Judul : for Z
Penulis : Dadi Sumaatmadja, Nova Natassa
Penerbit : Kurnia Esa Publishing
Tebal : 262 hal.
My Rating : 3 - of 5 Stars
.....Wanita Pelopor Citizen Journalism yang ditaklukan oleh kanker ganas.....
Z adalah singkatan dari sebuah nama Zeverina Retno Pudjisriastuti, pemilik nama ini adalah seorang wanita muda bergaya tomboy dan funky yang penuh semangat pantang menyerah.
Zev adalah lulusan jurusan komunikasi UGM, sejak dini dia mencintai dunia tulis menulis dan bercita-cita menjadi wartawan. Thn. 1989 Zev memutuskan pindah ke Jakarta.Peluang pertama menjadi jurnalis didapatnya ketika dia diterima menjadi reporter di Majalah Berita Bergambar Jakarta-Jakarta, sebuah majalah berita bergambar pertama di Indonesia. Zev sangat menikmati pekerjaan yang penuh tantangan , dia adalah seorang fighter, baginya hidup tersa lebih hidup jika penuh tantangan, dia tidak mau jadi pecundang. Sampai-sampai tanda tangannya pun bukan berdasarkan nama tetapi dengan tulisan “why not the best”. Ketika Timor timur membara karena peristiwa santa Cruz ,Zev meliput ke sana berhasil mewawancarai sumber-sumber sipil maupun militer.
Akhir th. 1999 Jakarta Jakarta gulung tikar tergilas kompetisi industri media. Zev sempat berpikir untuk menjadi ibu rumah tangga seutuhnya mengasuh kedua putra-putrinya, tapi ia ragu karena darah jurnalisnya masih bergelora, beruntung dia mempunyai suami yang mendukung sepenuhnya dan menghargai apapun keputusannya. ( sepertinya pasangan ini membangun keluarga yang tidak konservatif; panggilan suami istri ini lo dan gua, anak-anak mereka menyebut nama ibu bapaknya dengan nama mereka )
Saat itu cyber fever tengah melanda , industry media online sedang booming di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Zev akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Kompas Cyber Media (KCM). Pemberitaan di internet lebih menantang karena membutuhkan kecepatan penyampaian yang harus selalu update.
Mei 2000, Zev resmi menjadi wartawan KCM, inilah periode kedua kariernya sebagai jurnalis. Kembali dia menggeluti bidang politik,sering terjun ke lapangan untuk meliput aktivitas yang memerlukan konsentrasi tinggi dan menghabiskan waktu yang banyak. Sampai akhirnya ia merasa ada sesuatu yang hilang yakni kebersamaan dengan keluarga. Beruntung disaat bersamaan pimpinan merotasi posisi Zev dari rubrik politik ke rubrik kesehatan yang tidak terlalu membutuhkan kecepatan update,sehingga bisa menyeimbangkan urusan profesi dan keluarga.
Awal th. 2005 Zev merilis rubrik kesehatan. Sejak konsultasi kesehatan dilansir perlahan peminat bertambah banyak dan menjadi salah satu kolom popular dikalangan pembaca Kompas.com, bukan hanya dari Indonesia tapi dari seluruh dunia, kebanyak dari orang-orang Indonesia yang bermukim di berbagai negara. Dari ruang konsultasi kesehatan inilah kelak lahir Kolom Kita (KoKi), yakni komunitas yang berbasis pada genre "Citizen Journalism".
13 Maret 2006 nama Koki mulai digunakan . Perubahan nama ini membawa berkah, Penggemar Koki (KoKiers) bertambah banyak berkat tangan dingin seorang Zev. Dari kolom Kesehatan dia menyulapnya menjadi sebuah kanal yang menampung tulisan dari siapa saja dengan topic apa saja. Maka keluarlah jargon : “ Siapa saja, menulis apa saja”.
Zev- lah penggagas dan pionir Citizen Journalism media online yang mendunia pertama di Indonesia (hal. 111). KoKi yang dikembangkan oleh Kompas.com telah diakses di seluruh belahan dunia.
Selama rentang hampir 3 tahun Zev mengasuh KoKi , banyak pekerjaan yang dilakukan dari rumah walau bekerja di rumah Zev hanya sesekali memejamkan mata untuk rehat, rata-rata hanya 4 jam dia tertidur pulas tak jarang pula tidur di sofa. Disaat tengah menggebu-gebu membesarkan KoKi terjadi perombakan manajemen KCM. Tiba-tiba soal absensi dirinya mulai diusik, pihak manjemen memepersoalkan ketidak hadiran Zev secara fisik di kantor. ( sebenarnya kantor lebih diuntungkan karena kalau di kantor paling hanya 8 jam sehari, sedangkan bekerja dari rumah hampir 24 jam waktu Zev untuk KoKi). Menyadari kesalahan Zev mulai masuk kantor seperti umumnya. Tapi th. 2009 pihak manajemen Kompas.com memberangus Rumah KokI. Dunia terasa berhenti, Zev limbung.
Dengan dukungan suami dan sang kakak, Zev mulai membangun New KoKi. Setelah resign dari Kompas.com, Zev mempersiapkan rumah baru untuk KoKi akhirnya dia memutuskan bersiap bergabung dengan Detik.com. Sementara menunggu realisasi dengan Detik.com. Zev membuat rumah sementara untuk KoKi yaitu sebuah blog, rumah kecil yang menyenangkan. Zev bekerja tak kenal lelah walaupun banyak jalan menghadang.
