Judul : Gelang Giok Naga
Penulis : Leny Helena
Tebal : 319 hal.
Penerbit : Qanita, Bandung
My rating ; 4 of 5 stars
Buku ini sudah lama direkomendasikan oleh teman, ternyata
kesempatan baru datang saat ini, tapi tidak terpengaruh dengan lamanya
waktu karena buku ini bukan jenis buku yang gampang basi.
Kebetulan buku ini saya baca disekitar Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh
cocok sekali dengan kisahnya yang menceritakan tentang kehidupan etnis
Tionghoa dari jaman kekaisaran di Cina sampai jaman reformasi di
Indonesia.
Istimewa nya semua tokoh utama adalah
wanita. Wanita-wanita yang menjadi fokus cerita adalah pemilik Gelang
Giok Naga , ada pertalian darah diantara mereka walaupun dengan
rentang waktu yang sangat jauh dan diperoleh dengan cara yang
berbeda-beda. Mereka adalah wanita-wanita yang dapat mempertahankan dan
mengisi hidupnya dengan keberanian, keuletan dan perjuangan pada
masanya masing-masing.
Bermula dari Yang Kuei Fe seorang
selir kesayangan Jia Shi salah seorang kaisar Cina pada masa dinasti
Ching sekitar thn. 1723. Ketika sang kaisar terbunuh Yang Kuei Fei
yang sedang hamil lari bersama salah seorang Kasim yang bernama Fu.
Tidak lupa dia membawa beragam perhiasan termasuk sepasang gelang
terbuat dari batu giok murni dengan hiasan naga emas.
Seiring
waktu bergulir kira-kira awal abad 20 pengarang menceritakan dua orang
wantita bernama A Sui dan A Lin,kehidupan mereka diceritakan secara
begrantian dengan lancar dan tidak membuat bingung pembacanya.
A Sui dan A Lin berasal dari keluarga miskin. Pada thn . 1947 A Sui
menyusul suaminya ke Batavia, sedangkan A Lin juga pergi ke Batavia
karena dijual oleh ibunya , pada saat itu orang tua biasa menjual
anaknya karena desakan ekonomi dan mengharapkan perbaikan kehidupan
untuk anaknya tersebut.
A Lin ketika datang ke Batavia pada
usia 9 thn. Dipekerjakan pada seorang nenek untuk mengurus babi, bahkan
makan dan tidur pun di kandang babi. Ketia umur 15 th, dia dijual dan
dijadikan nyai oleh seorang Belanda, kehidupannya secara ekonomi dan
sosial berubah drastis sampai akhirnya si tuan pulang ke negeri
Belanda. Dengan modal dari suaminya yang baru Alin berusaha sendiri dan
berhasil meningkatkan perekonomian keluarganya bahkan menjadi
rentenir dengan harta yang banyak.
Sedangkan A Sui bersama suaminya
berhasil membina rumah tangga dengan baik. Akan tetapi sepeninggal
suaminya dia jatuh miskin. A Sui berjuang demi kehidupan anak-anak
biarpun miskin dia berusaha menyekolahkan anak-anaknya , untuk
menyekolahkna anaknya dia menggadaikan harta warisan dari ibunya berupa
sepasang gelang giok naga, dan gelang itu digadaikan kepada nyonya kaya
yang tidak lain adalah A Lin.
Hubungan A Sui dan A LIn kurang
baik , A Sui menganggap A Lin sebagai orang kaya yang sombong dan A Lin
menganggap A Sui sebagai orang miskin yang sombong tidak mau
menunjukkan rasa hormat kepadanya. Anehnya anak-anak mereka berteman
baik , Anak sulung A Sui dan anak sulung A Lin akrab sejak kecil bahkan
mereka membuat usaha bersama di daerah Glodok , usaha mereka maju dan
berhasil mempunyai toko dan mobil. Yang paling tak terduga Sui Giok
anak bungsu A Sui hamil oleh Bun Kun anak bungsu A Lin. Walaupun kedua
orang tua tidak setuju tapi Bun Kun memaksa ibunya untuk melamar Sui
Giok akhirnya mereka dinikahkan.
Pada tahun 1976 Sui Giok
melahirkan, mereka tidak mau memberi anaknya dengan nama Cina karena
takut jika anaknya besar nanti susah masuk sekolah dan mencari
pekerjaan , anak itu diberi nama Swanlin gabungan dari A sui dan A Lin
nama kedua neneknya.
Swanlin tumbuh menjadi gadis pemberani dan
tidak sombong meskipun dia dari keluarga berada tidak segan dia
menjadikan anak-anak kampung yang menjadi tetangganya sebagai teman
sepermainan. Ketika menjadi mahasiswa sekitar thn. 1998 terjadi
pergolakan di Indonesia banyak dari etnis Cina yang menjadi korban,
Swanlin tidak gentar, dia menjadi salah satu aktifis mahasiswa yang
membantu korban-korban kerusuhan .
Walaupun dengan jalan yang
berliku akhirnya Swanlin disetujui menikah dengan seorang teman sesama
aktifis, mahasiswa keturunan Batak bernama Ruli.
Pada hari pernikahan
itulah kedua nenek yang kerap berseteru duduk berdampingan . Pada saat
itu pulalah A Lin mengeluarkan sepasang gelang Giok Naga yang ternyata
selama ini masih disimpannya, dengan persetujuan A Sui dia memberikan
gelang itu kepada Swanlin.
Swanlin bersama Ruli suaminya sempat
pergi ke negri Cina ke negri leluhur Swanlin, cerita selanjutnya
bergulir dan berakhir.. diluar dugaan…...., di akhir cerita Gelang Giok Naga
itu dapat dilihat di sebuah museum.
Gelang Giok naga yang
melambangkan kekuatan dan kelembutan menjadi benang merah dalam kisah
ini, tentang kekuatan dibalik kelembutan , tentang keberhasilan dibalik
kerapuhan wanita
Pengarang berhasil menceritakan kisah tentang
perkembangan adat budaya etnik Cina; dimulai dari cerita tentang batu
giok, legenda naga, cinta dan intrik di jaman kekaisaran Cina ,
kehidupan mereka di Batavia pada masa penjajahan Belanda sampai
kehidupan yang dialami pada masa reformasi di Indonesia dengan segala
macam problem yang harus dihadapi, tapi pengarang sebagai seorang etnis
Tionghoa pun tidak lupa melakukan otokritik terhadap kebiasaan mereka
yang sukar untuk berbaur.
Seseorang pernah berkata, menjadi Cina
di Indonesia sungguh susah, kau harus menunjukkan kalau kau lebih
nasionalis dari pribumi asli.( Hal. 280)
Menarik untuk dibaca !
14 Februari 2012
02 Februari 2012
Madre
Judul : Madre
Penulis : Dee
Penerbit : Bentang Pustaka
Tebal : 162 hal.
My rating : 3 of 4 Stars
Ketika melihat tampilan covernya di GoodReads saya tertarik untuk membacanya, beruntung dapat kesempatan membaca gratis :)
Nasib memang tidak dapat diperkirakan, itulah yang dialami Tansen
ketika mendapat warisan dari seseorang yang tidak dikenal ( waktu kecil
saya dan teman-teman suka menghayal mendapat warisan dari orang kaya :). Bingung begitulah yang dirasakan Tansen yang tinggal di Bali
ketika dia harus berada di Jakarta di tengah tempat pemakaman orang
Tionghoa. Ya.. Tansen seorang pemuda yang berkulit gelap dan
berpenampilan urakan itu akan mendapat warisan dari orang yang hari
itu dimakamkan bernama Tan Sin Gie , Tansen tidak habis pikir apa
hubungannya dengan yang meninggal ini. Kejanggalan mulai terkuak
sedikit demi sedikt ketika oleh pengacara pak Tan dibawa ke sebuah bekas
toko yang berupa bangunan tua berlantai dua di daerah Jakrta tua. Di
sana dia disambut oleh Pak Hadi , seorang kakek berumur 80 an, dari
pak Hadi inilah muncul cerita mengejutkan mengenai latar belakang
dirinya.
Bagaimana rasanya ketika kita tiba-tiba berubah asal usul dalam sekejap . Tansen tiba-tiba saja mengetahui bahwa dalam dirinya mengalir darah Tionghoa yang berasal dari Tan Sin Gie yang ternyata adalah kakeknya. Kakek dan neneknya yang bernama Laksmi dulunya ternyata adalah pengusaha roti dan ia ingin mewariskan sesuatu kepada keturunan mereka satu-satunya yang masih hidup yaitu Tansen. Apakah yang diwariskannya?, ternyata bukan berupa harta atau benda mewah tetapi...Madre, apakah Madre itu ( harusnya ini merupakan kejutan, sayang saya tidak terkejut ketika mengetahui arti madre karena sudah membaca beberapa review buku ini ). Madre adalah biang roti yang dibuat oleh Laksmi neneknya dan umur madre itu sudah lebih tua dari ibunya Tansen. Dari Madre ( dalam bahasa Spanyol artinya ibu ) inilah toko roti ini bisa membuat roti-roti yang enak, dan madre ini akan bertahan terus layaknya mahluk hidup bila dipelihara dengan baik..bagaimana bisa...? Pak Hadi dengan caranya menceritakan semua hal dari awal dengan lugas dan kadang mengejutkan Tansen.
Bagaimana akhir kisah antara Tansen dan Madrenya, yang semula dia tolak mentah-mentah karena merasa tidak ada minat dan bakat dalam hal per-rotian. Bagaimana cerita dan perilaku pak Hadi yang bisa membuat bimbang Tansen untuk mengambil keputusan..bacalah bukunya :)
Membaca cerita tentang seluk beluk roti ini sambil membayangkan harumnya roti-roti fresh buatan tangan-tangan ahli yang trampil, membuat saya membayangkan bentuk dan harumnya roti jaman dulu, teringat bitter ballen juga roti tawar waktu itu yang mempunyai lapisan kulit coklat tua dengan bentuk ‘seksi’ dan teringat aroma khas toko-toko roti jaman dulu di Bandung . Suka juga dengan tokoh pak Hadi orang tua yang masih cekatan, setia dan sangat mencintai pekerjaannya.. tipikal pekerja jaman dahulu.
Madre ini salah satu cerpen diantara kumpulan cerpen dan beberapa puisi di buku ini , memakan halaman yang banyak untuk sebuah cerpen, tapi idenya dengan roti- roti itu sangat menarik.
Selain Madre yang lumayan bagus adalah cerpen ‘ Menunggu layang-layang’ kisah Che yang hidupnya serba teratur dan sahabatnya Starla yang hidup sepertinya tanpa aturan. Kisah yang panjang berliku dengan ending yang....
Sedangkan beberapa puisinya, saya baca sambil lalu karena tidak begitu menarik perhatian.
Bagi saya, ada yang beda buku Dee yang ini dengan buku Dee yang lain
Penulis : Dee
Penerbit : Bentang Pustaka
Tebal : 162 hal.
My rating : 3 of 4 Stars
Ketika melihat tampilan covernya di GoodReads saya tertarik untuk membacanya, beruntung dapat kesempatan membaca gratis :)
Bagaimana rasanya ketika kita tiba-tiba berubah asal usul dalam sekejap . Tansen tiba-tiba saja mengetahui bahwa dalam dirinya mengalir darah Tionghoa yang berasal dari Tan Sin Gie yang ternyata adalah kakeknya. Kakek dan neneknya yang bernama Laksmi dulunya ternyata adalah pengusaha roti dan ia ingin mewariskan sesuatu kepada keturunan mereka satu-satunya yang masih hidup yaitu Tansen. Apakah yang diwariskannya?, ternyata bukan berupa harta atau benda mewah tetapi...Madre, apakah Madre itu ( harusnya ini merupakan kejutan, sayang saya tidak terkejut ketika mengetahui arti madre karena sudah membaca beberapa review buku ini ). Madre adalah biang roti yang dibuat oleh Laksmi neneknya dan umur madre itu sudah lebih tua dari ibunya Tansen. Dari Madre ( dalam bahasa Spanyol artinya ibu ) inilah toko roti ini bisa membuat roti-roti yang enak, dan madre ini akan bertahan terus layaknya mahluk hidup bila dipelihara dengan baik..bagaimana bisa...? Pak Hadi dengan caranya menceritakan semua hal dari awal dengan lugas dan kadang mengejutkan Tansen.
Bagaimana akhir kisah antara Tansen dan Madrenya, yang semula dia tolak mentah-mentah karena merasa tidak ada minat dan bakat dalam hal per-rotian. Bagaimana cerita dan perilaku pak Hadi yang bisa membuat bimbang Tansen untuk mengambil keputusan..bacalah bukunya :)
Membaca cerita tentang seluk beluk roti ini sambil membayangkan harumnya roti-roti fresh buatan tangan-tangan ahli yang trampil, membuat saya membayangkan bentuk dan harumnya roti jaman dulu, teringat bitter ballen juga roti tawar waktu itu yang mempunyai lapisan kulit coklat tua dengan bentuk ‘seksi’ dan teringat aroma khas toko-toko roti jaman dulu di Bandung . Suka juga dengan tokoh pak Hadi orang tua yang masih cekatan, setia dan sangat mencintai pekerjaannya.. tipikal pekerja jaman dahulu.
Madre ini salah satu cerpen diantara kumpulan cerpen dan beberapa puisi di buku ini , memakan halaman yang banyak untuk sebuah cerpen, tapi idenya dengan roti- roti itu sangat menarik.
Selain Madre yang lumayan bagus adalah cerpen ‘ Menunggu layang-layang’ kisah Che yang hidupnya serba teratur dan sahabatnya Starla yang hidup sepertinya tanpa aturan. Kisah yang panjang berliku dengan ending yang....
Sedangkan beberapa puisinya, saya baca sambil lalu karena tidak begitu menarik perhatian.
Bagi saya, ada yang beda buku Dee yang ini dengan buku Dee yang lain
05 Januari 2012
Sepuluh Anak Negro
Judul : Sepuluh Anak Negro
Judul Asli : And Then There Were None
Penulis : Agatha Christie
Penerjemah : Mareta
Tebal : 264 hal.
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
My rating : 4 of 5 Stars
Buku ini adalah salah satu buku favorit diantara buku-buku Agatha Christie lainnya, walaupun bukan untuk pertama kali membaca buku ini tapi saya masih dapat menikmati sensasinya.
Ada beberapa hal yang unik dari buku ini. Pertama; dari Judul bukunya; pada terbitan awal judulnya adalah Sepuluh Anak Negro ( Ten Little Niggers )kemudian pada edisi yang lebih baru judulnya menjadi And Then There Were None , alasannya mungkin agar tidak dianggan rasis. dan ketika diangkat ke layar lebar film nya berjudul Ten Little Indians. Kedua; dari segi cerita di sini pembaca tidak akan bertemu dengan detektif yang jadi trade mark AC, karena di buku ini tidak ada Hercule Poirot yang cerdas atau Miss Marple yang cermat. ya... inilah cerita detektif tanpa detektif.
Cerita dimulai dengan berkumpulnya sepuluh orang disebuah pulau kecil yang bernama Pulau Negro atas undangan seseorang yang ‘dirasa’ pernah kenal dengan mereka. Mereka ini adalah :
1. Justice Wargrave; seorang mantan hakim
2. Vera Claythorne ; seorang perawat
3. Philip Lombard; seorang petualang
4. Emily Brent, seorang wanita tua yang sangat disiplin dan kaku
5. Macarthur. seorang pensiunan jendral
6. Armstrong, seorang dokter yang sangat terkenal
7. Toni Marston, seorang pemuda yang penuh percaya diri
8. Blore, seorang mantan polisi
9.& 10. Tuan dan Nyonya Rogers, suami istri pembantu rumahtangga di Pulau Negro
Ketika tiba di Pulau Negro semua baru menyadari bahwa tak seorangpun dari mereka pernah bertemu dengan pemilik rumah yang menyurati mereka termasuk kedua pembantu rumah tangga yang hanya menerima instruksi lewat surat.
Walaupun tidak ada tuan & nyonya rumah mereka mendapatkan pelayanan yang baik,karena semua keperluan untuk makan dan sebagainya sudah dipersiapkan dengan lengkap . Masing-masing memperoleh kamar yang nyaman, dan uniknya di setiap kamar ada sebuah sajak yang dibingkai , sajak anak-anak yang cukup terkenal :
Sepuluh anak Negro makan malam; seorang tersedak tinggal Sembilan.
Sembilan anak Negro bergadang jauh malam; seorang ketiduran, tingal delapan.
Delapan anak Negro berkeliling Devon; seorang tak mau pulang, tinggal tujuh;
Tujuh anak negro mengapak kayu; seorang terkapak, tinggal enam.
Enam anak Negro bermain sarang lebah; seorang tersengat, tinggal lima.
Lima anak negro ke pengadilan; seorang ke kedutaan, tinggal empat.
Enam anak negro pergi ke laut; seorang dimakan ikan hering merah, tinggal tiga.
Tiga anak Negro pergi ke kebun binatang; seorang diterkam beruang, tinggal dua.
Dua anak negro duduk berjemur; seorang hangus, tinggal satu.
Seorang anak Negro yang sendirian; menggantung diri, habislah sudah.
Ternyata apa yang tertulis dalam sajak tersebut terjadi pada mereka , satu persatu mereka meninggal secara misterius, sehingga terjadi saling curiga diantara sesama penghuni karena di pulau itu tidak ada orang lagi selain mereka, dan kebingungan bertambah selain kengerian mencekam, hubungan ke dunia luarpun terputus karena sedang terjadi badai. Urutan-urutan penyebab kematian sama dengan apa yang tertulis di sajak, membuat pembaca ikut merasakan sensasi dan menebak-nebak siapakah yang menjadi pembunuh diantara mereka, tapi akhirnya ternyata semua meninggal, ..
