09 Februari 2017

Selasa Bersama Morrie

Judul buku    : Selasa Bersama Morrie
Judul asli        : Tuesday With Morrie
Penulis           : Mitch Albom
Penerjemah   : Alex Tri Kantjono Widodo
Penerbit        : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah hal     : 209  hal.
ISBN            : 9786020334758
Rating            : 4 of 5 stars



Sudah lama saya berminat untuk  membaca buku ini, menurut pengamatan saya buku ini termasuk kategori buku 'abadi' banyak diulas dan diminati pembaca. Tanpa disangka awal tahun saya dapat hadiah buku ini senang sekali... pasti.

 " Hidup ini merupakan rangkaian peristiwa menarik dan mengulur. Suatu saat kita ingin mengerjakan satu hal, padahal kita,perlu mengerjakan seduatu yang lain...." (42).

Apakah kamu punya seorang guru yang sangat mengesankan, guru yang tidak hanya mengajar tapi membangkitkan semangat dan menginspirasi?  Mitch Albom punya.   Ya ia mempunyai  Morrie Schwartz, seorang maha guru yang pernah menjadi dosennya. Morrie bukan hanya menjadi guru biasa ketika mengajar tapi juga menjadi teman dan pembimbing yang menginspirasi,.. dan ternyata bukan hanya ketika dia menjadi mahasiswa tapi juga bertahun kemudian ketika mereka bersua kembali.  Morrie memberinya pelajaran tentang kehidupan.

Mitch mengenal Morrie sejak hari pertama kuliah, pada musim semi 1976.  Morrie memanggilnya dengan panggilan akrab -Mitch-, sedangkan  Mitch memanggil Morrie dengan sebutan -Coach-. Hubungan mereka sangat dekat. Kesukaan Morrie terhadap buku menular pada Mitch, mereka sering membicarakan buku- buku kesukaan Morrie atau pergi makan bersama di kafetaria. Ketika Mitch lulus kuliah pada penghujung musim semi 1979 dari Brandeis Unibersity di.Walthamm,  Massachusset,.mereka berpelukan dan Mitch berjanji untuk tetap saling berhubungan.
Tapi karena kesibukan, Mitch seakan lupa pada janjinya, sampa 16 tahun kemudian ia mendengar kabar tentang Morrie, kabar yang kurang menggembirakan, Morrie divonis menderita penyakit ALS (Amyotrophic lateral sclerosis)-sebuah penyakit ganas, yang menyerang sistem saraf, penyakit ini akan memggerogoti badan dan sistem sarafnya. Morrie tidak berkecil hati walau ajal akan segera menjemputnya., dia ingin  proses kematiannya menjadi proyeknya yang terakhir, dengan menjadikan dirinya sendiri sebagai objek penelitian.

Belajarlah dari lambat dan perlahannya proses kematianku. Perhatikan apa pun yang terjadi padaku. Belajarlah bersamaku.  (11 )

Mitch menemui Morrie, kedatangan Mitch seakan memberi semangat baru bagi Morrrie yg saat itu telah lemah dan duduk di kursi roda, kemudian mereka berjanji untuk bertemu setiap hari selasa..
Sejak saat itu setiap hari Selasa Mitch menempuh perjalanan jauh untuk menemui Morrie, dia menjadi saksi perkembangan penyakit Morrie dengan semakin melemahnya Morrie, .ikut menemani Morrie untuk shooting  acara TV yang membahas tentang keadaan Morrie. Setiap pertemuan dirasa sangat berharga bagi Mitch banyak ucapan dan perilaku Morrie yang menjadi pelajaran berharga bagi dirinya. Bagi Morrie keadaan sekarat bukan berarti tidak berguna. Morrie mengajarinya tentang :
- Dunia,
- Mengasihi diri sendiri,
-  Penyesalan diri,
- Kematian,
- Keluarga,
- Emosi,
- Ketakutan menjadi tua,

"Jika kalian terus berusaha melawan proses penuaan, kalian akan selalu merasa tidak bahagia, karena bagaimnapun itu akan terjadi." ( hal. 126 )

- Uang,
- Cinta yang tak padam,
- Perkawinan,
- Budaya,
- Maaf,
"Maafkan dirimu sendiri sebelum kau mati. Baru kemudian memaafkan orang lain."  ( hal. 175 )

- Hari yang paling baik..
- Terakhir saling mengucapkan perpisahan.


Bagi Mitch, Morrie adalah guru yang selalu ada dalam hatinya, kuliah-kuliahnya yang terakhir yakni setiap hari Selasa, di rumah Morrie , di dekat jendela sambil memandangi bunga-bunga adalah kuliah yangsangat berkesan, tanpa buku tanpa tugas yang harus dinilai tapi mengajarkannya makna hidup  yang diajarkan melalui pengalaman.

"Artinya, Kuliah ini tak akan pernah berakhir." ( hal. 207 )

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita  penuh dengan pelajaran tentang kehidupan. Mitch bercerita dengan gaya maju mundur dari masa-masa kuliah resmi berikut suasana pertemanan dengan Morrie, diselang seling dengan masa "kuliah" setiap hari Selasa bersama Morrie berikut perkembangan kesehatan dan hubungan pribadi yang semakin mendekatkan perasaannya pada Morrie. Mengalir dengan lancar tanpa kita harus membuka-buka halaman sebelumnya untuk mengingatkan sesuatu.

 "Setiap orang tahu mereka akan mati, tapi tak seorang pun percaya bahwa itu bisa terjadi pada mereka dalam waktu dekat."  ( hal. 85 )



Name in a book