31 Maret 2015

The fault in Our Stars



Judul                  : The Fault In Our Stars  (Salahkan Bintang-Bintang)
Penulis               : John Green
Penerjemah        : Ingrid Dwijani Nimpoeno
Tebal                   : 422 hal.
Penerbit              : Qanita
ISBN                    : 9786029225587
My Rating           : 3, 5  0f  5 Stars

Sudah lama sekali saya ingin membaca buku ini karena banyak mendengar /membaca komentar yang dilontarkan dan rating yang bagus.  Kebetulan BBI mengadakan posbar tentang buku yang diadaptasi menjadi film (atau sebaliknya )  maka kesempatan ini saya pergunakan untuk membaca bukunya.

Hazel Graze gadis beusia 16 tahun penderita kanker, awalnya kanker tiroid tapi kemudian menyebar ke paru-paru . Hidupnya  tergantung pada seperangkat peralatan medis berupa tangki oksigen  dan kanula, kemanapun dia pergi peralatan itu harus selalu mendampinginya : ......Tangki silinder hijau itu beratnya hanya beberapa kilogram, dan aku punya kereta baja kecil untuk menyeretnya di belakangku. Tangki itu mengantarkan  dua  liter oksigen untukku setiap menitnya melalui sebuah kanula, yaitu selang transparan yang bercabang persis di bawah leherku, melingkari bagian belakang masing-masing telingaku, lalu bersatu di lubang hidungku.... (hal. 16).

Beruntung Hazel mempunyai orang tua yang menyayangi dan merawatnya dengan baik, Ibunya  selalu menyuruh Hazel untuk mengikuti pertemuan mingguan  Kelompok Pendukung  yaitu kelompok yang peserta nya adalah anak-anak  penyandang kanker , kelompok ini   memberikan semacam terapi penguatan kepada para peserta. Anggotanya berganti-ganti karena diantara mereka ada yang harus 'pergi' lebih dulu.
Hazel enggan mengikuti  kegiatan ini karena dirasa membosankan, sampai suatu ketika dia berjumpa dengan Augustus Waters mantan pemain basket yang ganteng, August adalah survivor kanker osteosarkoma yang  telah kehilangan salah satu kakinya dan dinyatakan sudah 'bersih' dari penyakitnya . Hazel juga berteman dengan Isaac penderita kanker mata yang tidak lama lagi akan mengalami kebutaan.

Hubungan Hazel dan August berkembang, ada hubungan khusus di antara mereka, walaupun mereka berbeda sifat tapi keduanya sama berpikiran bahwa sebagai penderita kanker mereka tidak perlu dikasihani. Mereka mempunyai pikiran yang 'out of the box' dalam memandang kehidupan.  Mereka mempunyai gaya komunikasi sendiri,  komunikasi dengan bahasa yang kadang terdengar sarkastik. Mereka romantis dengan caranya sendiri.

"......bahwa aku hidup dengan kanker dan bukan sekarat gara-gara kanker, bahwa aku tidak boleh membiarkan kanker membunuhku sebelum kanker itu benar membunuhku......(hal. 165 )