10 Agustus 2015

Hari-hari Terakhir Rasulullah




Judul          : Hari-Hari Terakhir Rasulullah
Penulis       : Helmi Hidayat
Hal             : 146  hal.
Penerbit     : Sinergi Aksara
ISBN          : 978 602 7252 30 1
My Rating  : 4 of 5 Stars


Saya selalu tertarik untuk membaca buku tentang Rasulullah, meskipun garis besarnya selalu ada persamaan tapi disetiap cerita pasti ada pencerahan baru dan nuansa yang berbeda.
Jadi ketika melihat ada buku ini saya langsung tertarik membacanya apalagi pengarangnya orang yang kerap saya ikuti tulisannya.

Buku ini terbagi atas 12 bagian dimulai saat Rasulullah menunaikan haji yang terakhir atau biasa disebut Haji Perpisahan ( Haji wada ).

1.  Tangisan Tersembunyi di Haji Perpisahan
2.  Tangis Sahabat Sepanjang Malam
3.  Kecintaan dan Kekhawatiran Rasulullah
4. Tujuh Ember Air dari Tujuh Sumur
5. Tetap Bergurau di Tengah Sakit
6.  Ketika Rasulullah siap 'Dihukum' Cambuk
7.  Mengapa Abu Bakar Diminta Menjadi Imam Shalat
8.  Fatimah yang Menangis, Fatimah yang Tersenyum
9.  Menjelang Ajal, Hartanya Hanya Tujuh Dirham
10. Detik-detik Ketika Ajal Menjemput
11. Para Perempuan itu Memukul-mukul Wajah Mereka
12. Muhammad Tetaplah Seorang Manusia

Biarpun buku ini tidak begitu tebal tapi isinya termasuk lengkap dengan kisah kehidupan Nabi Muhammad SAW di saat-saat terakhir, banyak hal baru yang menambah wawasan saya sebagai pembacanya.
Penulis menggunakan gaya bahasa  yang sederhana dan penyampaian yang tidak berbelit-belit sehinggan mudah dipahami.



Kita diajak untuk mengenal setiap pribadi dan mencoba ikut merasakan kejadian-kejadian pada saat peristiwa terjadi; merasakan kekhawatiran   para sahabat yang mulai melihat kemunduran kesehatan Nabi nya; merasakan kecintaan dan tanggung jawab Rasulullah terhadap umatnya; merasakan kesedihan para sahabat dan kerabat  ketika Nabi SAW didera penyakit; merasakan ketidakberdayaan ketika melihat Nabi  menderita kesakitan.
Selama ini saya bertanya-tanya kenapa Rasulullah  mengalami penderitaan menjelang ajalnya, bukankah beliau kesayangan Allah swt?, mengapa Allah tidak memberikan keringanan kepada beliau?  .. kecintaan dan kekaguman saya kepada beliau  bertambah setelah mengetahui jawabannya ( penasaran? silakan baca sendiri ;D ).Kitapun diperkenalkan dengan para istri Nabi dengan berbagai karakternya dan bagaimana Nabi bersikap terhadap para istri dengan adil dan selalu menjaga perasaan mereka.

Terakhir penulis mengingatkan bahwa walau bagaimanapun Nabi Muhammad adalah seorang manusia biasa yang mempunyai kelemahan. Tapi setiap  melakukan kesalahan beliau langsung ditegur oleh Allah swt,:

Sebagai anak manusia, bukankah Muhammad pernah dikritik Allah karena memalingkan mukanya dari seorang buta lantaran ia tengah memprioritaskan kaaum bangsawan, seperti terungkap dalam Surat Abasa ( Q.S. 80:1-16)     (hal. 143)

Beliau selalu berusaha berlaku adil kepada setiap kelompok agar tidak timbul perpecahan dan berusaha menebarkan cinta kasih kepada semua makhluk.

"Cinta harus dibalas cinta. Sayang mesti dibayar sayang. Alam menjadi seimbang jika kasih ditebus kasih, energi positif disalurkan untuk energi positif pula!  ( hal. 31 ).

 Kecintaan Nabi Muhammad kepada umatnya tidak bisa diragukan lagi,  banyak yang mengetahui kata terakhir yang diucapkan Nabi adalah "..umatku..umatku.. . "   Dan apa yang dibisikan beliau yang didengar oleh Ali sahabatnya :

 "Jangan tinggalkan shalat. Bebaskan budak-budak kalian..."  (hal. 105)

Itulah bukti cinta Nabi Muhammad SAW kepada umatnya.


Pada setiap buku ketika membaca saat Rasululullah menjelang wafat akan selalu menimbulkan keharuan yang mendalam. Begitupun di buku ini kita ikut 'merasakan' detik-detik ketika ajal menjemput junjungan kita Rasulullah SAW pada Senin 12 Rabi'ul Awal 11H ( 8 Juni 632 M ), tanpa terasa ar matapun ikut menetes...


Salam alaika ya Rasulullah....




Tidak ada komentar:

Posting Komentar