Judul : Dera-derai Cemara
Penulis : Chairil Anwar
Penerbit : Horison
Tebal : 132 hal.
ISBN : 9799566002
My rating : 4 of 5 stars
Sempat bingung ketika mengetahui untuk baca bareng BBI bulan ini salah satunya tentang Puisi, saya tidak piawai untuk mengapresiasi puisi. Jadi beruntung sekali ketika menemukan kembali buku ini, karena selain memuat puisi-puisi juga memuat prosa-prosa karya Chairil Anwar, di samping itu pengantar dari anaknya : Evawani Allisa Chairil Anwar dan kata pembuka dari Asrul Sani sangat mencerahkan untuk mengetahui karakter dan sejarah Chairil Anwar sebagai seorang seniman. Begitupun kata penutup dari Agus R Sarjono menambah pengetahuan tentang puisi dan bagaimana Chairil bisa menjadi legenda dalam perpuisian di Indonesia.Sketsa yang bernada muram oleh Herry Dim, serta lukisan cover yang unik dari Jeihan Sukmantoro, menambah nilai bagi buku ini.
Derai-derai Cemara diterbitkan pertamakali kali tahun 1999 untuk mengenang setengah abad wafatnya Chairil Anwar, yang meninggal pada tanggal 28 april 1949 ( 1922 -1949 ).
- Dimulai dengan kata pengantar dari anaknya Evawani Allisa Chairil Anwar :Kenangan Menderai sampai Jauh Chairil Anwar meninggal ketika Eva masih berumur 10 bulan. Pertamakali mengetahui bahwa Chairil Anwar adalah ayahnya ketika kelas 3 SR (Sekolah rakyat) thn. 1955, gurunyalah yang memberitahu sambil menunjukkan buku H.B. Yasin yang di dalamnya selain memuat foto Ch.A juga ada foto dirinya, tapi ibunya membantah. Baru ketika duduk di kelas 5 dia deberitahu yang sebenarnya. Rupanya keluarga sebelumnya tidak memberitahukan mengenai hal ini karena menjaga perasaannya yang masih kecil, tidak ingin memberi trauma punya ayah tiri, karena saat itu dia telah mempunyai ayah tiri yang baik pak Achmad Natakusumah.
-Kata Pembuka dari Asrul Sani : Suatu Sore Gerimis di Bogor, 28 april 1949 Pertama kali mendengar kabar kematian Ch.A. saat Asrul tinggal di Bogor
Asrul berteman dengan Ch.A. sejak masih belia, pertemuan pertama waktu masih zaman Jepang di sebuah toko buku bekas d Pasar Senen. Mereka bersama-sama berkembang dalam dunia kepenyairan . Asrul menceritakan proses dan alasan pembuatan sajak AKU yang legendaris dan sajak Diponegoro yang menurutnya jauh di bawah ukuran sajak-sajaknya yang lain.
Mereka berdua saling mempengaruhi, tidak jarang karena masalah puisi mereka bertengkar hebat, tapi tidak lama selalu berbaikan lagi bahkan menjadikan mereka semakin akrab (hal.xvi). Pada waktu itulah bersama Rivai Apin mereka bertiga melahirkan kumpulan puisi yang melegendaris Tiga MenguakTakdir, sayang ketika buku ini diterbitkan Balai Pustaka 1950, Chairil Anwar telah tiada. Mereka bertiga lah pelopor Angkatan '45.
- Karya-karya Chairil Anwar
1. Sajak-sajak 1942 - 1949
Beberapa sajaknya yang terkenal :
Menurut Asrul Sani sajak AKU ( dibuat Maret1943 )yang selalu dibawakan berapi-api dengan kepalan tertinju, bukanlah sajak pemberontakan, tapi sebuah pamitan yang getir dari ayahnya yang mencoba membujuk dia untuk kembali ke Medan tinggal bersama ayahnya. ia menolak dan memilih kehidupan yang jauh dari berkecukupan. (hal. xiii),
Sajak Cintaku jauh di Pulau dibuat thn. 1946. Pernah diangkat ke layar lebar dan dibuat musikalisasinya.
Sajak Doa yang syahdu ini dibuat tanggal 13 November 1943
Derai-derai Cemara
Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
sebelum ada akhirnya kita menyerah - ( 1949 )