18 Agustus 2011

Mahabbah Cinta Rabi'ah al-Adawiyah

Judul  : Mahabbah Cinta Rabi'ah  al-Adawiyah
Penulis : ,
Penerbit :  Bentang
Tebal  : 184 hal.
My  rating  : 4  of  5 Stars


Ra'biah al Adawiyah adalah seorang Sufi wanita yang Lahir di Basrah Irak sekitar thn. 714 M.
Sebagian sufi menjadikan cinta sebagai ajaran pokok dalam tasawuf, khususnya ajaran Ra'biah adalah tentang Cinta Ilahi.
Sejak dia memperkenalkan ajaran ini, cinta Allah menjadi perbincangan kaum sufi . Sebelumnya yang menjadi perbincangan utama adalah khauf ( rasa takut ) dan raja' ( pengharapan ).

Ketika Rabi'ah melihat orang disekitarnya tekun beribadah karena takut terhadap siksa neraka dan sangat mendambakan kebahagiaan di surga, Rabi'ah berusaha meluruskan bahwa takut dan harap  itu bukan atas neraka dan surga, tetapi karena Allah SWT. 
Mendekatkan diri pada Tuhan bukan lagi tindakan mencari surga maupun neraka; tapi karena cinta. Kebesaran dan keagungan Tuhan bukan lagi kekuatan yang menakutkan, tapi keindahan abadi.
Ra'biah juga disebut sebagai orang pertama yang menjadikan Cinta Ilahi sebagai obyek utama puisi  yang  banyak berpengaruh dan diikuti  oleh sebagian besar  tokoh-tokoh sufi generasi berikutnya.


Aku mengabdi kepada Tuhan
bukan karena takut neraka...
bukan pula karena mengharap masuk surga ...
Tetapi aku mengabdi, karena cintaku pada-Nya


Ya Allah, jika aku menyembah-Mu
karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya
dan jika aku menyembah-Mu
karena mengharap surga, campakanlah aku darinya
Tetapi, jika aku menyembah-Mu,
demi Engkau semata, janganlah Engkau enggan
memperlihatkan keindahan wajah-Mu
yang abadi padaku

-----......------

Alangklah buruknya,
orang yang menyembah Allah
karena mengharap surga
dan ingin diselamatkan dari api neraka


Seandainya surga dan neraka tak ada
Apakah engkau tidak akan menyembah-Nya?

aku menyembah Allah
karena mengharap ridha-Nya
nikmat dan anugerah yang diberikan-Nya
sudah cukup menggerakkan hatiku
untk menyembah-Mu



..

Allah menutup hati makhluk-Nya
Dengan hijab yang sedemikian halus
Para ulama terhalang karena keluasan ilmunya
Para zuhud terhijab karena amalnya
Para hukama tak mampu menembus
karena kehalusan hikmahnya
Orang arif tak ada yang menghalangi karena mereka menempatkan hati
dalam cahaya cinta ilahi

 Puncak kemuliaan dan kenikmatan bagi batin manusia, tidak lain adalah menjangkau dan mengalami keindahan Cinta Ilahi.


1 komentar: