21 April 2015

Spiritual Journey


Judul        :  Spiritual Journey
                   Perenungan & Pemikiran EMHA Ainun Nadjib
Penulis      :  Prayogi R. Saputra
Halaman    : 213  hal.
Penerbit     : Kompas Media Nusantara
ISBN        : 9789797096298
Rating        :  4 of  5  Stars



Muhammad Ainun Nadjib atau  dikenal dengan sebutan  EMHA Ainun Nadjib dan lebih akrab lagi dipanggil Cak Nun,  telah banyak menulis buku. Saya sudah  membaca beberapa buku karya Emha Ainun Nadjib dan saya menyukainya baik gaya bahasa maupun isinya, biasanya penyampaiannya campuran guyonan yang mengandung kritikan atau sindiran..  Emha adalah seorang spiritualis, seorang seniman, budayawan, pemikir Islam tapi tidak mau menonjolkan diri dan disebut ulama, sangat bersahaja biasa hidup diantara orang-orang 'lemah' walaupun beliau disegani oleh orang-orang 'kuat'. Tapi bagaimana keseharian Emha di mata orang lain?

 Buku ini adalah catatan perjalanan spiritual Emha, bukan beliau yang menulis tapi berdasarkan catatan dan penafsiran dari Prayogi R.S. salah seorang jamaah pengajian Maiyah, pengajian yang biasa diadakan oleh Emha.
Penulis menyajikan kehidupan spiritual Emha secara pribadi, pandangan hidup, kebersamaan bersama para jamaah pengajian Maiyah termasuk para pemain musik Kiai Kangjeng yang setia mengiringi dimanapun pengajian tersebut diselenggarakan,  interaksinya dengan berbagai lapisan masyarakat baik di dalam  maupun di luar negri,dari golongan masyarakat bawah sampai pemimpin negara.
Buku ini terdiri atas dua bagian;
1. Mozaik; bercerita tentang pengalaman-pengalaman ber-maiyah di Mocopot Syafaat (nama kelompik pengajian). Semacam Close up atas Maiyah
2. Interlude. Semacam longshoot tentang Maiyah disertai uraian-uraian dan argumen-argumen yang menyitir para ilmuwan.
Dimulai dengan dialog menarik antara bapak dengan anaknya: Emha sang bapak dengan anaknya Sabrang atau dikenal dengan panggilan Noe, vokalis band Letto yang cukup terkenal sekitar  thn 2000-an . Dialog yang diadakan dalam tasyakuran penikahan Sabrang ini, menurut penulis merupakan dialog yang fenomenal antara bapak-anak. Ya memang dialog ini sangat menarik dan jawaban-jawaban Sabrang tentang kehidupan sungguh membuat saya kagum, sebagai seorang anak band, Sabrang layaknya orang brependidikan tinggi  ( Noe lulusan sebuah universitas di Kanada ) dengan pengetahuan keilmuan dan keagamaan yang luas.



Dan apakah maiyah itu...kata maiyah  berasal  dari bahasa Arab maiyatullah yang berarti bersama Allah....maiyah lebih merupakan komitmen nilai, bukan bentuk. Sehingga, maiyah tidak akan pernah mencapai bentuk formal semacam organisasi masyarakat.  ( hal. 29)
Selanjutnya kenapa pengajian ini dinamakah maiyah dan bagaimana asal usul dan perkembangannya? di buku ini diceritakan dengan rinci dan menarik.


Ada 3 jenis manusia berdasarkan klasifikasi Emha :
1. Manusia Wajib; Manmusia yang keberadaannya harus ada di tengah-tengah masyarakat,  karena masyarakat disekitarnya sangat membutuhkan kehadirannya.
2. Manusia Sunnah; manusia yang lebih baik ada di masyarakat, namun jika tidak ada juga tidak apa-apa.
3. Manusia Haram; manusia yang keberadaannya di tengah masyarakat justru akan membuat masalah, lebih baik jika dia tidak ada.

Termasuk jenis manusia yang manakah kamu ?

Selain membuka wawasan kita tentang keislaman, buku ini juga penuh dengan kata-kata yang luar biasa, memberikan pencerahan dan memperlihatkan sisi Islam yang menarik




"Emha, Kiai Kanjeng dan jamaah Maiyah memberikan pengalaman hidup dalam realitas multi kultural."
"Saling menghormati, saling menghargai, saling memuliakan dan menjaga untuk tidak saling menyakiti adalah kewajiban kemanusiaan. Juga tidak merasa terganggu dengan keyakinan orang lain."


 Buku ini bagaikan air sejuk di tengah hiruk pikuk orang beragama saat ini. Kita bisa mengenal Islam yang menyejukkan, ramah dan toleran.
 Rasanya ingin mencoba ikut pengajian maiyahan. sambil mendengarkan indahnya shalawat...










Tidak ada komentar:

Posting Komentar