Judul : Adriana :Labirin Cinta di Kilometer Nol
Penerbit : Lingkar Pena Publishing House
My Rating : 3,5 0f 5 Stars
“Harinya adalah tiga hari setelah Fatahillah
mengusir Portugis dari Pelabuhan Sunda Kelapa. Masanya sampai pada Perang
Diponegoro. Namun orang-orang merana itu tahu, saat mati, jasad mereka akan
merana terkubur jauh dari tanah tumpah darah mereka sendiri. Aku yang
menunggumu adalah Adriana, pada mimpinya yang tak pernah mati.”
Itulah salah satu teka teki sejarah yang harus dipecahkan oleh Mamen agar bisa bertemu dengan Adriana.
Buku
ini mengisahkan Cerita yang unik karena merupakan perpaduan antara :
kisah cinta, 'pelajaran' sejarah dan misteri (bukan horor). Buku ini
diceritakan oleh dua orang yaitu Fajar Nugros dan Artasya Sudirman dengan sudut
pandang masing-masing mewakili dua tokoh yang berbeda (Mamen dan
Adriana),
Kisah tentang keajaiban
cinta pertama yang tak pernah padam sejak di bangku SMA dan bagaimana
memperolehnya kembali, keunikan tentang pengagum rahasia dipadu dengan teka
teki sejarah dan misteri kejiwaan sang tokoh.
Tokoh utama dari cerita
ini : Adriana, Mameen, Sobar, Chun Lie dan tokoh latar Maria antoinette, driana
Van Den Bosch, Si Pitung, Prof. Ansori, dll.
Jalan menuju pertemuan Mamen dan Adriana selalu diawali dengan teka-teki terutama tentang Batavia, kita diperkenalkan dengan ikon-ikon yang ada di Jakarta dan sejarahnya seperti patung, musium , kuburan / makam bahkan sampai tentang revolusi Perancis.
Tanpa terasa kita diajak untuk mengulang pelajaran sejarah di SMA, mengingatkan pada sistem Cultuurstelsel, Pangeran Dipinegoro, M.h. Thamrin, Fatahillah dan tempat-tempat bersejarah yang bertebaran di Jakarta , mungkin sering kita lihat dan lalui tapi belum mengetahui latar belakang sejarahnya atau bahkan mungkin saja kita tidak tahu ada ikon atau tempat bersejarah seperti itu di Jakarta.
Jalan menuju pertemuan Mamen dan Adriana selalu diawali dengan teka-teki terutama tentang Batavia, kita diperkenalkan dengan ikon-ikon yang ada di Jakarta dan sejarahnya seperti patung, musium , kuburan / makam bahkan sampai tentang revolusi Perancis.
Tanpa terasa kita diajak untuk mengulang pelajaran sejarah di SMA, mengingatkan pada sistem Cultuurstelsel, Pangeran Dipinegoro, M.h. Thamrin, Fatahillah dan tempat-tempat bersejarah yang bertebaran di Jakarta , mungkin sering kita lihat dan lalui tapi belum mengetahui latar belakang sejarahnya atau bahkan mungkin saja kita tidak tahu ada ikon atau tempat bersejarah seperti itu di Jakarta.
Penyampaian cerita
dengan bahasa yang cepat dan mengalir ,bahkan kita bisa ikut larut untuk
memecahkan teka-teki dan sandi, walaupun ditengah cerita agak membosankan
tapi secara keseluruhan kedua pengarang dapat membungkusnya dengan dialog yang
apik dan kocak.
Sangat jarang sebuah novel yang menampilkan keunikan dan 'keajaiban' sejarah, karena biasanya matematika atau pengetahuan alamlah yang lebih sering dibahas. Tidak rugi membaca novel ini sampai selesai halaman terakhir
Sangat jarang sebuah novel yang menampilkan keunikan dan 'keajaiban' sejarah, karena biasanya matematika atau pengetahuan alamlah yang lebih sering dibahas. Tidak rugi membaca novel ini sampai selesai halaman terakhir
Novel tentang kisah cinta yang lain dari biasa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar