11 September 2013

Battle Hymn of the Tiger Mother



Judul    :  Battle Hymn of The Tiger Mother
Penulis  :  Amy Chua
Tebal    : 237 hal.
Penerbit : Bloomsbury
ISBN     :  9781408825099
My Rating :  3,5 of  5 Stars


Konon banyak orang tua Cina yang berhasil  menjadikan anak-anaknya handal  dalam matematika dan piawai dalam bermain musik, sehingga banyak yang bertanya-tanya apakah rahasia dibalik semua itu?


Amy Chua

Sebagai seorang imigran Cina di Amerika, Amy Chua memilih mendidik anak-anaknya dengan cara Cina (Chinese Style) dari pada cara Barat (Western Style). Salah satu penyebabnya mungkin sebuah pepatah Cina kuno :'Prosperity can never last for three generations'.

 Amy sebagai imigran generasi kedua dapat melihat dan merasakan kerja keras dan penghematan yang dilakukan orang tuanya sampai berhasil mendapatkan pekerjaan dan kedudukan yang nyaman dan terhormat. Orang tua Amy mendidik anak-anaknya (Amy anak tertua dari empat bersaudari)  dengan cara keras walaupun keadaan ekonomi mereka sudah lebih baik, sampai mereka berempat  berhasil lulus dari perguruan tinggi ternama di Amerika Serikat.
Amy pun tidak ingin anak-anaknya menjadi orang yang lemah dan tidak mempunyai daya juang karena kenyamanan yang mereka peroleh, dia memutuskan untuk mendidik anak-anaknya seperti orang tuanya mendidik mereka berempat.

Ada perbedaan pola pikir pada cara pengasuhan Cina dan Barat ,  beberapa diantaranya:
1. Orang tua Barat; sangat memperhatikan rasa percaya diri anak-anak , mereka selalu memupuk rasa percaya diri anak dan concern dalam segi kejiwaan anak, selalu   menghargai apa yang telah dilakukannya, sedangkan orang tua Cina tidak demikian, mereka selalu menganggap anak-anak  harus kuat tidak boleh lemah; contoh :  Jika anak- pulang sekolah dengan mendapat nilai B dari pelajaran matematika,  maka orang tua barat akan menghargai apa yang telah dicapai si anak tapi orangtua Cina akan memarahi anaknya dengan bertanya kenapa kamu tidak dapat A
2.OrangCina  menganggap anak berhutang kepada orang tuanya yang telah bekerja keras untuk menghidupi mereka oleh karenanya anak-anak  harus patuh kepada orang tua dan membuat orang tua bangga. lain dengan di Barat,  anak-anak  tidak behutang apapun, mengasuh adalah tugas orang tua, anak-anak tidak bisa memilih untuk dilahirkan oleh siapa.
Di Cina anak diasuh dan dibiayai pendidikan oleh orang tua sampai mampu mandiri, di Barat pada tahap tertentu anak harus bisa mengurus dirinya sendiri
3. Orang Tua Cina percaya bahwa mereka tahu apa yang terbaik untuk anak-anaknya sehingga mereka lah yang menentukan layak dan tidaknya suatu kegiatan berbeda dengan orang tua barat yang bersedia kompromi dan membebaskan anaknya untuk memilih.



Amy Chua  menikah  dengan  Jed seorang imigran Yahudi mempunyai 2 orang putri Sophia dan Louisia (Lulu) beserta dua anjing kesayangan keluarga. Sebagai Chinese mother dia  mendidik anaknya berbeda dengan lingkungan sekitar, tentu saja hal ini tidak mudah apalagi anak mereka adalah keturunan  Cina -Yahudi dengan  Amerika sebagai tempat lahir dan bersosialisi,  banyak benturan yang harus dihadapi.

 Amy mengatur jadwal anaknya dengan ketat, memilihkan kegiatan apa yang diperbolehkan  dan apa yang dilarang untuk diikuti di sekolah dan dikehidupan sosialnya, mengajarkan kedisiplinan dan kerja keras,  mewajibkan anaknya mempunyai keahlian dalam bermusik, jenis musik pun dipilihkan yang tidak ‘biasa’, maka Sophia diwajibkan untuk menguasai permainan piano, sedang Lulu diharuskan untuk mempelajari biola. Kedua anaknya harus mengerjakan sesuatu secara maksimal dan tidak boleh bermalas-malasan....suatu saat ketika Amy berulang tahun dia pernah mencampakkan hadiah ulang tahun yang dibuat khusus oleh Sophia dan Lulu, Amy marah dan mengatakan  bahwa dia sebagai  ibu  telah mendedikasikan hidup untuk mereka berdua sedangkan hadiah itu dianggap oleh Amy dibuat secara serampangan dan tidak maksimal dan menyuruhnya membuat kembali,  anaknya menangis tapi mereka memperbaiki dan membuatnya dengan sungguh-sungguh sehingga hasilnya lebih bagus, Amy menerima dan sangat berterimakasih pada keduanya...

