Penerjemah : Andityas Prabantoro
Penerbit : Mizan
Tebal : 210 hal.
My Rating : 5 or 5 Stars
Kisah pertemuan antara Cecilia seorang gadis kecil yang sedang
terbaring sakit dengan sosok malaikat bernama Ariel yang 'bertugas' sebagai
pendamping anak-anak yang sedang sakit parah. Dialog diantara mereka walaupun
diutarakan dengan bahasa sederhana seorang gadis kecil tetapi sarat makna yang
bahkan mungkin tidak akan terfikir oleh orang dewasa sekalipun.
Mereka berdialog tentang bermacam hal : tentang bumi dan surga; tentang perbedaan antara sosok malaikat dan manusia; tentang kehidupan, tentang keabadian,tentang surga bahkan tentang Tuhan.
Malaikat
yang biasa kita bayangkan bercahaya dan bersayap di sini digambarkan kecil ,
berkepala botak dan tidak bersayap.Mereka berdialog tentang bermacam hal : tentang bumi dan surga; tentang perbedaan antara sosok malaikat dan manusia; tentang kehidupan, tentang keabadian,tentang surga bahkan tentang Tuhan.
Malaikat dan manusia sama -sama makhluk Tuhan yang mempunyai ruh tapi tentunya mempunyai banyak perbedaan. Malaikat mempunyai pengetahuan luas, mengetahui apa yang terjadi di bumi dan bisa hidup sampai berjuta tahun tapi mereka tidak bisa tidur dan bermimpi dan karena tidak mempunyai indra maka malaikat tidak bisa membedakan rasa pahit, manis panas, dingin ,dsb.
Manusia terdiri dari darah dan daging sehingga bisa tumbuh dari kecil sampai dewasa sedangkan malaikat tidak, manusia mempunyai indra yang bisa mengecap dan merasakan nikmatnya makanan, enaknya tidur dan indahnya mimpi dan hal-hal ini yang membuat Ariel penasaran.
Saya bersyukur diciptakan sebagai manusia.!
-Mengapa kita diciptakan harus tidur ? Itulah cara kita beristirahat,menurut sebagian orang karena kita perlu bermimpi.
"Banyak orang amat menderita, sehingga mungkin mereka sudah mati karena kesedihannya seandainya saja mereka tidak memimpikan sesuatu yang indah disela-sela penderitaan mereka."
- "Apakah kau pernah bertemu dengan Tuhan ?
Ariel : " Aku sekarang bertatap muka dengan sepotong kecil diriNya . apapun yang kulihat dan kubicarakan dengan sepotong kecil diri Nya , sama artinya aku melihat dan membicarakannya dengan Dia."
- Manusia terdiri dari darah dan daging. “ Darah dan daging tidak lebih dari tanah dan air. Tapi , tuhan telah meniupkan sebagian ruh-Nya ke dalam dirimu. Karena itulah, ada bagian dirimu yang bersifat ilahiah.” ,
Bagaimana akhir kisah Cecilia, silakan membacanya , karena selain menarik ternyata untuk memahami filsafat tidak selalu harus sambil mengerutkan dahi
ah..saya naksir buku ini :)
BalasHapusWah buku ini bagus, jadi inget belum share buku ini di blog, gara2 mbak Nanni jadi kepikiran posting ulang, hehehe. Review kita mirip-mirip mbak :)
BalasHapusHelvry ayoo bacaa.. engga rugi, ini lebih ringan dari Dunia Sophie - lebih tipis maksudnya - :D
BalasHapusMiaa ayo posting ulang, review kamu bagus ..
BalasHapus