bintang untuk buku ini ditambah setengah karena berhasil menahan saya untuk melanjutkan cerita sampai selesai…:(

31 Mei 2012

Divortiare


Judul        :  Divortiare
Penulis     :  Ika Natassa
Tebal       :  288 hal
Penerbit   : Gramedia Pustaka Utama
My Rating :  3  o f  5 Stars

Ika Natassa
Setelah beberapa kali membaca novel metro pop, ternyata isinya banyak yang mirip-mirip  ,misalnya : bertebaran nama makanan dan  minuman 'elite'  yang bikin ngiler,  tempat makan  (resto, cafe,) yang oke, merk-merk baju, tas , sepatu yang ngetop, latar belakang sosial, dan pendidikan yang tinggi, pernah tinggal atau sekolah di luar negri... .ya ialah namanya juga metro pop :D 

Divortiare pun demikian kisahnya; Alexandra (Lex ) seorang banker cantik dan pintar  bercerai dari suaminya Beno seorang dokter bedah yang ganteng,  alasan perceraiannya  sudah tidak cocok lagi karena masing-masing sibuk dengan pekerjaan yang menyita waktu . Alexandra merasa Beno lebih mementingkan pasien dari pada istrinya sendiri sehingga menimbulkan pertengkaran yang tiada henti.   Setelah perceraianpun  mereka  tetap  merasa saling membenci  tapi ternyata ..susah untuk saling melupakan a.k.a benci tapi rindu.  Bahkan ketika Alexandra telah bertunangan  dengan Deni -sosok lelaki tampan , mapan , latar belakang sosial berkelas yang pernah berteman semasa sekolah  di  Australia- pun Lex  masih tetap diselimuti keraguan., karena kenangan akan kebersamaan dengan Beno selalu melintas di benaknya.

Kedua tokoh utama kelihatan saling dendam dan benci , setiap bertemu mereka  selalu bertengkar, saling tersinggung dan selalu marah-marah  sehingga membuat capek membacanya. Selain itu agak mengganggu   pemakaian bahasa Inggris yang  hampir mendominasi  cerita ini (atau ini adalah  ciri kehidupan para sosialita sekarang ),  ada lagi yang patut dipertanyakan yaitu  apa perlunya tiap judul bab memakai bahasa latin (?) dengan note( di bawah ) diterjemahkan  memakai bahasa Inggris –bukan bahasa Indonesia - (mungkin dengan  asumsi semua pembaca nya lebih mengerti  bahasa Inggris  )  :( . 

Jalan cerita  biasa saja , akhir cerita nya pun bisa ditebak, walaupun eksekusi di akhir cerita lumayan menarik.  Banyak  istilah-istilah perbankan dan penjelasannya disampaikan dengan fasih  ( mungkin karena penulisnya  juga seorang banker) sehingga dapat menambah wawasan tentang  dunia perbankan.

Eh..Divortiare   bahasa apa ya ..? artinya 'divorce' kah..:D 

Dua setengah  bintang untuk ceritanya, tapi tambah  setengah karena covernya bagus, jadi 3 bintang dari
saya.


posting bareng BBI


11 Mei 2012

for Z

Judul   :  for  Z
Penulis : Dadi Sumaatmadja, Nova Natassa
Penerbit : Kurnia Esa Publishing
Tebal  :  262  hal.
My Rating :   3 -   of   5  Stars

.....Wanita Pelopor Citizen  Journalism yang ditaklukan oleh kanker ganas.....



Z adalah singkatan dari sebuah nama Zeverina Retno Pudjisriastuti, pemilik nama ini adalah seorang wanita muda bergaya tomboy dan funky yang penuh semangat pantang menyerah.
Zev adalah lulusan jurusan komunikasi UGM, sejak dini dia mencintai dunia tulis menulis dan bercita-cita menjadi wartawan. Thn. 1989 Zev memutuskan pindah ke Jakarta.Peluang pertama menjadi jurnalis didapatnya ketika dia diterima menjadi reporter di Majalah Berita Bergambar Jakarta-Jakarta, sebuah majalah berita bergambar pertama di Indonesia. Zev sangat menikmati pekerjaan yang penuh tantangan , dia adalah seorang fighter, baginya hidup tersa lebih hidup jika penuh tantangan, dia tidak mau jadi pecundang. Sampai-sampai tanda tangannya pun bukan berdasarkan nama tetapi dengan tulisan “why not the best”. Ketika Timor timur membara karena peristiwa santa Cruz ,Zev meliput ke sana berhasil mewawancarai sumber-sumber sipil maupun militer.

Akhir th. 1999 Jakarta Jakarta gulung tikar tergilas kompetisi industri media. Zev sempat berpikir untuk menjadi ibu rumah tangga seutuhnya mengasuh kedua putra-putrinya, tapi ia ragu karena darah jurnalisnya masih bergelora, beruntung dia mempunyai suami yang mendukung sepenuhnya dan menghargai apapun keputusannya. ( sepertinya pasangan ini membangun keluarga yang tidak konservatif; panggilan suami istri ini lo dan gua, anak-anak mereka menyebut nama ibu bapaknya dengan nama mereka )

Saat itu cyber fever tengah melanda , industry media online sedang booming di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Zev akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Kompas  Cyber Media (KCM). Pemberitaan di internet lebih menantang karena membutuhkan kecepatan penyampaian yang harus selalu update.
Mei 2000, Zev resmi menjadi wartawan KCM, inilah periode kedua kariernya sebagai jurnalis. Kembali dia menggeluti bidang politik,sering terjun ke lapangan untuk meliput aktivitas yang memerlukan konsentrasi tinggi dan menghabiskan waktu yang banyak. Sampai akhirnya ia merasa ada sesuatu yang hilang yakni kebersamaan dengan keluarga. Beruntung disaat bersamaan pimpinan merotasi posisi Zev dari rubrik politik ke rubrik kesehatan yang tidak terlalu membutuhkan kecepatan update,sehingga bisa menyeimbangkan urusan profesi dan keluarga.

Awal th. 2005 Zev merilis rubrik kesehatan. Sejak konsultasi kesehatan dilansir perlahan peminat bertambah banyak dan menjadi salah satu kolom popular dikalangan pembaca Kompas.com, bukan hanya dari Indonesia tapi dari seluruh dunia, kebanyak dari orang-orang Indonesia yang bermukim di berbagai negara. Dari ruang konsultasi kesehatan inilah kelak lahir Kolom Kita (KoKi), yakni komunitas yang berbasis pada genre "Citizen Journalism".

13 Maret 2006 nama Koki mulai digunakan . Perubahan nama ini membawa berkah, Penggemar Koki (KoKiers) bertambah banyak berkat tangan dingin seorang Zev. Dari kolom Kesehatan dia menyulapnya menjadi sebuah kanal yang menampung tulisan dari siapa saja dengan topic apa saja. Maka keluarlah jargon : “ Siapa saja, menulis apa saja”.
Zev- lah penggagas dan pionir Citizen Journalism media online yang mendunia pertama di Indonesia (hal. 111). KoKi yang dikembangkan oleh Kompas.com telah diakses di seluruh belahan dunia.

Selama rentang hampir 3 tahun Zev mengasuh KoKi , banyak pekerjaan yang dilakukan dari rumah walau bekerja di rumah Zev hanya sesekali memejamkan mata untuk rehat, rata-rata hanya 4 jam dia tertidur pulas tak jarang pula tidur di sofa. Disaat tengah menggebu-gebu membesarkan KoKi terjadi perombakan manajemen KCM. Tiba-tiba soal absensi dirinya mulai diusik, pihak manjemen memepersoalkan ketidak hadiran Zev secara fisik di kantor. ( sebenarnya kantor lebih diuntungkan karena kalau di kantor paling hanya 8 jam sehari, sedangkan bekerja dari rumah hampir 24 jam waktu Zev untuk KoKi). Menyadari kesalahan Zev mulai masuk kantor seperti umumnya. Tapi th. 2009 pihak manajemen Kompas.com memberangus Rumah KokI.  Dunia terasa berhenti, Zev limbung.
Dengan dukungan suami dan sang kakak, Zev mulai membangun New KoKi.  Setelah resign dari Kompas.com, Zev mempersiapkan rumah baru untuk KoKi akhirnya dia memutuskan bersiap bergabung dengan Detik.com. Sementara menunggu realisasi dengan Detik.com. Zev membuat rumah sementara untuk KoKi yaitu sebuah blog, rumah kecil yang menyenangkan. Zev bekerja tak kenal lelah walaupun banyak jalan menghadang.

