30 September 2015

Hadji Murat
















Judul                  : Hadji Murat

Penulis               : Leo Tolstoy
Halaman            : 242 hal.
Penerjemah       : Hartono Hadikusumo
ISBN                   : 9791684464
Penerbit              : Narasi
My Rating            :  3 of 5 Stars


Awalnya saya mengira buku yang berjudul Hadji Murat ini karangan penulis lokal, jadi agak aneh dan tertarik ketika mengetahui bahwa buku ini karya Leo Tolstoy penulis sastra dunia asal Rusia yang terkenal . . ya merasa aneh karena judulnya memakai kata Hadji :D  Tapi ternyata memang Hadji Murat adalah seorang pemimpin muslim dari Chechnya yang saat itu sedang berperang dengan Rusia.


 Cerita dimulai ketika penulis  melihat sekelompok semak berduri  berbungan merah darah  didalam parit, di Rusia dinamai "Tatar" yang mengingatkan dia pada seseorang....Hadji Murat.


 Hadji Murat adalah sosok pemimpin Muslim dari pegunungan  Chechnya yang sepak terjangnya sangat berani disegani oleh bangsanya dan menjadi sosok yang menakutkan bagi Rusia lawannya. Tahun 1852 Haji Murat memutuskan untuk menyerahkan diri dengan persyaratan kepada Rusia, hal ini dia lakukan krena terjadi pertentangan dirinya dengan Shamil salah seorang pemimpin Chechnya yang menekan dan menghianati dirinya. Pihak Rusia sangat gembira menertima kedatangan Haji Murat yang akan bergabung dengan mereka, walaupun mereka masih mempertanyakan motivasinya. Sayang ada yang menghambat kelancaran kerja sama ini karena keluarga Hadji Murat masih berada di Chechnya dan dijadikan sandera oleh pihak Shamil. Gejolak keadaan yang tidak menentu dan banyak hal yang mengacaukan rencana, keresahan memikirkan nasib keluarga, ketidakpastian penerimaan pihak Rusia  menjadikan berbagai hal berkecamuk dalam pikiran Hadji Murat. Akhirnya hadji Murat memutuskan untuk bergerak sendiri dengan para pengikutnya, melarikan diri dari pihak Rusia untuk mencari dan menemukan keluarga yang dicintai yang masih berada dalam sandera Shamil
Akhir cerita nya  sungguh di luar dugaan...memilukan.

....Kematian inilah yang teringat olehku ketika aku menemukan semak berduri yang hancur di tengah-tengah ladang yang habis dibajak"  (hal. 237 )

------------------------------------------------------------------------------

Seperti buku Tolstoy yang pernah saya baca,seting ceritanya berjalan muram dan terasa misterius .  Penempatan note di bagian akhir buku sangat mengganggu buat saya karena terasa kurang efisien, harus membolak balik halaman jika ingin melihat arti kata yang kita baca. Saya sih lebih senang kalau ditaruh di bawah halaman sebagai footnote
Jalan ceritanya panjang dan bahasa  terasa berbelit, tapi jujur saya menyukainya.