Judul : Emak
Penulis : Daoed Joesoef
Tebal : 408 hal.
Penerbit : Aksara Karunia
My rating : 4 of 5 Stars
'Emak' panggilan Daoed Joesoef pada ibunya yang bernama Siti Jasiah. Emak adalah sosok sentral dalam keluarga, pengaruhnya sangat terasa dalam setiap gerak kehidupan keluarga.
Daoed Joesoef menceritakan sosok emaknya dengan bahasa yang mengalir, kita diajak untuk mengenal sosok emak dari berbagai aspek kehidupan sejak dia kecil sampai dewasa. Emak adalah sosok seorang ibu yang luar biasa biarpun dia hidup di zaman dahulu kala ( Daud sebagai anak ke 4 dilahirkan thn 1926 ), tidak pernah mengecap pendidikan formal bahkan tidak bisa membaca huruf latin tapi kearifan dan kecerdasannya luarbiasa, dia mempunyai cara berpikir dan pandangan hidup jauh melampaui orang pada masanya..
Emak mengajarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang tapi tegas tentang beragam arti kehidupan dari mulai hubungan kekeluargaan , persahabatan, alam dan lingkungan hidup, pendidikan , cara beragama, kesenian , bahkan ilmu pengetahuan, dll. Cara dia bertutur dan mengutarakan pendapat bagaikan seorang berilmu walaupun diucapkan dengan kata yang sederhana.Hal ini disadari Daoed ketika ia telah mencapai pendidikan yang lebih tinggi ketika ia membaca berbagai literatur dan mendapat pelajaran dari gurunya maka teringatlah ia kata-kata yang telah diucapkan emaknya. Bahkan seorang kenalannya yaitu Mas Singgih (seorang aktivis pergerakan ) mengatakan bahwa emak adalah seorang ibu rumah tangga yang filosofis.
Membaca buku ini seperti mendapat pelajaran filosofi secara ringan tanpa terasa menggurui, kata-kata yang keluar sangat sederhana. Ketika emak ditanya tentang kehidupan beragama yang sering berebut menonjolkan simbol agama masing-masing atau menyombongkan kelebihan agama dan memamerkan bentuk keimanan. Emak berkata:"lebih baik membuat agama seperti garam saja, menyatu dan lebur dalam makanan, dapat dirasakan kebaikan dan manfaatnya serta ketepatan pemerataannya tanpa kelihatan sedikitpun kehadirannya".. -luar biasa. Hal ini berpengaruh pada cara beragama Daoed J yang selalu berusaha membuat Islam menjadi 'a religion of reason' bukan 'a religion of hate and fear'.
Saat yang paling menyedihkan tentulah ketika sang Emak berpulang ke rahmatullah dan hal ini terjadi ketika Daoed sedang berada jauh dari kampung halaman menjelang ujian Doctorat d'etat di Sorbone Paris. Tapi ia yakin emak pasti bangga melihat keberhasilannya.
'Tutur kata, perbuatan dan budi pekerti emak telah merajut hidupku.Ia terus berjalan, Mak .. lihatlah, bagai batang air yang terus mengalir dengan tak pernah memutuskan diri dari sumbernya barang sedetikpun. Kepergian emak, maut ini, pasti bukan merupakan akhir tetapi bagian dari hidup itu.
Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar