10 Juni 2011

Guru-Guru Keluhuran

Judul : Guru Guru Keluhuran
 Penulis :  St. Sularto
Penerbit :  Kompas Media Nusantara
Tebal :  311 hal.
My rating:  3 of 5 Stars

Cerita perjalanan hidup  dari 23 tokoh Indonesia yang mengalami 3 Zaman, yaitu : Zaman penjajahan Belanda (diselingi Inggris ), zaman penjajahan Jepang dan Zaman kemerdekaan. 

Masing-masing tokoh menceritakan sendiri kisah hidupnya, tapi tidak semua bisa berkisah dengan menarik sehinga  ada yang dilewati  ketika membacanya, mungkin karena memang bukan penulis cerita, walaupun begitu ada juga bebarapa yang menarik untuk dibaca dan bisa memberikan masukkan yang bermanfaat buat pembacanya.


Para tokoh ini dapat meraih impian mereka berkat perjuangan hidup dan keberhasilan dalam menempuh pendidikan tinggi ( ternyata memang pendidikan sangat perlu).rata-rata dari para tokoh ini berlatar belakang mapan,mempunyai orang tua yang terpandang dan mempunyai pandangan jauh ke depan sehingga nerasa perlu memberikan pendidikan yang terbaik walaupun pada masa sulit dan banyak rintangan.  Hanya beberapa yang berjuang juga untuk kehidupan materinya, mereka bersekolah sambil berusaha mencari nafkah untuk kehidupan diri dan keluarganya, diantaranya Ciputra, dari sinilah mungkin terasah bakat entepreneurnya.  

Menarik membaca cerita pada masa penjajahan Belanda, perghinaan dari bangsa Belanda yang menyamakan orang pribumi dengan anjing sehingga tidak diperbolehkan memasuki tempat-tempat tertentu, sangat menyinggung perasaan mereka, memicu rasa marah dan pada akhirnya menimbulkan rasa kebangsaan, rasa nasionalisme mereka.


Yang menarik pendapat dari Bapk. Daoed Joesoef tentang pendidikan saat ini :

_ Alih-alih membuat lembaga pelajaran untuk mewujudkan 'persamaan'(equality) dan 'kesetaran'(equity), malah lembaga-lembaga tersebut tanpa ragu menjadi penggemblengan kekastaan baru, yaitu gejala kefeodalan yang dulu justru mau dibasmi oleh para pencetus revolusi kemerdekaan. 

- Bahasa Indonesia yang sudah menjadi 'bahasa modern' menurut ukuran UNESCO yaitu bisa dipakai untuk membahas hal abstrak (ilmu pengetahuan, filosofi) kini resmi digantikan oleh bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar mata pelajaran tertentu di tingkat pendidikan menengah dengan alasan untuk kemajuan dan peningkatan daya saing. Padahal lihatlah Bangsa Jepang, Korea, Cina, mereka maju karena menghayati ide-ide kemajuan Zaman, mereka menguasai pengetahuan, ketrampilan dan teknikalitas yang bermutu di pasaran global.


Harapan para tokoh tentulah agar anak  bangsa ini tetap mempunyai impian untuk memajukan bangsa ini menjadi bangsa yang berbudaya, bisa bersaing dengan bangsa lain dengan melahirkan banyak entepreneur yang berbasis pendidikan dan tentu menjadi bangsa yang mandiri dan sejahtera. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar