Judul : Sky Burial (Pemakaman Langit )
Penerjemah : Ken Nadia Irawardhani Kartakusuma
Tebal : 310 hal.
Penerbit : Serambi
My Rating : 3,5 of 5 Stars
Kisah pengorbanan dan kesetiaan
cinta yang disajikan dengan indah.
Seting cerita sekitar tahun 1950 an
, lokasi Cina dan Tibet .
Shu Wen seorang dokter wanita
yang menjadi dokter militer Cina menikah dengan Kenju yang
berprofesi sama, Sebagai seorang dokter militer Kenju ditugaskan
ke Tibet membantu tentara pembebasan Cina yang sedang bertempur.. Setelah
berapa lama Shu Wen menerima kabar bahwa suaminya tewas tanpa informasi yang
jelas. Shu Wen tidak percaya dan ingin membuktikannya sendiri .. Sebagai
seorang dokter dia minta untuk ditugaskan ke Tibet. Selama 30 tahun di Tibet Shu Wen melakukan
pencarian tanpa kenal lelah .ketabahan,
kesabaran suka , duka dan pergaulan
dengan orang yang ditemuinya
menjadi inti cerita yang
mengagumkan. Diselingi kisah kasih tak
sampai perempuan Tibet teman perjalanan Shu Wen yang bernama ZhouMa. Kemudian
selama bertahun-tahun hidup mengembara bersama keluarga Gela, sebuah keluarga nomaden Tibet yang baik hati dan menerima Wen dalam keluarga mereka. Pada akhirnya Shu Wen mendapatkan cerita yang
dapat dipercaya tentang Kenju, walaupun ceritanya memilukan tapi memberikan ketenangan dan kepastian bagi
Shu Wen.
Dan apakah yang ditemukan kembali di kampung
halamannya setelah 30 tahun ditinggalkan..?
Silakan dibaca bukunya !
Hal yang bisa dicermati :
1. Kagum dengan kekuatan Cinta dan
kekuatan tekad Shu Wen. Menghabiskan waktu selama lk. 30 tahun dengan penuh
pengorbanan untuk mencari orang terkasih. Sampai akhirnya dia dapat merasakan
semangat spiritual rakyat Tibet, dan menjadi penganut Budha yang senantiasa
mendesahkan OM MANI PADME HUM.
2. Kagum dengan keluarga nomaden di Tibet yang sangat sederhana dan membantu sepenuh hati orang yang tidak dikenal,memperlakukan seperti keluarga selama bertahun-tahun bahkan mengorbankan kepentingan keluarga dan berpisah dengan anggota keluarga dalam waktu yang lama untuk membantu orang lain.
Apakah sekarang masih ada yang demikian ?? tepatnya, mampukah kah aku berbuat demikian ?
3.Kagum, tenyata perlakuan terhadap orang yang meninggal ada yang berbeda selain yang kita kenal selama ini, yaitu pemakaman langit; caranya setelah jenazah dimandikan dan dibersihkan, pada hari baik yang telah ditentukan jenazah digotong ke altar dan dibacakan doa-doa kemudian dipotong-potong sesuai dengan ketentuan lalu di bawa ke atas gunung kemudian akan dimakan oleh burung-burung nasar.
2. Kagum dengan keluarga nomaden di Tibet yang sangat sederhana dan membantu sepenuh hati orang yang tidak dikenal,memperlakukan seperti keluarga selama bertahun-tahun bahkan mengorbankan kepentingan keluarga dan berpisah dengan anggota keluarga dalam waktu yang lama untuk membantu orang lain.
Apakah sekarang masih ada yang demikian ?? tepatnya, mampukah kah aku berbuat demikian ?
3.Kagum, tenyata perlakuan terhadap orang yang meninggal ada yang berbeda selain yang kita kenal selama ini, yaitu pemakaman langit; caranya setelah jenazah dimandikan dan dibersihkan, pada hari baik yang telah ditentukan jenazah digotong ke altar dan dibacakan doa-doa kemudian dipotong-potong sesuai dengan ketentuan lalu di bawa ke atas gunung kemudian akan dimakan oleh burung-burung nasar.
4.Kagum dan heran ternyata ada juga penganut poliandri di Tibet. Seorang perempuan bisa menikah dengan lebih dari satu orang, di sini bahkan menikah dengan dua pria bersaudara (adik-kakak) satu rumah pula dan hidup dengan damai....hm..jadi inget cerita wayang ..Drupadi..
5.Ternyata bau badan setiap orang, bangsa atau ras berbeda-beda, seperti di sini digambarkan orang Tibet : baunya menyengat, campuran susu basi, kulit usang dan pupuk hewan. Kita juga biasanya tau bau orang Cina......, bau orang barat....... ,bagaimana dengan bau anda.. ??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar