10 Februari 2014

Amba

Judul          :  Amba
Penulis       :   Laksmi Pamuntjak
Tebal          :  496  hal.
Penerbit      : Gramedia Pustaka Utama
ISBN           :  9789792288
My rating    :  4 of 5 Stars

Dalam Kisah pewayangan ( Mahabrata ) Amba adalah nama seorang putri dari sebuah kerajaan, diceritakan dalam sebuah perlombaan seorang ksatria bernama Bisma mengalahkan calon tunangan Amba yang bernama Pangeran Salwa, Amba seharusnya diperistri oleh Bisma tetapi karena Bisma terikat sumpah untuk tidak menikah maka ia tidak mau menikahi Amba, sedangkan Salwa pun karena telah dikalahkan Bisma menolak untuk memperistrinya, nasib Ambapun merana dan bersumpah untuk mebunuh Bisma, dst, dst...

Sedangkan dalam kisah ini Amba adalah anak seorang kepala sekolah di Kadipura , sebuah kota kecil di Jawa Tengah . Meskipun tidak secantik adik kembarnya Ambika dan Ambalika, bahkan tidak secantik ibunya, Amba adalah seorang perempuan yang rupawan dan menarik (terbukti banyak orang yang jatuh cinta kepadanya )dan cerdas. Berbeda dengan kedua adiknya dia adalah perempuan yang mandiri, mempunyai pendirian kuat dan sering berbeda pendapat dengan orang sekitarnya.

Selepas SMA Amba bersikeras untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi , beruntung dia dapat melanjutkan kuliahnya di Jurusan Sastra Inggris Universitas Gajah Mada Yogyakarta,dia diijinkan pergi karena di sana ada Salwa Munir calon tunangan yang telah direstui orangtuanya , Salwa yang hidup teratur dan disiplin bekerja sebagai dosen muda di universitas tsb.
Kemudian takdir mempertemukan Amba dengan Bisma Rashad seorang dokter muda lulusan Leipzig, Jerman Timur , mereka saling jatuh cinta, tapi kemudian mereka terpisah karena peristiwa politik yang terjadi saat itu di Indonesia , padahal Amba ketika itu sedang..hamil..
Apakah kisah Amba, Salwa dan Bisma ini akan sama dengan kisah dalam pewayangan yang terjebak dalam kisah cinta yang tragis ..?




Inilah kisah roman percintaan dengan latar belakang sejarah kelam di Indonesia ketika terjadi pemberontakan PKI th. 1965. Banyak orang yang menanggung akibat dari peristiwa ini baik yang aktif berpolitik, yang hanya ikut-ikutan atau bahkan tidak mengerti kenapa bisa terseret ke pusaran ini , banyak yang terbunuh banyak pula yang ditangkap dan dibuang ke Pulau Buru sebagai tahanan politik.

Pulau Buru bagi sebagian orang Indonesia kala itu merupakan pulau yang sarat dengan kisah misterius yang hanya terdengar dari mulut ke mulut seperti yang diungkap dalam pembukaan cerita ini …..Tapi, sesekali, sesuatu bisa terjadi di pulau ini –sesuatu yang begitu khas dan sulit diabaikan- dan orang hanya bisa membicarakannya sambil berbisik, seperti angin di atas bat yang terus menerus membalun dan menghilang melalui makam-makam orang tak dikena..Dan di jajaran lembah di baliknya, seolah melalui puisi dan tenung, ada cerita yang diam-diam menjelma. Seperti kisah Amba dan Bisma ini. (hal. 15 )

Dari Pulau Buru inilah kisah dimulai ,.. Pulau Buru April 2006 ketika Amba mulai pencariannya; bagaimana Amba bertemu dengan Samuel , dan kisah-kisah yang terjadi di pulau ini. Kemudian cerita ditarik mundur ke tahun-tahun sebelumnya, ya .. Cerita dituturkan dengan cara mundur- maju - mundur ..tetapi tetap enak dibaca karena penulis bertutur dengan alur yang jelas disertai diksi yang apik, dengan karakter tokoh yang kuat. Penulis pun bisa memasukkan penjelasan tentang cerita Amba dalam pewayangan dengan tidak mengganggu jalan cerita bahkan membantu pembaca untuk memahaminya. Walaupun penuturan di bagian depan dan di bagian akhir terasa lambat, tapi secara keseluruhan kisah percintaan ini tidak terasa cengeng bahkan bisa tampil dengan anggun. Di akhir cerita mungkin ada beberapa pembaca yang berbeda penafsiran tentang status Samuel selanjutnya.


Laksmi Pamuncak memang piawai dalam mengolah kata dan dia menceritakan sejarah dan tempat dengan cermat. Sejarah perpolitikan dan kemanusiaan yang terjadi saat itu dibeberkan tapa terasa menggurui. Hasil riset yang perlu dicontoh oleh pembuat novel sejarah

Dari buku-buku seperti ini bisa dipelajari bahwa sejarah tidak lepas dari sisi-sisi kemanusiaan dan intrik politik.

Politik bukan tentang apa yang benar. Politik adalah bagaimana kita bisa salah dengan benar (hal. 112)



Direkomendasikan buat penyuka novel sejarah..

4 komentar:

  1. Wah, buku ini bisa dimasukkan ke event Baca dan Posting Bareng BBI Februari kategori Historical Fiction Indonesia. Tapi saya sudah memilih buku lain, judulnya Blues Merbabu karya Gitanyali. Latar belakangnya ceritanya juga tahun 1965. :)

    Tentang buku ini, saya jadi penasaran ingin mengatahui bagaimana penulis mengaitkan Amba dan Bisma dengan kisah pewayangan. Pasti seru.

    BalasHapus
  2. Iya his fic masuk kategori utk baca dan posbar bln ini tp sy bacanya udh akhir tahun lalu.
    Sebetulnya ga ada kaitan langsung ceritanya dg cerita pewayangan hanya nama dan jalan hidup yg 'sama' :)

    BalasHapus
  3. Aku lagi baca buku ini Teh, buat posbar BBI yg hisfic. Baru beberapa halaman sih, tapi udah 'wow', diksinya tipe-tipe yang 'nyeret' kita masuk ke dalem ceritanya gitu yah :)

    BalasHapus
  4. Di bagian awal buat saya terasa lambat engga sabar bacanya tapi selanjutnya mulai menarik dan diksinya bagus :)

    BalasHapus