Jadi siapakah pembunuh misterius tersebut padahal di pulau tidak ada orang lain selain meraka …??
Bagi yang penasaran silakan membaca, bagi yang sudah membaca dan lupa ceritanya mudah-mudahan bisa mengingatkan lagi, dan bagi penggemar fanatik AC yang mengingat detail cerita silakan bernafas lega karena pasti sudah tahu siapakah dia ..:)
16 Desember 2011
Samawi

Pengarang : Damien Dematra
Tebal : 158 hal.
Penerbit : Birde Publishing
My Rating : 3 of 5 Stars
Buku ini sesuai judulnya "Samawi" berkisah tentang persahabatan 3 orang yang berbeda agama . Persahabatan lintas agama "Samawi" (agama--agama dari keturunan Nabi Ibrahim )yang berjuang dalam iman masing-masing menghadapi berbagai peristiwa dan cobaan, mereka mencari harapan bahwa masih ada secercah perdamaian diantara runcingnya perbedaan.
Persahabatan dimulai ketika mereka masih anak- anak mengikuti orangtua masing-masing tinggal di New York. Zakaria anak Indonesia yang mengikuti ayahnya seorang diplomat, Yavin seorang anak Amerika keturuna Yahudi dan Anthony anak pedagang kaya dari Indonesia. Dari nama dan asal mereka dapat diperkirakan agama apa yang mereka anut, ya ..Zakaria beragama Islam, Yavin penganut Yahudi dan Anthony pemeluk Nasrani.
Walaupun tahu mereka berbeda tak ada masalah bahkan dengan keluguan dan kepolosan mereka kadang menemukan persamaan -persamaan dari agama meraka yang berbeda
Kadang sebagai anak mereka mempertanyakan dan membahas mengapa agama mereka yang berasal dari satu keturunan tapi menjadi sangat berbeda walapun di beberapa bagian ada yang bersinggungan, dengan pengetahuan yang masih terbatas mereka berusaha menipiskan perbedaan, kalaupun tidak bisa mereka akan tetap bermain sebagaimana remaja lainnya. Selain mereka bertiga adapula teman wanita yaitu Aqila seorang peranakan Amerika-Irak yang menjadi teman yang menyenangkan bagi Zakaria. Sungguh persahabatan yang menyenangkan.
Tahun 1980 ketika Zakaria berusia 14 thn....tibalah perpisahan itu, karena ayah Zakaria telah selesai masa kerjanya di New York dan akan ditugaskan di tempat lain. Perpisahan yang tentu sangat menyedihkan bagi para remaja ini setelah menjalin persahabatan selama 7 tahun.
Zakaria kemudian belajar di pesantren milik kakeknya di Yogya, sedangkan ketiga temannya masih di New York untuk beberapa lama. Selama perpisahan kontak masih terjalin melalui surat (belum ada email apalagi FB ya ? ), walaupun kemudian ada masa mereka saling kehilangan jejak tapi tidak buat Zakaria dan Aqila karena ternyata ada benih kasih diantara mereka.
Seiring tahun berjalan mereka menempuh kehidupan masing-masing; Anthony makin memperdalam pengetahuan agamanya , apalagi setelah pastor yang menjadi panutannya tewas dalam suatu kerusuhan, keinginannya menjadi pastor bertambah kuat, walaupun terjadi pergulatan batin ketika menyangkut Kennedy, wanita yang selama ini menarik hatinya, tapi keinginannya untuk menjadi pastor menjadi pilihannya bersamaan dengan kepulangannya ke Jakarta karena usaha ayahnya mulai tidak menguntungkan. Anthony masuk seminari , sekolah calon pastor.
Yavin berkenalan dengan Angela tetangga baru yang tinggal di bekas rumah Zakaria . Keduanya langsung akrab mereka berteman dekat sampai memasuki jenjang perguruan tinggi ada ketertarikan diantara mereka tapi Yavin sebagai penganut Yahudi berprinsip harus menikah dengan orang yang seagama, sedangkan Angela adalah seorang Amerika yang walaun bukan ateis tetapi tidak menganut agama apapun. Akhirnya mereka berpisah sementara karena Yavin yang akan melanjutkan sekolah rabbi harus memperdalam agamanya dulu di Israel..
Bagaimana dengan Zakaria? , dia melanjutkan pelajarannya ke Mesir. Pada musim gugur 1987 Zakaria tak dapat menahan kerinduannya pada Aqila, dia ingin kepastian , setelah menghitung uang simpanannya dia terbang ke New Have, Connecticut untuk menemui Aqila yang sedang kuliah di sana. Pertemuan ini memastikan hubungan mereka akan terus berlanjut.
Akhirnya Zakaria menikahi Aqila mereka tinggal di Indonesia sementara Aqila bekerja dan mengambil doktoralnya di Amerika, sehingga Zakaria sering bolak balik Amerika- Indonesia. Yavin menikahi Angela yang bersedia memeluk agama Yahudi, sedang Anthony menjadi seorang Pastor yang mengabdikan dirinya di daerah-daerah terpencil.
Thn. 2001..Zakaria bersama anaknya Sahara menjemput istrinya ke Amerika, mereka langsung ke New York sedangkan Aqila masih berada di Boston dan segera terbang ke NewYork, mereka telah merencanakan pertemuan itu tapi …peristiwa itu terjadi Angela mengalami kecelakaan dalam sebuah tragedi yang sangat mengerikan… ( tragedi apakah itu ? ..silakan tebak, sudah diberi ‘clue’ :D )
Zakaria terguncang karena kejadian ini, terpuruk dalam kesedihan yang dalam.
Zakaria akhirnya aktif berorganisasi kembali. Kemampuannya memimpin dengan pengetahuan agama yang luas menjadikan suaranya didengar oleh jamaah maupun rekan. Saat terjadi kekacauan dan pertentangan antar umat beragama , maka Zakaria Hermawan selalu diminta berbicara untuk menenangkan umat. Ia sering pergi ke pelosok-pelosok negri bebicara tentang toleransi dan kerukunan. Karena kegiatannya inilah dia bisa bertemu kembali dengan Anthony yang sebagai pastor berpengalaman di daerah terpencil sering dimintai pendapat tentang kerukunan beragama
Pertemuan yang mengharukan… kemudian mereka menemukan jejak Yavin melalui internet ( nah mulai ada situs pertemanan ) ..Beberapa bulan kemudian mereka menunggu kedatangan Yavin di Bandara Sukarno-Hatta. Pertemuan penuh nostalgia yang memberi rasa haru dan bahagia.
Cerita selanjutnya seharusnya dapat memberi kejutan bagi pembaca, sayang penulis ( entah disadari atau tidak ) memberi ‘clue’ yang dapat ditebak oleh pembaca yang jeli..
---------------------------------------------------------------------------------------------
Ide cerita yang menarik dan pesan yang jelas, sayang pembahasan hanya di permukaan dan jalan cerita terasa kurang ‘menggigit’, ibarat makanan yang sering kita temui kurang variasi tapi dikasih bumbu enak sayang bumbunya cuman di atasnya saja tidak sampai meresap jadi kurang ‘yummy ‘ :D
Mungkin nanti akan ada lagi yang membuat novel dengan pesan sama dengan penyampaian lebih mendalam tapi jangan sampai terasa menggurui seperti kebanyakan novel dakwah yang marak beberapa waktu yang lalu ... !
01 Desember 2011
Selingkuh : Kumpulan Puisi

Penulis : A. Slamet Widodo
Tebal : 167 hal.
Penerbit : Precil Production
My rating : 3 of 5 Stars
Saya tidak piawai mengapresiasi puisi, tapi bisa menikmati yang dapat dimengerti oleh pikiran dan dapat dihayati oleh perasaan saya.
Menurut Sapardi Djoko Dhamono dalam kata pengantarnya; Slamet Widodo mengambil gaya glenyengan dalam puisinya. Ada perbedaan antara sindiran dan glenyengan, sindiran disampaikan dengan tidak langsung sedangkan glenyengan lebih terbuka , isinya merupakan 'hiburan' yang menyampaikan 'pesan' yang tidak selalu bebas dari ambiguitas.
Slamet Widodo menulis kumpulan pusinya dengan tema fenomena sosial,kemasyarakatan. Tidak memakai isyarat atau pertanda sebagai pilihan kata, kata2nya banyak yang jenaka, hiburan yang menyampaikan pesan.
Tentang SELINGKUH...
.................
lelaki ketika berselingkuh
ada yang sukan jajan sate
ada yang suka piara kambingnya
ada yang tak suka sate
juga tak suka piara kambingnya
tapi tiba-tiba menghamili pembantunya !
Pada dasarnya lelaki pingin selingkuh
ada yang tak berani
karena takut istri
ada yang tak berani
karena takut dosa tak terampuni
ada yang tak berani
karena pipitnya tak bisa bernyanyi
..............................
AA JUGA MANUSIA...
................
Kasus Aa adalah credit point buat suami
"Aa saja bisa khilaf apalagi kami para suami"
para suami salut pada aa
karena ternyata selera aa bagus
cantik tinggi seksi
seperti selera kebanyakan lelaki
seperti selera para suami
NEGARA MEMISAHKAN MEREKA...
........................
Negara mewajibkan warganya
bila kawin dapat akte perkawinan syaratnya menganut agama
yang ditentukan oleh negara
bagi pengikut aliran kepercayaan
kandang resmi yang bernama pernikahan
itu hanyalah impian
itu hanyalah khayalan
PALU KEADILAN
Ketika pekerja pukulkan palu
tembok bata hancur jadi debu
palu pekerja hasilnya pasti dan tentu
ketika hakim ketukan palu
tembok keadilan adakah di situ ?
belum tentu
...............................
TEMPE
Dianggap sepele
manfaatnya gede
bahan bakunya kedele
diberi ragi menjadi tempe
Orang Jawa menemukan
orang Jepang mematenkan
kita bingung kan?
.....................................
02 November 2011
Vita Brevis
Judul : Vita Brevis : Sebuah Gugatan dari Cinta
Penulis : Jostein Gaarder
Penerjemah : VAM Kaihatu
Tebal : 154 hal.
Penerbit : Jalasutra
My Rating : 3,5 of 5 Stars
Penulis : Jostein Gaarder
Penerjemah : VAM Kaihatu
Tebal : 154 hal.
Penerbit : Jalasutra
My Rating : 3,5 of 5 Stars
Vita brevis est, Floria ... Suka
banget kalimat ini :).
Buku ini sebetulnya mungkin tidak seutuhnya
sebagai karya Jostein Gaarder karena dia
menerjemahkan surat panjang yang ditemukan
ketika musim semi 1995 mengunjungi sebuah pameran buku di
Buenos Aires, Argentina. Dia tertarik
ketika melihat sebuah kotak arsip merah dengan label Codex Floriae, yang ternyata berisi surat dari seorang perempuan (dibuat pada abad
ke 5) yang bernama Floria Aemilia kepada
mantan kekasihnya yang dia panggil Aurel
- lebih dikenal dengan nama Santo
Agustinus - seorang Bapak gereja yang sangat berpengaruh . ( Awalnya Gaarder ragu akan keasliannya tapi
setelah diperiksa dia yakin bahwa manuskrip itu asli )
Surat ini berupa tanggapan untuk
buku “Pengakuan” ( The Confession ) yang dibuat oleh Santo Agustinus. The Confession berisi pengakuan dari
Agustinus bahwa dimasa lalunya dia pernah menjalin kasih dan mempunyai anak dari seorang perempuan yang tidak dia sebutkan namanya. Diperkirakan Floria inilah perempuan yang dimaksud.
Floria tidak hanya menggugat
pandangan pribadi Santo Agustinus tetapi juga persoalan iman, makna hubungan,
dll. ( Secara kebetulan aku baca buku ini setelah baca buku lain yang sama-sama
mempermasalahkan cara beragama walaupun dengan konteks dan cara penyampaian yang
sangat berbeda )
Vita brevist est Floria
( Hidup ini singkat Floria )
Kalimat inilah yang sering diucapkan
oleh Santo Agustinus kepada kekasihnya Floria.