Cobaan belum berhenti saat memasuki bulan suci Ramadha 2009 Dadi sang suami mengalami penyempitan syaraf di pangkal leher , mereka mengahadapi cobaan ini bersama-sama.
Saat bulan Ramadhan tiba Dadi merasa cemas ketika suatu kali Zev mengeluhkan perutnya yang agak membesar. Dia menyarankan Zev untuk memeriksakan ke dokter.
Ternyata.. dokter mendiagnosis Zev menderita kanker indung telur ( ovarium ) stadium 3. Zev merasa dunia berhenti berputar, ia tak percaya karena setiap tahun ia rutin melakuka check-up dan hasilnya selalu baik… tapi…kanker ovarium yang dikenal dengan julukan “Silent Killer” ternyata bersarang di tubuhnya.
Zev berniat meyimpan penderitaannya hanya diketahui suami tak ingin diketahui anak-anaknya agar mereka tak terbebani. Zev memutuskan tidak menempuh jalan medis tapi memilih pengobatan alternatif. Zev tetap mengurus KoKi tetap menulis dan tetap menyapa KoKiers, juga tetap menjalankan ibadah puasa. Tapi dia tidak dapat menyembunyikan wajahnya yang layu. Sel-sel kanker ganas tengah menggerogoti fisiknya.

Tahun 2010 impian Zev terwujud KoKi akhirnya live di Detik.Com. Di kantor Detik dia membahas semua persoalan dengan semangat, banyak tertawa dan percaya diri, tapi begitu ke luar kantor fisiknya langsung drop.
Tanda-tanda kesembuhan mulai menipis rupanya pengobatan alternatif tidak berhasil, tapi dia selalu beusaha bekerja di depan laptopnya . Akhirnya April 2010 Zev menjalani operasi. Hanya selang 3 hari setelah operasi Zev sudah mulai meminta laptopnya untuk menemui KoKiers dari ruag perawatan. Selama dirawat di RS Zev hanya ingin ditemui oleh suami dan anak-anaknya , dia tidak ingin merepotkan orang lain. Sebulan kemudian Zev menjalani operasi pengangkatan rahim. Pasca operasi Zev mengalami sesak nafas ternyata sel-sel kanker masih memproduksi cairan yang terus mendesak paru-parunya.
Minggu kedua bulam Mei Zev diperbolehkan pulang. Di rumah dilakukan pearwatan seperti di RS dengan segala peralatan medis dan dijaga perawat.

Rabu, 7 Juli 2010 jam 17.35 Zev dipanggil yang maha kuasa. Dia menghembuskan nafas terakhir didampingi purti bungsunya Sasyi (13th) sedang suaminya dalam perjalan pulang dari kantor.
Inalillahi wa innailaihi Raji’un....

..........................................................

Buku ini bercerita berdasarkan kisah nyata yang didedikasikan untuk Z oleh suaminya Dadi, menggambarkan ketangguhan dan idealisme seorang wanita pelopor C J yang merninggal karena kanker. Kini Dadi menjadi moderator KoKi yang kini bernama http://kolom-kita.com/. Tidak dapat dipungkiri karena yang menulis adalah seorang yang sangat dekat secara emosional maka faktor subjektifitas sangat terasa.
Buku ini dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari satu hari karena banyak paragraph yang saya lompati  :(

27 April 2012

TawaShow di Pesantren



Judul  :  TawaShow di Pesantren
Penulis/Penyusun : Akhmad Fikri AF
Tebal  :  110 hal.
Penerbit : LKiS Yogyakarta
My Rating :  3  of 5 stars




Buku yang mengisahkan kelucuan-kelucuan di pesantren; tentang  keseharian  para kiai dan santri  sebagai manusia biasa dan apa adanya, kadang penuh sindiran halus. Dikisahkan dengan menarik dan banyak mengundang senyum.


Segala sesuatu tergantung niatnya. Hadis ini mengandung nuansa lain di tangan Kiai Musthafa Bisri yang sangat produktif mengarang,hampir semua kitabnya merupakan 'kitab laris' hingga sekarang.
Suatu hari seorag kiai dari Tuban , yang juga pengarang yang cukup produktif datang. Beliau setengah mengeluh bahwa karya2nya tidak selaris kitab Kiai Bisri . "Padahal saya mengarang kitab ini benar-benar ikhlas, hanya karena Allah," kata kiai menjelaskan motivasinya.
Kiai Musthafa Bisri menimpali , " Kalau niatnya ikhlas, ya jangan mengeluh kalau kitab sampeyan tidak laku. Niat saya mengarang kitab itu memang untuk mencari uang. Jadi wajar to, kalau laris". (hal.87)


Kiai Bisri dan strategi Kiai Wahab. Meskipun sama-sama pemegang fiqih yang ketat kedua kiai ini berbeda strategi penerapannya,Kiai Wahab cenderung bergaris lunak sedangkan Kiai Bisri sebaliknya.
Suatu hari menjelang ied adha satu keluarga hendak berkurban satu ekor sapi ( dalam ketentuan fiqih 1 ekor sapi untuk 7 orang sedangkan 1 ekor kambing untuk 1 orang) jumlah keluarga ini 8 orang, padahal mereka ingin kelak di akhirat bisa satu kendaraan tidak berpencar, untuk itu mereka berkonsultasi dengan kia Bisri.
Kiai Bisri segera menjawab "tidak bisa". Orang itu menawar " Pak kiai, apakah tidak ada keringanan. Anak saya yang terakhir baru 3 bulan". Kiai Bisri tetap menjawab tidak bisa.
Merasa tidak puas orang itu mengadukan persoalannya kepada Kiai Wahab. Pak Kiai dengan ringan menjawab, "Bisa. Sapi itu bisa digunakan untuk delapan orang. Cuma karena anakmu yang terakhir masih kecil, maka perlu ada tambahan." Orang itu tampak gembira, Kiai melanjutkan "Agar anakmu itu bisa naik ke punggung sapi,harus pakai tangga, jadi sameyan tambahkan seekor kambing agar anakmu bisa naik ke punggung sapi".. .. "Ah, kalau cuman seekor kambing saya sanggup menambah. Dua ekorpun sanggup asal kita bersama-samai, kiai."
Akhirnya pada hari kurban orang itu menyerahkan seekor sapi dan seekor kambing pada Kiai Wahab.





Buku yang menceritakan anekdot di pesantren ini  merupakan usaha untuk melihat  pesantren dari sisi yang berbeda.

17 April 2012

Humor Ala Yahudi







Judul  :  Humor Ala Yahudi
Penulis  : Ben Eliezer
tebal  : 126 hal.
Penerbit : kakatua Publishing House
My Rating : 3 of 5  Stars



Buku ini merupakan kumpulan lelucon dan anekdot kehidupan bangsa Yahudi yang mencakup soal politik ( kebanyakan tentang presiden Israel, Rusia dan Amerika Serikat), agama ( soal Musa, rabbi, pendeta ) usaha keluarga Yahudi dan kehidupan rumah tangga mereka  


 Beberapa dari anekdot  tersebut.  :


- Tertulis pada sebuah toko Yahudi : KREDIT HANYA BERLAKU BAGI YANG BERUMUR LIMAPULUH TAHUN KE ATAS, DAN HARUS DATANG DENGAN KAKEK MEREKA.