Hal-hal yang dilarang dilakukan oleh Sophia dan Lulu :
-Attend a sleepover, - have a play date, -be in a school play, - complain about not being in a school play,  -watch TV or play computer games, - choose their own extracurricular activities, -get any grade less than  an A, - not be  the 1 student in every subject except gym and drama, - play any instrument  other than piano or violin, -not play the piano or violin.

Sophia dan Lulu  tumbuh menjadi   anak-anak yang  pintar,  berprestasi, dan menjadi pemusik yang handal sehingga menuai banyak pujian,  tentu saja tidak melalui perjalanan yang mulus. Menghadapi Sophia tidak banyak masalah karena  penurut dan rajin tapi lain dengan Lulu yang selalu meberontak sejak kecil sehingga sering terjadi pertengkaran diantara mereka tapi Amy selalu berhasil meredam karena dia pun selalu menunjukkan kasih sayang kepada keduanya. Ketika umur kedua anaknya beranjak remaja pertengkaran dengan kedua anaknya semakin sering terutama dengan Lulu sehingga suasana rumah selain diisi oleh alunan musik juga diisi oleh suara teriakan dan pertengkaran para penghuninya.Walaupun Jed sering menegur Amy  tapi di depan Sophia dan Lulu mereka tetap kelihatan kompak.

Bagaimanapun akhir cerita ini nantinya ( karena cerita ini belum berakhir selama keluarga ini masih hidup) Amy berhasil menanamkan etos kerja yang baik,sopan santun,  rasa percaya diri dan pantang menyerah kepada kedua orang putrinya.

-------------------------------------


Keberhasilan Amy dalam mendidik anak-anaknya belum tentu berhasil diterapkan oleh orang tua lain ataupun anak-anak lain dengan karakter yang berbeda. Yang patut dihargai dari Amy ialah dia mendidik dengan keras tapi dia juga mampu mengekspresikan kasih sayang kepada kedua orang putrinya sehingga si anak merasakan bahwa ibunya mencintai mereka. Amy pun mau menerima dan mengakui kesalahan dan mengikuti kemauan anaknya ketika terjadi pertengkaran hebat dengan Lulu ( padahal pertengkaran itu terjadi di ruang publik dan bagi orang Cina, anak membantah orang tua adalah tabu)

Saya rasa Chinese style ini tidak jauh berbeda dengan pola asuh  kita jaman dulu.  Orang tua adalah segalanya , anak wajib mematuhi perintah orang yang lebih tua, baik orang tua sendiri maupun guru, tidak boleh membantah. Penghargaan terhadap  pendapat anak sangat minim.
Baik Chinese style maupun western style masing-masing mempunyai sisi positif dan negatif.  Semuanya kembali kepada para pelaku  (subjek dan Objek)nya. Terbukti pula buku ini banyak menimbulkan kontroversi dari para pembacanya.

Bagi saya sebagai orang tua mendidik kedisiplinan dan sopan santun pada anak adalah sangat penting tapi menghormati pendapat anak  dan tidak mempermalukannya di depan umum juga sama pentingnya..


Buku ini ditulis dalam bahasa Inggris dengan font huruf yang kecil tapi karena plot cerita yang tidak rumit membuatnya menarik untuk segera membacanya sampai selesai.
 Direkomendasikan untuk para orang tua dan yang akan yang akan menjadi orang tua.







10 komentar:

  1. Waaahh...buku ini bagus nih kurekomendasikan untuk sodara-sodaraku yang baru aja jadi orang tua muda..makasih bunda nanny untuk reviewnya, nambah pengetahuan baru deh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya essy cocok kaya nya buat orang tua muda, juga buat yang mau jadi orang tua :)

      Hapus
  2. gak heran anak2 keturunan china di amrik selalu memperoleh nilai yang bagus di bidang akademik. er... gak cuma di amrik sih, tapi di mana-mana. saya selalu kagum dengan budaya china yang mengutamakan kerja keras. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. betuul..mdh2an etos kerja keras bisa kembali jadi budaya kita ya :D

      Hapus
  3. wah jadi pengen baca buku ini, sepertinya menarik.
    dan benar, memang mengherankan, kok bisa ya.. orangtua chinese menghasilkan anak jenius matematika dan musik? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin mereka mendidik anak2nya dg disiplin dan kerja keras ya.
      Trimakasih sudah mampir :)

      Hapus
  4. thanks for sharing...gaya pendidikan cina bagus, tapi memang cukup berat karena orang tua harus menghadapi faktor lingkungan yg tdk mendukung dan karakter anak yg kadang sulit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya memang susah kl lingkungan tidak mendukung
      Tks sudah mampir :)

      Hapus
  5. Nyasar kemari...ini buku incaran saya...sdg order. Menarik ditengah gelombang buku parenting barat....:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. bagus buat perbandingan, keputusan kita yang menentukan :)

      Hapus