“Hidup ini singkat Floria, jadi kita
harus mencari sesuatu yang abadi.”
Karena ingin mencapai sesuatu yang
abadi ini lah Agustinus pun meninggalkan
Floria untuk Tuhan dan pengendalian diri.
Floria ingin agar suaranya pun
didengar oleh gereja
Bagi Floria seharusnya Tuhan tidak
kejam.
Banyak sekali kalimat-kalimat dan ungkapan indah
yang ditulis oleh Floria.
Sangat mengagumkan Floria seorang
perempuan yang hidup pada abad 5 mempunyai pikiran yang sangat pintar, melampaui masanya , dia mampu mengutarakan pikiran-pikirannya dengan cerdas , penuh makna dan diutarakan
dengan bahasa yang indah.
Buku ini mungkin bisa menimbulkan
kontroversi atau meninggalkan sejumlah pertanyaan, bisa saja sangat menarik
atau tidak sama sekali.
Aku setuju dengan Floria bahwa :"begitu
banyak kepala begitu banyak pendapat". Tapi yakinlah " Tuhan itu baik
dan tidak akan menyakiti makhluk ciptaanya".
27 Oktober 2011
Blogger Buku
Selamat Hari Blogger Nasional 27 Oktober 2011
Walaupun dari sisi umur saya sudah termasuk 'senior' tapi sebagai blogger buku saya 'anak bawang', karena baru ( berani-beraninya ) bikin blog buku sejak 6 bulan yang lalu terinspirasi oleh teman-teman GoodReads yang tergabung dalam Blogger Buku Indonesia dan sudah piawai dalam dunia ini . Jadi harap dimaklumi kalau seperti seadanya padahal sudah 'berjuang' semaksimal mungkin :), tapi saya bangga sudah memulai, membuat saya lebih rajin baca review orang lain dan setiap membaca selalu berniat untuk mereview dengan lebih lengkap.
Terimakasih buat yang sudah berkunjung ke tempat saya :D
Menjura hormat kepada para blogger buku ..
Walaupun dari sisi umur saya sudah termasuk 'senior' tapi sebagai blogger buku saya 'anak bawang', karena baru ( berani-beraninya ) bikin blog buku sejak 6 bulan yang lalu terinspirasi oleh teman-teman GoodReads yang tergabung dalam Blogger Buku Indonesia dan sudah piawai dalam dunia ini . Jadi harap dimaklumi kalau seperti seadanya padahal sudah 'berjuang' semaksimal mungkin :), tapi saya bangga sudah memulai, membuat saya lebih rajin baca review orang lain dan setiap membaca selalu berniat untuk mereview dengan lebih lengkap.
Terimakasih buat yang sudah berkunjung ke tempat saya :D
Menjura hormat kepada para blogger buku ..
11 Oktober 2011
Louis Pasteur - Penemu Serum
Judul : Louis Pasteur
Penulis : Diah Ansorie
Penerbit : Djambatan
Tebal : 43 hal.
My Rating : 3 of 5 Stars
Louis Pasteur lahir disebuah desa kecil Dole di wilayah Bourgondia di kaki pegunungungan Jura bagian selatan Prancis. Pada thn. 1827 Ayahnya Jean Pasteur mengajak keluarganya pindah ke kota Arbois untuk mengembangkan usahanya sebagai seorang penyamak kulit.
Sejak kecil Louis adalah seorang anak yang tekun, walaupun di sekolah sering dihukum karena sering tidak menyimak tapi dia adalah anak yang cerdas, selain menyukai menggambar dia selalu mengamati hal-hal kecil disekitar yang selalu menimbulkan pertanyaan tapi tak pernah ada jawaban yang memuaskan karena memang di kota kecil itu tidak ada yang bisa memberikan penjelasan padanya.
Peristiwa yang tidak bisa dilupakannya ketika salah seorang tetangga digigit anjing hutan, seperti biasa setiap ada yang digigit anjing selalu dibawa ke rumah Jean Bonnet untuk diobati padahal dia bukan seorang dokter tapi seorang pandai besi, luka bekas gigitan anjing itu harus dibakar dengan besi panas. Itulah yang dilakukan mereka bila ada yang digigit anjing gila . Malam harinya Louis tidak bisa tidur pikirannya terus bertanya-tanya mengapa para dokter tidak berusaha untuk menemukan obat untuk penderita penyakit anjing gila.
Setelah menyelesaikan sekolah menengahnya, beberapa guru Louis menyarankan agar dia melanjutkan pelajaran ke Paris. Dengan uang yang ditabung bertahun-tahun Jean Pasteur segera mengirimkan Louis untuk mendaftar di perguruan tinggi di Paris, di sana dia terdaftar sebagai mahasiswa Ilmu Alam dan Kimia.
Berkat ketekunannya Louis lulus dengan angka gemilang dan segera diangkat sebagai asisten Prof. Jean Baptiste Biot.
Louis Pasteur dikenal sebagai seorang sarjana yang paling tahan duduk di kamar Laboratorium,dia banyak menghasilkan penemuan-penemuan dimulai dari debu dan bakteri walaupun sering dicemoohkan oleh para ilmuwan lain tapi Louis tidak putus asa sampai berhasil membuktikan kebenaran penemuannya.
Thn. 1854 Louis melangsungkan pernikahan dengan Marie Laurent putri dari direktur universitas tempat ia memberikan kuliah di Strassburg. Marie banyak membantu dan memberikan semangat kepada Louis Pasteur. Sebagai istri seorang ilmuwan dan ibu dari lima orang anak, Marie laurent tak dapat dipisahkan dari kehidupan Louis Pasteur yang selalu sibuk itu.
Penemuan-penemuan Louis banyak berseberangan dengan para dokter pada waktu itu, apalagi karena dia dianggap bukan 'orang dalam' dunia kedokteran.
