08 Mei 2011

A Thousand Splendid Suns

A Thousand Splendid SunsJudul  : A Thousand Splendid Suns
Penulis : Khaled Hosseini
Penerjemah : Berliani M. Nygrahani
Tebal  : 516 hal.
Penerbit : Qanita ( Mizan grup )
My rating: 4 of 5 Stars


Kisah yang sangat menarik baik dari jalan cerita  maupun cara
bercerita.
Cerita tentang  keterpurukan dan perjuangan hidup wanita -wanita Afganistan,di tengah kekacauan perang di negaranya.
Dimulai dari penjajahan oleh Uni Soviet, Mjahidin, Taliban disertai perang saudara yang tiada hentinya., yang menyebabkan kekacauan
dan ketidakberdayaan rakyat terutama kaum wanita.



-Nana yang melahirkan anak 'harami' akibat hubungan dengan  Jalil 'tuannya', sehingga dia dan anaknya Mariam hidup terasing selama lebih kurang 15 tahun.

- Mariam yang hidup tidak bahagia karena tidak diakui dengan 'sempurna' oleh ayahnya, ditinggal mati oleh ibunya yang bunuh diri, kemudian diterima ayahnya dengan terpaksa dan hidup bersama ibu-ibu tirinya kemudian tanpa bisa melawan dikawinkan secara paksa dengan Rasheed yang lebih tua dan dibawa ke tempat jauh yang tidak dikenalnya. Ternyata Rasheed seorang yang kasar, Mariam sering mengalami siksaan yang luar biasa  baik fisik maupun mental. Dia hidup di bawah aturan dan tekanan suami,  sang suami yang sering  melontarkan  cercaan tentang cara berpakaian wanita 'modern' ternyata mempunyai koleksi majalah p***o  (jadi inget berita yang sedang hangat saat ini seorang yang terhormat yang teriak  mencela  p****grafi tertangkap basah ketika sedang melihat video ...)

- Laila seorang wanita yang  menjadi korban perang negara ( melawan Soviet )yang dilanjutkan perang perebutan kekuasaan antara suku dan golongan ( Mujahidin, Taliban, Pashtun, Herat ). Setelah orang tuanya meninggal akibat bom  Mujahidin dan terpisah dari Tariq kekasihnya, kemudian dinikahi sebagai istri kedua  oleh Rasheed,  mengalami kisah yang memilukan dalam kehidupan dan perkawinan, menghadapi   teror fisik dan mental dalam rumahtangganya.

Ahkir cerita yang menyedihkan tapi masih ada secercah harapan  untuk masa depan.


Di sini terlihat bagaimana  diskriminasi terhadap kaum wanita atas nama adat, agama dan negara ( kegagalan negara yang kacau sehingga tidak mampu melindungi warganya )










Tidak ada komentar:

Posting Komentar