Judul : Secangkir Kopi Bully
Penulis : Paresma Elvigro
Tebal : 192 hal.
Penerbit : Elex Media Komputindo
ISBN : 9786020249988
Kategori : Non Fiksi
My Rating : 3,5 of 5 Stars
...Jadi, bullying dalam makna harfiah itu berarti mnggertak dan mengganggu orang yang lebih lemah... (hal. 3 )
Peristiwa bully atau bullying kerap menjadi berita dan pembicaraan akhir-akhir ini. Kejadiannnya bisa terjadi di mana saja mungkin ada di sekitar kita, mungkin pula ada yang menimpa orang-orang yang kita kenal...betul.. kejadian itu pun pernah menimpa beberapa orang yang cukup dekat dengan saya. . waktu melihat buku ini, judulnya unik dan covernya menarik, saya langsung berminat untuk membacanya.
Secangkir Kopi Bully adalah pengalaman pribadi penulisnya.
Kisah dimulai dengan mendefinisikan apa yang dimaksud dengan bullying dengan merujuk berbagai sumber dan teori pakar, baik dari segi ilmiah maupun dari segi agama ( Islam ), dijelaskan mencakup : ciri - ciri pelaku, siapa yang berpotensi untuk melakukannya, siapa saja yang bisa menjadi korban, dampak yang ditimbulkan,dll.

( hal. 12)
Emma panggilan dari Peresma Elvigro mulai merasakan perlakuan bullying sejak kecil di tempat tinggalnya di Parepare, Sulawesi Selatan oleh anak-anak kampung sekitar rumahnya , begitu pun dimasa sekolah bahkan dimulai dari awal ..ya sejak Taman kanak-Kanak sampai di tingkatan selanjutnya. Ternyata kenakalan yang dilakukan masa TK menyebabkan dampak yang berbeda bagi setiap anak, ada yang bisa cepat melupakan tapi ada yang menjadi pengalaman buruk yang tak terlupakan terutama jika kejadiannya berulang-ulang.
Jika kita membiarkan pelaku melihat gurat ketakutan kita, maka mereka akan semakin beringas untuk melukai kita, lebih sering dan lebih dalam dari sebelumnya (hal. 10 )
Dalam bullying ini selain pelaku dan korban ada pula yang disebut Bystander atau partisipan :
Baystander adalah orang-orang yang berada disekeliling terjadinya tindakan bullying . Bystander tidak melakukan apa-apa untuk melerai atau menghentikan. (hal. 10 ).
Biasanya bystander ini :
- orang-orang yang anti bullying tapi tidak kuasa untuk menghentikannya,
- pihak yang mendukung bullying,
-hanya sebagai observer ( penonton ) yang tidak mengetahui bagaimana bullying terjadi di depan matanya.
Perlakuan buruk dari teman terus dialaminya ketika SD sampai SMA, penyebabnya pun beragam entah karena sebagai yunior, sebagai anak baru, sebagai anak yang pintar, atau sebagai anak yang taat peraturan yang dinilai berbeda dari anak lainnya.
Bulllying bukan hanya terjadi karena kamu melakukan hal-hal buruk atau keji, tapi juga hal-hal baik yang kamu punya - Jodee Blanco ( hal. 151)
Perlakuan buruk itu tidak hanya diterima dari temannya bahkan dari guru-guru tertentu yang seharusnya menjadi pengayom malah memperlakukannya dengan tidak bijaksana, misalnya guru acap melakukan tindakan diskriminasi, melakukan hukuman yang tidak tepat kadang cenderung mempermalukan , ada juga yang mengeluarkan kata-kata yang bisa menjatuhkan mental..Pengalaman dengan guru ini salah satunya dialami ketika kalah mengikuti suatu perlombaan, seorang ibu guru malah berkomentar tidak terpuji di depannya:
".......makanya, Pak. coba tadi si Emma diganti saja sama Tanny kan masih bisa menolong."...(hal. 121)...hufft ..( mata saya berkaca-kaca ketika membaca ini, membayangkan seorang anak yang sedang terpuruk karena kekalahan mendapat komentar yang menjatuhkan dari gurunya sendiri.)
Sungguh perbuatan yang jauh dari peran seorang pendidik. Tentu saja masih ada guru-guru yang baik dan memberikan perasaan aman layaknya sebagai pengayom yang bijaksana dan bisa menguatkan hati anak muridnya.