12 Februari 2015

Secangkir Kopi Bully



Judul                   :  Secangkir Kopi Bully
Penulis                :  Paresma Elvigro
Tebal                   :  192 hal.
Penerbit              :  Elex Media Komputindo
ISBN                    :  9786020249988
Kategori              :  Non Fiksi
My Rating            :  3,5  of  5  Stars

...Jadi, bullying dalam makna harfiah itu berarti mnggertak dan mengganggu orang yang lebih lemah... (hal. 3 )

Peristiwa  bully atau bullying kerap menjadi berita dan pembicaraan akhir-akhir ini. Kejadiannnya bisa terjadi di mana saja  mungkin ada di sekitar kita,  mungkin  pula ada yang menimpa orang-orang  yang kita kenal...betul.. kejadian itu pun pernah menimpa beberapa orang yang cukup dekat dengan saya. .  waktu melihat buku ini, judulnya unik  dan covernya menarik,  saya langsung berminat untuk membacanya. 

 Secangkir Kopi Bully adalah pengalaman pribadi penulisnya.
Kisah dimulai dengan mendefinisikan apa yang dimaksud dengan bullying dengan merujuk berbagai sumber dan teori pakar, baik dari segi ilmiah maupun dari segi agama ( Islam ), dijelaskan  mencakup : ciri - ciri pelaku, siapa yang berpotensi untuk melakukannya, siapa saja yang bisa  menjadi korban, dampak yang ditimbulkan,dll.

Bullying bisa terjadi di mana saja yang paling sering terjadi di lingkungan sekolah, di kantor atau di tempat dimana kerap terjadi hubungan senioritas/yunioritas.


( hal. 12)



Emma panggilan dari Peresma Elvigro mulai merasakan perlakuan bullying sejak kecil  di tempat tinggalnya di Parepare, Sulawesi Selatan oleh anak-anak kampung sekitar rumahnya , begitu pun dimasa sekolah bahkan dimulai dari awal ..ya sejak Taman kanak-Kanak sampai di tingkatan selanjutnya. Ternyata kenakalan yang dilakukan masa TK  menyebabkan dampak yang berbeda bagi setiap anak, ada yang bisa cepat melupakan tapi ada yang menjadi pengalaman buruk yang tak terlupakan terutama jika kejadiannya berulang-ulang.

Jika  kita membiarkan pelaku melihat gurat ketakutan kita,  maka mereka akan semakin beringas untuk melukai kita, lebih sering dan lebih dalam dari sebelumnya (hal. 10 )

Dalam bullying ini selain pelaku dan korban ada pula yang disebut Bystander atau partisipan  
Baystander adalah orang-orang yang berada disekeliling  terjadinya tindakan bullying . Bystander  tidak melakukan apa-apa  untuk melerai atau menghentikan. (hal. 10 ). 

 Biasanya bystander ini :
 - orang-orang yang anti bullying tapi tidak kuasa untuk menghentikannya, 
 - pihak yang mendukung bullying,
 -hanya sebagai observer ( penonton )  yang tidak mengetahui bagaimana bullying terjadi di depan matanya.

Perlakuan buruk dari teman terus dialaminya ketika  SD sampai SMA, penyebabnya pun beragam entah karena sebagai yunior, sebagai anak baru, sebagai anak yang pintar, atau sebagai anak yang taat peraturan yang dinilai berbeda dari anak lainnya.

 Bulllying bukan hanya terjadi karena kamu melakukan hal-hal buruk atau keji, tapi juga hal-hal baik yang kamu punya - Jodee Blanco  ( hal. 151)
 
Perlakuan buruk itu tidak hanya diterima dari temannya bahkan dari guru-guru tertentu yang seharusnya menjadi pengayom malah memperlakukannya dengan tidak bijaksana, misalnya guru acap melakukan tindakan diskriminasi, melakukan hukuman yang tidak tepat kadang cenderung  mempermalukan ,  ada juga yang mengeluarkan kata-kata yang bisa menjatuhkan mental..Pengalaman dengan guru ini salah satunya dialami ketika kalah mengikuti suatu perlombaan, seorang ibu guru malah berkomentar tidak terpuji di depannya:

 ".......makanya, Pak. coba tadi si Emma diganti saja sama Tanny kan masih bisa menolong."...(hal. 121)...hufft ..( mata saya berkaca-kaca ketika membaca ini, membayangkan seorang anak yang sedang terpuruk karena kekalahan mendapat komentar yang menjatuhkan dari gurunya sendiri.)
 Sungguh perbuatan yang jauh dari peran seorang pendidik. Tentu saja masih ada guru-guru yang baik dan memberikan perasaan aman  layaknya sebagai pengayom yang bijaksana dan bisa menguatkan hati anak muridnya.