- Di depan pintu surga tergantung papan bertuliskan :"untuk para lelaki yahudi yang selama ini DIPERINTAH oleh istri mereka" di bawahnya terlihat barisan panjang yang tiada habisnya. dI sebelahnya tergantung papan bertuliskan :" untuk para lelaki Yahudi yang selama ini TIDAK DIPERINTAH istri mereka". Di bawah nya terlihat seorang lelaki. Rabbi menghampiri lelaki tsb.
"Mengapa kau berdiri di situ ?" tanya Rabbi
" Mana kutahu ?" kata lelaki itu sambil menoleh ke sana ke mari, "Aku disuruh istriku." 

-Ahh! seru seorang Yahudi  kepada temannya, "jika aku bertemu denganmua aku selalu teringat si Morrie !"
"tapi aku tak sama dengan dia ."jawab temannya.
"Oh ya, ya ! Anda berdua sama-sama berhutang padaku sepuluh dollar."


Walaupun hanya sekedar lelucon,  gambaran-gambaran tentang perilaku orang Yahudi bisa membuat kita tersenyum bahkan tertawa  ketika membacanya.

31 Maret 2012

Steve Jobs


Judul  :  Steve Jobs
Penulis  : Walter Isaacson
Penerjemah  : Word++Translation Service & Tim Bentang
Tebal : 742 hal.
Penerbit  : Bentang
 My  Rating : 5 of 5 Stars

Buku ini termasuk yang paling lama saya baca secara kontinyu ( ada juga yang dibaca lama karena tertunda atau ditunda dulu), walaupun diseling dengan membaca 1 buku tapi buku ini terus dibaca karena takut kehilangan sensasinya.
 Saya termasuk orang yang ‘gaptek’ tapi  membaca buku biografi  tentang seorang yang terlibat  dalam perkembangan teknologi dengan berbagai istilahnya ini tidak terasa membosankan. Jadi pertama-tama salut kepada penulisnya Walter Isaacson yang mampu menuliskan biografi seorang Steve Jobs yang berkarakter unik dalam sebuah buku sangat tebal tapi bisa menjaga tempo cerita,  walaupun berkisah dengan  waktu tidak berurut tapi tidak membingungkan dan peralihan  topik  lumayan mulus.

Steve Jobs mempunyai karakter kuat dan  temperamental (sempat terpikir  apakah orang dengan karakter demikian bisa diterima di sini ):  seorang hippie,  jarang mandi sehingga bau badannya sangat mengganggu, ke kantor dengan bertelanjang kaki; tertarik pada spiritual  dan pernah tinggal di India untuk mempelajari  Hindu dan Zen Budha; vegetarian sejak muda , diet ketat bahkan untuk waktu yang lama hanya makan wortel;  senang  membicarakan hal penting sambil berkeliling berjalan kaki; sangat memperhatikan detail, terobsesi dengan desain;   sering menjengkelkan orang disekitarnya, tapi selalu menemukan inovasi, memberikan ide yang sangat cemerlang dan melakukan hal yang sebelumnya dianggap tidak mungkin, walaupun sering berselisih pendapat dengan teman sekerja tapi mampu membangkitkan semangat mereka untuk melakukan pekerjaan yang diinginkannya.

Steve Jobs lahir di San Francisco pada tgl. 24 Februari 1955 dari seorang ibu bernama Joanne dan ayah seorang keturunan Suriah bernama Abdulfattah Jandali. Kemudian diadopsi oleh pasangan suami istri yang bernama  Paul Jobs dan Clara, oleh mereka lah ia diberi nama Steven Paul Jobs.

Paul Jobs mewariskan kepada Steve kecintaannya dalam bidang mesin dan melalui mobil memperkenalkannya pada ilmu elektronik. Steve Jobs sangat terkesan dengan keahlian ayahnya mendesain barang-barang yang dibuatnya, itulah mungkin yang menyebabkan Steve terobsesi dengan desain.  ( saking terobsesi dengan desain ketika  menderita sakit parah dia menolak memakai masker karena menganggap desainnya payah, akhirnya dia memilih satu dari 3 pilihan masker yang diajukan walaupun sambil  mengomel  karena desainnya jelek ). 
Steve dibesarkan di lingkungan yang unik dimana  semua penduduknya bahkan yang tidak pintar sekalipun, cenderung menjadi insinyur. Tempat ini kemudian akan dikenal  dengan nama Silicon Valley (julukan bagi daerah selatan area Teluk San Francisco karena banyaknya perusahaan yang bergerak dalam bidang Komputer dan semikonduktor ).

Diantara teman dan sahabatnya  yang paling mengesankan ada nama Stephen Wozniak, Steve mengenalnya sejak masa SMA, walaupun dia lebih tua 5 tahun dari Steve mereka bisa berteman karena mempunyai hobi yang sama di bidang elektronik. Wozniak adalah penggemar berat elektronik yang sangat cerdas . Dua Steve inilah yang  mendirikan apple 1 di  garasi rumah orangtua Jobs di Los Angeles. Karakter keduanya sangat bebeda Wozniak orang yang sangat jujur dan lurus,  ketika dia menemukan papan sirkuit  yang luar biasa, dia ingin membagikannya secara gratis tapi Steve mencegahnya , Steve lah yang berhasil mengemas dan memasarkannya. Ketika kongsi mereka pecah keduanya tetap berteman dan Wozniak yang rendah hati  masih kerap  membantu Steve. Apabila Apple mengeluarkan produk baru maka Wozniak  sejak dini hari selalu ada dalam antrian  pembeli. Bahkan sampai produk terakhir Apple yang diluncurkan setelah Steve Jobs meninggal pun Wozniak tetap setia antre dari pagi untuk memperolehnya.

Salah satu keahlian Steve Jobs ialah mempengaruhi lawan bicaranya. Teman-temannya menyebut dengan istilah Distrorsi Realitas Lapangan .” DRL merupakan perpaduan mengagumkan dari gaya retorika  yang karismatik, kemauan yang tak terkalahkan, dan keinginan untuk mengubah fakta apapun agar sesuai dengan tujuan yang ada,” “ jika sebuah argumen yang dia gunakan tidak berhasil membujuk orang lain  maka dia akan sigap menggantinya dengan argumen lain. Terkadang dia akan membuatmu merasa kehilangan keseimbangan secara mendadak, menjadikan pendapatmu menjadi pendapatnya sendiri, tanpa pernah menyadari bahwa dia pernah memiliki pendapat yang berbeda.”(hl. 151)
Setelah sekian lama teman-temannya menyadari hal itu, maka ketika sedang rapat mereka membuat kesepakatan dengan membuat sinyal –menggaruk hidung atau menggerakkan telinga- ketika seseorang mulai merasa terjebak  dalam DRL Steve. Orang itu harus ditarik kembali ke dunia nyata.
Akar dari DRL Jobs adalah keyakinan mendalam yang dimilikinya. Jobs percaya bahwa aturan tidak berlaku bagi dirinya.

Aspek lain dari sudut pandang Jobs adalah caranya mengelompokkan sesuatu menjadi dua. Jobs  biasa mengelompokan orang lewat kaca mata oposisi biner :  jago atau bego. Karya orang dinilai sebagai : terbaik atau sampah. (jadi tidak berlaku seperti yang dinyanyikan Veti Vera  "Yang sedang2 saja )  :D.

Meskipun Steve penghuni dunia digital dia adalah pendukung kuat pertemuan tatap muka : “Kreativitas muncul dari pertemuan spontan, dari diskusi acak. Anda berjumpa seseorang, anda bertanya apa yang mereka kerjakan, anda berkata ‘wah’, dan tidak lama kemudian anda berdua membahas berbagai ide.
Mungkin keyakinan ini pulalah yang menyebabkan dia senang mengajak diskusi atau pengenalan terhadap lawan bicaranya dengan mengajaknya berjalan kaki mengelilingi kompleks perumahan/perkantoran.

Bagi Jobs  tanda perusahaann inovatif tidak saja selalu menjadi yang pertama memunculkan ide baru, tetapi juga tahu cara membuat lompatan ketika mendapati dirinya tertinggal.

Jobs menginginkan mengembangkan  produk hebat yang inovatif dan transformative, serta membangun perusahaan yang berumur panjang.

Jobs adalah manusia music, dia  penggemar the Beatles dan Bob Dylan yang fanatik.  

Jobs selain ahli dalam bidang teknologi  juga pencinta seni . Terbukti dia dapat menggabungkan seni dengan teknologi digital  yang dapat memproduksi film-film animasi yang dapat mengalahkan kepopuleran produk Walt Disney, semua dilakukannya di Pixar. Di Pixar Jobs dapat menuangkan ekspresi seninya dan suasana kerja di Pixar tidak setegang di kantor Jobs lainnya.

Selama hidupnya Jobs berhasil merevolusi enam industri : Komputer Pribadi, Film Animasi, Musik, Ponsel, Komputer Tablet, dan Penerbitan Digital.

Dia menciptakan dua brand terbaik pada eranya  Apple dan Pixar.


---------------------------------             -------------------------------

Walter  Issacson menulis biografi ini  setelah selama dua tahun mewawancarai Jobs lebih dari 40 kali, mewawancarai lebih dari 100 orang anggota keluarga, teman, sahabat, musuh,pesaing  dan kolega Jobs . Steve Jobs membebaskan Issacson untuk menuliskan semua tanpa ikut campur tangan jadi semua pendapat teman atau pesaing tentang kebaikan  dan kejelekan Jobs dituliskan apa adanya.

Issacson berhasil menampilkan dengan memukau mulai dari masa kecil, masa pencarian, kegagalan, keberhasilan sampai masa-masa sakit dan menjelang ajal. Emosi ikut terbawa membaca perjuangan Jobs melawan penyakit tanpa harus berubah menjadi menye-menye.



Pada suatu sore yang panas, saat merasa kurang sehat, Jobs duduk di taman belakang rumahnya dan membayangkan kematian….. (hal.690)

…setelah membisu dia berkata, ……., mungkin kematian seperti tombol on atau off,’..”Klik, dan akhirnya, engkau akan pergi untuk selamanya.” Dia terdiam lagi, dan senyumnya sedikit mengembang. “ Mungkin, itulah sebabnya aku tidak pernah meletakkan tombol on atau off pada peranti Apple.”

Selamat jalan Steve Jobs….!

Bagi yang belum baca,  Eulogy dari  Mona Simpson  ini mungkin bisa buat icip-icip:




17 Maret 2012

Morning Brew

Judul   :  Morning Brew
Penulis   :  Nina Addison
Tebal      :  224  hal.
Penerbit  :  Gramedia Pustaka Utama
My rating  :  3 of  4 stars

Malam itu  seperti biasanya Reney gembira  ketika  diajak dinner oleh Boy pacarnya, ketika kemudian Boy mengatakan bahwa dia mendapat beasiswa ke London kegembiraannnya bertambah, lalu dia mengira bahwa Boy akan melamarnya malam itu, tapi ..yang dinyatakan Boy selanjutnya membuat dia hampir pingsan... Boy memutuskan hubungan mereka yang sudah berjalan hampir 8 tahun…...Sesudah itu hampir 3 hari dia tidak masuk kerja terpuruk dalam kesedihan, untung ada Ivana dan Danny sahabat sekaligus teman kerjanya yang setia membangkitkan kembali semangatnya dan mengajak secepatnya kembali bekerja.