Pertama-tama ketika dia mengemukakan pendapat bahwa proses yang menyebabkan manusia menjadi sakit tidak berbeda dengan proses menjadi masamnya anggur dan susu yaitu bakteri yang datang dari luar. Pendapat ini tentu saja mendapat perlawanan dari para dokter karena bertentangan dengan pendapat Prof. Virchow seorang tokoh kedokteran dari Jerman yang sangat disegani oleh dunia kedokteran. Menurut Prof. Virchow manusia menjadi sakit karena dalam tubuhnya sedang terjadi 'revolusi dalam sel'. Louis Paster dianggap telah menghina Prof. Virchow. ia dianggap gila bahkan dituduh anti Tuhan.
Kemudian Yang paling menggemparkan ketika Louis menuduh bahwa para dokterlah yang menularkan penyakit pada pasiennya. Kenapa Louis berani menuduh demikian, karena pada waktu itu belum dikenal baju kerja dokter.Para dokter tidak pernah berganti pakaian setelah membedah pasien , jadi dengan pakaian yang bernoda darah langsung membedah pasien lainnya. Louis dituduh sebagai sarjana kimia sinting yang ingin diakui di dunia kedokteran.
Ketika Louis berhasil membunuh bakteri-bakteri yeng membuat anggur menjadi masam dengan pemanasan, mulai ada beberapa dokter yang tertarik dengan 'pensucihamaan' yang dlakukannya, salah seorang diantaranya ialah Joseph Lister dari London, Inggris. Joseph Lister mulai megerti mengapa pasien yang dibedahnya banyak yang meninggal. Ia kemudian mensucikan alat-alat bedahnya sesuai dengan anjuran Louis Pasteur. Terbukti banyak pasien yang tertolong jiwanya.
'Pensucihamaan' ini kemudian dikenal dengan 'Pasteurisasi', Joseph Lister mempopulerkannya dengan istilah kedokteran "Sterilisasi'.
Thn. 1861 dalam sebuah pameran dunia di Paris Louis Pasteur mendapat penghargaan atas Pateurisasi-nya. Anehnya penghargaan ini diterima bukan dari dunia kedokteran tapi dari dunia perindustrian.
Thn 1873 Louis mengumumkan penemuannya tentang bakteri. Namun apa yang dikemukakan terlalu 'modern'untuk diterima saat itu, sehingga dia dicemooh dan dianggap seperti badut, bahkan seorang dokter berkata; "Bahwa orang sakit harus disuntik dengan bahan yang dibuat dari bibit penyakit itu sendiri, adalah gagasan orang tidak berakal."
Hari Senin,tanggal 6 Juli 1885 adalah hari yang bersejarah, ketika dua orang dokter dan seorang wanita membawa anaknya bernama Joseph Meister yang digit anjing gila ke rumah Louis, anak itu sudah tidak ada harapan lagi untuk ditolong . Dr Grancher salah seorang dari dokter itu mengatakan bahwa inilah saatnya Louis untuk mencobakan serum penemuannya. Louis menatapnya seolah tak percaya, karena terus didesak akhirnya ia menyiapkan suntikan anti rabies. Tangan Louis Pasteur gemetar ketika dia melakukan penyuntikan pertama terhadap manusia. Ketika mendengar ini para dokter di kota Paris melakukan protes, tapi sudah terlambat,penyuntikan sudah dilakukan 12 kali. Ketika kabar kesembuhan Joseph Meister diumumkan membuat gempar dunia kedokteran. Nama Louis Pasteurpun menjadi buah bibir dimana-mana, bukan saja di Paris, tapi di seluruh Eropa bahkan Amerika.
Tahun 1888 laboratoriumnya berkembang menjadi Institut Pasteur, didirikan di beberapa kota di Eropa, termasuk di Indonesia yaitu di kota Bandung. (Orang Bandung pasti tahu lokasinya :D )
Pada tgl. 28 September 1895 Louis Pasteur menutup mata untuk selamanya didampingi oleh Marie Laurent istri tercinta. Jasanya bagi kesejahteraan umat manusia tetap terasa sepanjang masa.
28 September 2011
Perempuan Di Titik Nol ( Woman at Point Zero )
Judul : Perempuan di Titik Nol
Judul asli : Woman at Point Zero
Penulis : Nawal El Saadawi Nawal el Saadawi
Penerjemah : Amir Sutaarga
Penerbit : Yayasan Obor Indonesia
Tebal : 156 hal.
My rating : 3 of 5 stars
Judul asli : Woman at Point Zero
Penulis : Nawal El Saadawi Nawal el Saadawi
Penerjemah : Amir Sutaarga
Penerbit : Yayasan Obor Indonesia
Tebal : 156 hal.
My rating : 3 of 5 stars
Novel ini adalah hasil wawancara Nawal el Saadawi dengan seorang wanita penghuni penjara di Qanatir Kairo. Cerita dengan seting Mesir tahun 1960-1970 an ini merupaka gugatan terhadap
budaya patriarkat yang disadari atau tidak kerap melecehkan kaum perempuan.
Firdaus seorang perempuan yang terlahir
dari keluarga miskin, ayahnya hanya seorang petani buta huruf, sering memukul istri dan merendahkannya.
Setelah ayah dan ibunya meninggal dia diurus dan dibawa pindah ke Kairo oleh pamannya,
tapi kemudian sang paman tega
‘melecehkan’ Firdaus. Setelah pamannya menikah Firdaus dikirim ke asrama
sekolah, di sana dia merasa terasing sampai dia menemukan tempat untuk melepaskan
segala duka yaitu perpustakaan. Di perpustakaan sekolah Firdaus banyak membaca,
dari sinilah dia mulai mencintai buku,
dengan membaca dia banyak tahu tentang kekuasaan kaum laki-laki. Setelah
selesai sekolah ketika berumur 19 tahun,
karena dianggap beban oleh
pamannya dia dinikahkan dengan Syekh
Mahmoud yang jauh lebih tua darinya.
Suaminya mempunyai kebiasaan memukul Firdaus, pernah suatu ketika setelah dipukuli dengan muka dan badan memar dia pergi ke rumah pamannya untuk meminta perlindungan, tapi pamannya malah berkata bahwa semua suami memukul istrinya dan seorang istri yang bijak tidak layak mengeluh tentang suaminya. Kewajibannya adalah kepatuhan yang sempurna. Kemudian sang paman meyuruh Firdaus kembali pada suaminya. Akhirnya Firdaus tidak tahan dengan perlakuan suami lalu dia kabur meninggalkan rumah.
Orang-orang yang ditemuinya kemudian banyak menambah kesengsaraan hidupnya sampai akhirnya
dia menjadi pelacur. Perjalanan selanjutnya penuh dengan perjuangan yang tidak
mudah karena selalu terbentur dengan lelaki dan kekuasaan sehingga menjadikan
dia sebagai orang yang berpandangan sinis terhadap kaum lelaki.
Firdaus wanita yang berkarakter kuat dan
teguh, walaupun beberapa kali tepuruk dia selalu berusaha untuk bangkit
kembali, sampai akhirnya karena membela diri dia membunuh Marzouk seorang germo
yang memerasnya.
Ditempa oleh pengalaman menyakitkan yang menempatkan nya pada titik yang paling rendah, Firdaus berubah menjadi orang yang dapat menguasai dirinya sendiri
bebas tanpa rasa takut untuk melawan dan membeberkan dosa orang-orang yang
selama ini dianggap suci dan pahlawan oleh lingkungannya. Dia memilih tetap
dihukum mati daripada meminta ampun kepada penguasa yang kotor.
Sungguh memilukan hidup dimana berlaku kultur patriarkat disertai kemunafikan yang dibungkus religius yang merendahkan dan menyengsarakan kaum perempuan dan biasanya tidak ada yang berani protes karena telah dianggap sebagai suatu kebiasaan.
Masih adakah hal yang demikian sekarang ini (
entah nyata atau terselubung) ?.
Mudah-mudahan cerita ini dapat menguatkan
perempuan-perempuan yang mengalami hal yang seperti ini untuk memberikan
perlawan dan menghargai dirinya sendiri , Semoga !
07 September 2011
Adriana : Labirin Cinta di Kilometer Nol
Judul : Adriana :Labirin Cinta di Kilometer Nol
Penerbit : Lingkar Pena Publishing House
My Rating : 3,5 0f 5 Stars
“Harinya adalah tiga hari setelah Fatahillah
mengusir Portugis dari Pelabuhan Sunda Kelapa. Masanya sampai pada Perang
Diponegoro. Namun orang-orang merana itu tahu, saat mati, jasad mereka akan
merana terkubur jauh dari tanah tumpah darah mereka sendiri. Aku yang
menunggumu adalah Adriana, pada mimpinya yang tak pernah mati.”
Itulah salah satu teka teki sejarah yang harus dipecahkan oleh Mamen agar bisa bertemu dengan Adriana.
Buku
ini mengisahkan Cerita yang unik karena merupakan perpaduan antara :
kisah cinta, 'pelajaran' sejarah dan misteri (bukan horor). Buku ini
diceritakan oleh dua orang yaitu Fajar Nugros dan Artasya Sudirman dengan sudut
pandang masing-masing mewakili dua tokoh yang berbeda (Mamen dan
Adriana),
Kisah tentang keajaiban
cinta pertama yang tak pernah padam sejak di bangku SMA dan bagaimana
memperolehnya kembali, keunikan tentang pengagum rahasia dipadu dengan teka
teki sejarah dan misteri kejiwaan sang tokoh.
Tokoh utama dari cerita
ini : Adriana, Mameen, Sobar, Chun Lie dan tokoh latar Maria antoinette, driana
Van Den Bosch, Si Pitung, Prof. Ansori, dll.
Jalan menuju pertemuan Mamen dan Adriana selalu diawali dengan teka-teki terutama tentang Batavia, kita diperkenalkan dengan ikon-ikon yang ada di Jakarta dan sejarahnya seperti patung, musium , kuburan / makam bahkan sampai tentang revolusi Perancis.
Tanpa terasa kita diajak untuk mengulang pelajaran sejarah di SMA, mengingatkan pada sistem Cultuurstelsel, Pangeran Dipinegoro, M.h. Thamrin, Fatahillah dan tempat-tempat bersejarah yang bertebaran di Jakarta , mungkin sering kita lihat dan lalui tapi belum mengetahui latar belakang sejarahnya atau bahkan mungkin saja kita tidak tahu ada ikon atau tempat bersejarah seperti itu di Jakarta.
Jalan menuju pertemuan Mamen dan Adriana selalu diawali dengan teka-teki terutama tentang Batavia, kita diperkenalkan dengan ikon-ikon yang ada di Jakarta dan sejarahnya seperti patung, musium , kuburan / makam bahkan sampai tentang revolusi Perancis.
Tanpa terasa kita diajak untuk mengulang pelajaran sejarah di SMA, mengingatkan pada sistem Cultuurstelsel, Pangeran Dipinegoro, M.h. Thamrin, Fatahillah dan tempat-tempat bersejarah yang bertebaran di Jakarta , mungkin sering kita lihat dan lalui tapi belum mengetahui latar belakang sejarahnya atau bahkan mungkin saja kita tidak tahu ada ikon atau tempat bersejarah seperti itu di Jakarta.
Penyampaian cerita
dengan bahasa yang cepat dan mengalir ,bahkan kita bisa ikut larut untuk
memecahkan teka-teki dan sandi, walaupun ditengah cerita agak membosankan
tapi secara keseluruhan kedua pengarang dapat membungkusnya dengan dialog yang
apik dan kocak.
Sangat jarang sebuah novel yang menampilkan keunikan dan 'keajaiban' sejarah, karena biasanya matematika atau pengetahuan alamlah yang lebih sering dibahas. Tidak rugi membaca novel ini sampai selesai halaman terakhir
Sangat jarang sebuah novel yang menampilkan keunikan dan 'keajaiban' sejarah, karena biasanya matematika atau pengetahuan alamlah yang lebih sering dibahas. Tidak rugi membaca novel ini sampai selesai halaman terakhir
Novel tentang kisah cinta yang lain dari biasa!
Langganan:
Postingan (Atom)