Perlakuan-perlakuan ini menyebabkannya  menjadi pribadi yang penyendiri dan introvert. Beruntung dia bisa melawan keterpurukan dengan melakukan hal yang positif yaitu memacu lebih giat belajar untuk membuktikan jati dirinya,  dia sering menjadi juara dalam ranking di kelas maupun perlombaan sekolah, hingga membuat mentalnya menjadi lebih kuat.
Ada yang menarik disetiap akhir satu kisah, ada 'Pojok Tip', yaitu kesimpulan dan saran yang diberikan sehingga pembaca bisa menambah pengetahuan dan mengambil manfaat positif dari semua kejadian tersebut. Termasuk bab Fase Penyembuhan yang memberikan langkah-langkah yang dapat dilakukan agar bisa bangkit kembali untuk menata kehidupan selanjutnya.

---------------------------------------------------                   -----------------------------------------------------

Secara keseluruhan buku ini tidak mengecewakan,bahasanya terasa lugas dalam penjelasan mengenai definisi dan bentuk bullying, Sebagai orang yang pernah mengalami sendiri dibully , penulisnya memahami apa yang dirasakan para korban, selain itu latar belakang sebagai sarjana psikologi membuatnya lebih mengetahui pendapat pakar mana yang bisa menjadi rujukan,sehingga dapat mengulas dari segi keilmuan.
Pada awalnya saya kurang mengerti mengapa begitu banyak sumber dari agama Islam yang dikutip tapi ketika menemukan di kolom ISBN di  pojok belakang buku ada tulisan Motivasi Islam baru saya dapat memperkirakan bahwa buku ini termasuk kategori  motivasi Islam, jadi wajarlah..tapi semestinya  saya mengetahuinya sejak awal.
 Bagian pembukaan ini bagi saya terasa kepanjangan  sehingga agak tersendat membacanya karena konsentrasi jadi berkurang :(.
Memasuki kisah pengalaman hidup, bahasanya terasa lebih ringan dan mudah dicerna, apalagi  Pojok Tip memberikan masukan yang bermanfaat.
Tidak ada  typo atau kalaupun ada mungkin luput dari perhatian saya karena tidak terasa menganggu, hanya ketika membaca cerita tentang pengalaman di TK ada permainan yang disebut jungkat jungkit, sepengetahuan saya permainan ini dapat dimainkan paling sedikit oleh 2 orang, masing-masing duduk di ujung yang berlawanan.

...saat ia pergi, aku menghapus tangis dan bermain jungkat jungkit sendirian sampai puas, tersenyum sendiri tanpa satu teman pun menemaniku.  (hal. 41 )

Walaupun tidak mengganggu keseluruhan cerita tapi bagi saya agak aneh kalau main jungkat jungkit sendirian atau itu mungkinkah hanya ungkapan kesenangan?.

Saya setuju dengan penulis tentang peranan guru BK yang banyak dijumpai di sekolah. Peran guru BK tidak maksimal , semestinya guru BK  jangan pasif melainkan harus aktif memberdayakan potensi anak tapi  jangan pula  berlaku seperti mata-mata yang mencari-cari kesalahan muridnya ( apa yang dikatakan  penulis tentang 'mata-mata' ini sama  dengan yang dikatakan oleh keponakan saya ). Para guru pun jangan sampai membuat murid patah semangat dengan tindakannya dan memarahi murid  karena ketidak mengertiannya. 

 If a child can not learn in the way we teach, we must teach in a way  the child can learn (unknown)

Tapi saya percaya  masih banyak guru-guru yang mendedikasikan dirinya untuk mendidik dengan cara benar disertai hati yang tulus sehingga banyak dikenang oleh muridnya.

....dan seperti inilah kata penulis untuk para korban yang berhasil sembuh :
Selamat Hidup Baru!

Terimakasih atas bukunya Emma :D
Keep writing..



Direkomendasikan untuk para pendidik, pemerhati anak dan orang-orang yang sedang atau pernah mengalami bullying.

Review ini diikutkan juga untuk Nonfiction Reading Challenge 2015













 


9 komentar:

  1. makasih banyak ya bunda atas resensinya ^_^

    hehe oh ya btw, mau meluruskan sedikit biar yg baca gak salah paham hehe.

    kota parepare itu letaknya di Sulawesi Selatan bund. Bukan Jawa Timur.

    klo di jawa itu kan kota pare. kalo di sulsel itu kota parepare (tulisan parenya dobel).

    BalasHapus
  2. Duh..ingetnya kok Pare..langsung dibetulkan.
    Tmakasih koreksinya Emma :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe iya bunda gak papa hehehe...
      sama-sama bund ^_^

      Hapus
  3. Nice review and looks like a nice have book in my shelf!

    BalasHapus
  4. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

    Oh ya, di sana anda bisa dengan bebas mendowload music, foto-foto, video dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    BalasHapus
  5. Dari resensinya sepertinya menarik, Mbak. Temanya pun sedang marak terjadi. Sebagai korban bully sepertinya saya perlu baca buku ini. (Sering ditanya "Kapan?" itu termaksud pem-bully-an kan?) Haha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha sering ditanya kapan ini..kapan itu..? Iya termasuk bully karena bikin stresss, apalagi kl nanya nya berjamaah :))

      Hapus