Morning Brew adalah nama sebuah kafé kecil yang ditata dengan apik  terletak di daerah perkantoran di Jakarta yang menyediakan kopi dan makanan-makanan kecil dengan harga terjangkau oleh para karyawan sekitar. Di sanalah Reney bekerja  bersama kedua orang temannya,Ivana adalah salah satu pemegang saham dan Tante Patra saudara Ivana adalah pemegang saham utama kafe tersebut.  Morning Brew bukan hanya sekedar tempat bekerja bagi mereka tapi mereka lah penentu roda bisnis nya. Morning Brew  sebagai tempat  untuk menunjukkan eksistensi diri dan juga pembelajaran hidup yang nyata bagi mereka bertiga. Reney, Ivana dan Danny bukan hanya sekedar rekan kerja tapi sebagai sahabat yang saling mengerti dan saling menguatkan.

Pada bagian awal sampai hampir pertengahan buku ini saya merasa ceritanya sangat biasa tentang percintaan dan pamer nama minuman dan makanan  seperti yang banyak ditemui dalam buku sejenis ini.  Tapi kemudian menemukan hal yang lain dari karakter pemerannya , selain itu  ada pesan-pesan yang menarik untuk disimak dan penyampaian cerita kemudian bergulir lebih lancar.

Susah bagi Reney untuk menghilangkan bayang-bayang Boy yang telah sekian tahun menjadi bagian hidupnya, dengan dorongan kedua sahabatnya  perlahan-lahan Reney mulai membuka diri, kemudian dia bertemu dengan Ari pria tampan yang menyenangkan dan akhirnya mereka mulai menjalin kasih . Tapi dia mulai meragukan untuk melanjutkan cintanya karena ada perilaku Ari yang dia anggap aneh apalagi setelah itu terjadi perselingkuhan. Dengan tegas Reney memutuskan untuk stop walaupun akan mengulangi trauma yang menakutkan.

  Rupanya Boy pun tidak dapat melupakan Reney ketika  pulang ke Indonesia dia melamar Reney serta  mengajak ikut ke London. Reney bimbang tapi ternyata masih ada cinta di hatinya, Reney menerima lamaran Boy.  Disaat menjelang keberangkatan ada  satu moment dimana Reney mengetahui bahwa ada sifat Boy yang tidak berubah yang memungkinkan akan menyulitkan  dikemudian hari. Reney kembali mengambil keputusan diluar dugaan,  menghentikan hubungan mereka, padahal  keberangkatan mereka berdua ke London tinggal menghitung hari.

  Setelah itu kepedihan kembali berulang, seperti yang pertama dulu 3 hari pula Reney berkurung di kamarnya dngan jiwa yang kosong, tapi tidak  seperti kejadian dulu kali ini Reney pulang ke rumahnya di Bogor, ternyata mama yang selama ini dia hindari karena selalu menanyakan pernikahan menunjukkan hal yang sebaliknya, penuh pengertian dan kata-kata sang mama banyak yang mencerahkan buat Reney.

.…kamu berani mengenali apa yang kamu rasakan dalam hatimu dan bertindak berdasarkan itu.  Mungkin kebanyakan orang akan bertindak sebaliknya karena itu yang lebih mudah untuk dilakukan.”

"Memang semua butuh waktu. Walaupun terkadang kita nggak akan jadi orang yang sama seperti dulu saat kita masih bersama orang itu. Cuma yang harus kalian ingat, jangan sekali -sekali menggantungkan kebahagiaan kita pada orang lain.

Suka juga dengan perumpamaan warung pempek yang diceritakan Reney kepada Boy untuk saling memaafkan dan melegakan perasaan mereka berdua.

Pada akhirnya Reney menemukan apa yang selama ini dicarinya pada seseorang yang telah lama dikenalnya, siapa dia ?

Tak perlu ada kesimpulan. Cukup ingat saja bahwa rumus cinta dan patah hati adalah rumus pasti dalam dunia percintaan. Namun jangan pernah patah semangat dan takut mendengarkan bisikan hati kecil karena dia takkan pernah menyesatkan perjalanan kita.


Hmmm…..






Novel ini termasuk jenis metro pop, dan setiap kali membaca novel jenis ini saya harus siap-siap menghadapi pandangan aneh dari orang sekitar, karena mungkin mereka pikir kok seumuran ini masih baca novel begini  ..:(,  tapi kadang saya menikmati melihat wajah yang penuh keheranan..   :))