20 Juni 2011

Tea for Two


Judul   : Tea for Two
Penulis : 
Tebal : 312 hal.
Penerbit  : Gramedia Pustaka Utama
My  rating :  3 of 5 Stars

         Tea For Two adalah nama sebuah perusahaan biro jodoh yang dimiliki oleh seorang wanita muda yang energik dan menarik bernama Sassy.

Sebagai seorang pemilik perusahaan , Sassy pastinya menginginkan hal yang terbaik untuk para kliennya mulai dari menjalin hubungan awal sampai masa pernikahan dan itu terbukti dengan semakin berkembangnya perusahaan dan semakin banyak klien yang berhasil diantar sampai ke jenjang pernikahan.

 Keberhasilannya dalam mengelola perusahaan ternyata   tak terjadi dalam kehidupannya sendiri.
Pernikahan yang sempurna dalam bayangannya tak sesuai dengan kenyataan yang dijalaninya. Masa pacaran yang romantis dengan Alan seorang pemuda tampan dan mapan yang dikenal lewat kliennya ternyata bertolak belakang dengan yang dialami pada masa pernikahan, bahkan sejak awal  pernikahan. Perlakuan Suami yang melecehkan baik secara fisik maupun mental telah dapat membalikan dunia Sassy. Perlakuan KDRT  ( Kekerasan dalam rumah tangga ) berupa kekerasan fisik dan mental ternyata dapat mengubah sikap dan pribadi seorang Sassy yang optimis dan penuh percaya diri menjadi pribadi yang lemah dan selalu menyalahkan diri sendiri. Sassy menjadi wanita yang tidak berdaya dalam menjalani hidup.

Berkat bantuan dan dorongan semangat dari para sahabat;  Naya, Nita, Rose, ibu tercinta dan bantuan terapi dari orang profesional dan teman-teman  yang mempunyai pengalaman yang hampir sama dalam berumahtangga, perlahan-lahan Sassy dapat mengembalikan rasa percaya diri dan semangat hidupnya sehingga muncul keberanian  dan  siap untuk bercerai dengan suami dan bangkit untuk mulai hidup baru lagi.

Apa yang istimewa dalam buku ini?

Walaupun cara  Clara Ng bercerita  dan jalan cerita dalam buku ini  biasa saja  tidak terlalu istimewa , namun ada yang bisa menyadarkan kita bahwa :

 * Ternyata sahabat-sahabat  Sassy lah yang membantunya keluar dari keterpurukan. Teman  yang baik adalah yang ada  dan siap membantu saat kita membutuhkan. - Itulah gunanya teman-

 * Perlakuan / pelecehan / KDRT dari orang terdekat akan sangat membahayakan  fisik dan terutama mental korban apalagi jika hal itu dilakukan terus menerus. Biasanya korban KDRT akan merasa  malu bila hal ini diketahui orang lain karena merasa hal ini sebagai aib keluarga. Pada kenyataannya hal ini banyak terjadi disekeliling kita, tanpa diketahui oleh orang sekitar, latent dan memang ada.

Apa yang harus kita perbuat jika mengetahui hal ini terjadi pada orang yang ada disekitar kita ? Terpanggilkah untuk membantu ?

6 komentar:

  1. Suka sedih kalo baca cerita kayak gini, hehehe

    BalasHapus
  2. Aku sempat ngikutin ceritanya di kompas. Tapi blom sempat baca pas udah jadi buku. Pengen baca buku ini

    Aku udah follow mba Nannia yah. :D

    BalasHapus
  3. Aku juga awalnya baca cerita di Kompas, kebetulan ada teman yang minjemin bukunya hehe

    Aku juga udah follow Aleetha :)
    Tmakasih ya

    BalasHapus
  4. saya suka buku ini.
    saya yakin realita juga nggak jauh dengan fiksi di buku ini, masalahnya: apa yang harus saya perbuat?

    BalasHapus
  5. apa ya; lapor ke polisi, kasih tau keluarganya, ajak konsultasi ke profesional- tergantung kedekatan kita sama si korban..
    yang mau bantu aja bingung apalagi korban nya :)

    BalasHapus