28 Agustus 2014

Si Kabayan


Judul Buku  :  Paradoks Cerita-Cerita Si Kabayan
Penulis          : Jakob Sumardjo
Tebal              :  154  hal.
Penerbit         : Yrama Widya
ISBN               : 9786022772057
My Rating     :  4 of 5 Stars

Si Kabayan adalah tokoh cerita  rakyat  Sunda ( Jawa Barat ). Hampir semua rakyat Jawa Barat pernah mendengar dongeng-dongengnya atau paling tidak pernah mendengar namanya.
Cerita si Kabayan biasanya bernuansa humor, seperti umumnya kebiasaan rakyat Jawa Barat yang humoris. Kabayan dikenal sebagai seorang yang berkarakter pintar-pintar bodoh, cerdik tapi tingkahnya yang sering menampakan kebodohan, kadang suka memperdaya orang dengan akal bulusnya. Mungkin bisa disamakan dengan Abunawas atau Nasaruddin Hoja
Buku ini bukan sekedar memuat cerita-cerita Si Kabayan tapi mengupas segala sesuatu dibalik cerita si Kabayan dari sisi awam maupun secara philosofis.

Buku ini bertolak dari tafsir bahwa cerita-cerita si Kabayan bukan cerita rakyat sederhana, tetapi mengandung paham tasawuf di belakangnya. (hal. iv)

Si Kabayan bukan hanya sosok konyol dan malas, tapi juga seorang yang cerdas, bijak, dan religius

Seperti seorang guru sufi cerita si Kabayan memberikan pencerahan bukan lewat kata-kata yang sudah dimengerti, tapi lewat perbuatan-perbuatan kecil dan sederhana, yang sifatnya jenaka, santai namun bermakna sangat dalam  (hal. viii)

Siapakah Si kabayan  ?


Si Kabayan hanyalah tokoh rekaan dari cerita-cerita simbolik yang beredar di tengah masyarakat pedesaan. Si Kabayan adalah sebuah 'metode' untuk menyampaikan ajaran atau kearifan yang dimiliki masyarakat Sunda. Meskipun tokoh dan setingnya lokal , dalam hal ini Sunda, namun nilai-nilai yang terkandung di dalamnya bersifat universal (hal. xi)

Si kabayan tokoh paradoks yang mempunya cerita paradoks juga.  Di sini dasajikan cerita-cerita si Kabayan disertai penafsiran dari penulis yang dibagi menjadi ;
A. Paradoks Metafisika,
B. Paradoks Pikiran,
C. Paradoks Perbuatan,
D. Paradoks Nafsu
E. Cerita dari koleksi Lina Maria Coster Wijsman ( disertasi beliau yang mengambil dari koleksi Snouck Hurgronje yang dikumpulkan di daerah Banten )

Contoh penafsiran-penafsiran dari cerita Si Kabayan

* Paradoks Nafsu

 Si Kabayan batal Sembahyang
Si Kabayan hendak sembahyang magrib di atas batu di pinggir kali. Baru mau mulai lewat nyi Asmi seorang janda muda yang cantik. Kabayan yang sudah mengucapkan 'ussali' (doa untuk niat sembahyang) tak tahan nafsunya ingin menegur si janda. lalu katanya "Ussali fardu Magribbi ..bi ..bi..bibi! Nyi Asmi menoleh dan berkata :"Kabayan batal sembahyang mu panggil-panggil bibi, lagi pula aku bukan bibi mu." 

Kita sendirilah si Kabayan. Apabila sedang mulai masuk  menghadap Allah , maka pikiran atau imajinasi kita bukannya kepada Allah, tetapi sering menyeleweng ke arah lain.
Pernah mengalami ?
Dalam cerita ini Kabayan memainkan diri sebagai lelaki universal. Dan sebagai lelaki Indonesia ia lekas berpikiran negatif terhadap mitos  tentang. anda muda.

*Paradoks pikiran

Si Kabayan Memetik Buah Nangka
Mertuanya kesal karena Kabayan kerjanya hanya tidur , lalu dia membangunkan Kabayan dan memaksanya untuk  memetik buah nagka tua di kebun. Kabayan pergi ke kebun dengan terpaksa karena masih mengantuk. Di kebun Kabayan memetik buah nagka yang paling tua, lalu pulang ke rumah setelah mencuci muka dan tangan di kali. Sesampainya di rumah mertuanya menanyakan nangkanya. kabayan heran kok nangkanya belum sampai, padahal kan sudah tua masa tidak tahu jalan. Kabayan masuk ke kamarn dan tidur lagi.  Mertuanya segera pergi ke kebun karena takut nangkanya dicuri orang.

Di sini Kabayan melawan otoritas orang tuanya yang secara budaya tidak boleh di lawan.
Letak paradoksnya adalah sikap ganda Kabayan  yaitu patuh kepada mertua sekaligus memerintah mertuanya untuk mengambil nagka ke kebun. Kabayan cerdas untuk membela kemalasannya, tapi dia memakai pikiran sesat untuk melindungi perbuatan sesat.



Banyak cerita-cerita lain yang membuka mata dan pikiran kita tentang cerita si Kabayan, bahwa cerita si Kabayan dapat dilihat  selain secara harfiah, dapat juga dimaknai kedalaman artinya. Dapat dipahami secara eksoteris maupun esoteris.
Pengantar dari  penyair Acep Zamzam Noor (kalau tak salah beliau juga dari kalangan keluarga pesantren di Tasikmalaya) sangat mencerahkan sehingga saya yang awam dapat mengetahui  sejarah masuknya Islam dan perkawinanya dengan budaya lokal yang salah satunya melahirkan cerita-cerita rakyat seperti si Kabayan yang bernuansa lokal tapi bersifat universal, semua diceritakan dengan cukup rinci dan menarik.


Direkomendasikan buat para peminat sejarah kebudayaan, antropologi dan para pencinta cerita rakyat (folklor).




4 komentar:

  1. Aku pernah baca cerita2 semacam ini yg meski karakternya beda, kisahnya agak sama. Mungkin namanya cerita rakyat ya, karena percampuran kebudayaan jadi ya diadaptasi juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya mungkin saja cerita-cerita rakyat itu saling mempengaruhi.
      :)

      Hapus
  2. wah bagus nih..
    dulu taunya kabayan disiarkan di TPI. tapi nggak tau ceritanya tentang apa, hehehe

    BalasHapus