Judul : Vita Brevis : Sebuah Gugatan dari Cinta
Penulis : Jostein Gaarder
Penerjemah : VAM Kaihatu
Tebal : 154 hal.
Penerbit : Jalasutra
My Rating : 3,5 of 5 Stars
Penulis : Jostein Gaarder
Penerjemah : VAM Kaihatu
Tebal : 154 hal.
Penerbit : Jalasutra
My Rating : 3,5 of 5 Stars
Vita brevis est, Floria ... Suka
banget kalimat ini :).
Buku ini sebetulnya mungkin tidak seutuhnya
sebagai karya Jostein Gaarder karena dia
menerjemahkan surat panjang yang ditemukan
ketika musim semi 1995 mengunjungi sebuah pameran buku di
Buenos Aires, Argentina. Dia tertarik
ketika melihat sebuah kotak arsip merah dengan label Codex Floriae, yang ternyata berisi surat dari seorang perempuan (dibuat pada abad
ke 5) yang bernama Floria Aemilia kepada
mantan kekasihnya yang dia panggil Aurel
- lebih dikenal dengan nama Santo
Agustinus - seorang Bapak gereja yang sangat berpengaruh . ( Awalnya Gaarder ragu akan keasliannya tapi
setelah diperiksa dia yakin bahwa manuskrip itu asli )
Surat ini berupa tanggapan untuk
buku “Pengakuan” ( The Confession ) yang dibuat oleh Santo Agustinus. The Confession berisi pengakuan dari
Agustinus bahwa dimasa lalunya dia pernah menjalin kasih dan mempunyai anak dari seorang perempuan yang tidak dia sebutkan namanya. Diperkirakan Floria inilah perempuan yang dimaksud.
Floria tidak hanya menggugat
pandangan pribadi Santo Agustinus tetapi juga persoalan iman, makna hubungan,
dll. ( Secara kebetulan aku baca buku ini setelah baca buku lain yang sama-sama
mempermasalahkan cara beragama walaupun dengan konteks dan cara penyampaian yang
sangat berbeda )
Vita brevist est Floria
( Hidup ini singkat Floria )
Kalimat inilah yang sering diucapkan
oleh Santo Agustinus kepada kekasihnya Floria.
“Hidup ini singkat Floria, jadi kita
harus mencari sesuatu yang abadi.”
Karena ingin mencapai sesuatu yang
abadi ini lah Agustinus pun meninggalkan
Floria untuk Tuhan dan pengendalian diri.
Floria ingin agar suaranya pun
didengar oleh gereja
Bagi Floria seharusnya Tuhan tidak
kejam.
Banyak sekali kalimat-kalimat dan ungkapan indah
yang ditulis oleh Floria.
Sangat mengagumkan Floria seorang
perempuan yang hidup pada abad 5 mempunyai pikiran yang sangat pintar, melampaui masanya , dia mampu mengutarakan pikiran-pikirannya dengan cerdas , penuh makna dan diutarakan
dengan bahasa yang indah.
Buku ini mungkin bisa menimbulkan
kontroversi atau meninggalkan sejumlah pertanyaan, bisa saja sangat menarik
atau tidak sama sekali.
Aku setuju dengan Floria bahwa :"begitu
banyak kepala begitu banyak pendapat". Tapi yakinlah " Tuhan itu baik
dan tidak akan menyakiti makhluk ciptaanya".
tetep yah si Om Gaarder pakai surat-suratan dalam bukunya.
BalasHapusKalau menurut Floria, banyak kepala banyak pendapat.
Kalau menurut akuntan, banyak kepala tetap 4 pendapat. :D
akuntan gimana tuh sistim perhitungannya ? Floria sm akuntan beda cara ngitungnya kali Vry ..:D
BalasHapusbetul. beda kepala memang beda pendapat.yang penting saling menghargai pendapat orang lain.seperti kata david j schwart dalam the magic of thinking big. manusia itu adalah produk dari pikiran di lingkungan sekitarnya.pikiran>persepsi>sikap/tindakan pencapaian.
BalasHapus@Readers
BalasHapusya begitulah :)
Tmakasih sdh mampir