Cobaan belum berhenti saat memasuki bulan suci Ramadha 2009 Dadi sang suami mengalami penyempitan syaraf di pangkal leher , mereka mengahadapi cobaan ini bersama-sama.
Saat bulan Ramadhan tiba Dadi merasa cemas ketika suatu kali Zev mengeluhkan perutnya yang agak membesar. Dia menyarankan Zev untuk memeriksakan ke dokter.
Ternyata.. dokter mendiagnosis Zev menderita kanker indung telur ( ovarium ) stadium 3. Zev merasa dunia berhenti berputar, ia tak percaya karena setiap tahun ia rutin melakuka check-up dan hasilnya selalu baik… tapi…kanker ovarium yang dikenal dengan julukan “Silent Killer” ternyata bersarang di tubuhnya.
Zev berniat meyimpan penderitaannya hanya diketahui suami tak ingin diketahui anak-anaknya agar mereka tak terbebani. Zev memutuskan tidak menempuh jalan medis tapi memilih pengobatan alternatif. Zev tetap mengurus KoKi tetap menulis dan tetap menyapa KoKiers, juga tetap menjalankan ibadah puasa. Tapi dia tidak dapat menyembunyikan wajahnya yang layu. Sel-sel kanker ganas tengah menggerogoti fisiknya.
Tahun 2010 impian Zev terwujud KoKi akhirnya live di Detik.Com. Di kantor Detik dia membahas semua persoalan dengan semangat, banyak tertawa dan percaya diri, tapi begitu ke luar kantor fisiknya langsung drop.
Tanda-tanda kesembuhan mulai menipis rupanya pengobatan alternatif tidak berhasil, tapi dia selalu beusaha bekerja di depan laptopnya . Akhirnya April 2010 Zev menjalani operasi. Hanya selang 3 hari setelah operasi Zev sudah mulai meminta laptopnya untuk menemui KoKiers dari ruag perawatan. Selama dirawat di RS Zev hanya ingin ditemui oleh suami dan anak-anaknya , dia tidak ingin merepotkan orang lain. Sebulan kemudian Zev menjalani operasi pengangkatan rahim. Pasca operasi Zev mengalami sesak nafas ternyata sel-sel kanker masih memproduksi cairan yang terus mendesak paru-parunya.
Minggu kedua bulam Mei Zev diperbolehkan pulang. Di rumah dilakukan pearwatan seperti di RS dengan segala peralatan medis dan dijaga perawat.
Rabu, 7 Juli 2010 jam 17.35 Zev dipanggil yang maha kuasa. Dia menghembuskan nafas terakhir didampingi purti bungsunya Sasyi (13th) sedang suaminya dalam perjalan pulang dari kantor.
Inalillahi wa innailaihi Raji’un....
..........................................................
Buku ini bercerita berdasarkan kisah nyata yang didedikasikan untuk Z oleh suaminya Dadi, menggambarkan ketangguhan dan idealisme seorang wanita pelopor C J yang merninggal karena kanker. Kini Dadi menjadi moderator KoKi yang kini bernama http://kolom-kita.com/. Tidak dapat dipungkiri karena yang menulis adalah seorang yang sangat dekat secara emosional maka faktor subjektifitas sangat terasa.
Buku ini dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari satu hari karena banyak paragraph yang saya lompati :(
Penulis : Dadi Sumaatmadja, Nova Natassa
Penerbit : Kurnia Esa Publishing
Tebal : 262 hal.
My Rating : 3 - of 5 Stars
.....Wanita Pelopor Citizen Journalism yang ditaklukan oleh kanker ganas.....
Z adalah singkatan dari sebuah nama Zeverina Retno Pudjisriastuti, pemilik nama ini adalah seorang wanita muda bergaya tomboy dan funky yang penuh semangat pantang menyerah.
Zev adalah lulusan jurusan komunikasi UGM, sejak dini dia mencintai dunia tulis menulis dan bercita-cita menjadi wartawan. Thn. 1989 Zev memutuskan pindah ke Jakarta.Peluang pertama menjadi jurnalis didapatnya ketika dia diterima menjadi reporter di Majalah Berita Bergambar Jakarta-Jakarta, sebuah majalah berita bergambar pertama di Indonesia. Zev sangat menikmati pekerjaan yang penuh tantangan , dia adalah seorang fighter, baginya hidup tersa lebih hidup jika penuh tantangan, dia tidak mau jadi pecundang. Sampai-sampai tanda tangannya pun bukan berdasarkan nama tetapi dengan tulisan “why not the best”. Ketika Timor timur membara karena peristiwa santa Cruz ,Zev meliput ke sana berhasil mewawancarai sumber-sumber sipil maupun militer.
Akhir th. 1999 Jakarta Jakarta gulung tikar tergilas kompetisi industri media. Zev sempat berpikir untuk menjadi ibu rumah tangga seutuhnya mengasuh kedua putra-putrinya, tapi ia ragu karena darah jurnalisnya masih bergelora, beruntung dia mempunyai suami yang mendukung sepenuhnya dan menghargai apapun keputusannya. ( sepertinya pasangan ini membangun keluarga yang tidak konservatif; panggilan suami istri ini lo dan gua, anak-anak mereka menyebut nama ibu bapaknya dengan nama mereka )
Saat itu cyber fever tengah melanda , industry media online sedang booming di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Zev akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Kompas Cyber Media (KCM). Pemberitaan di internet lebih menantang karena membutuhkan kecepatan penyampaian yang harus selalu update.
Mei 2000, Zev resmi menjadi wartawan KCM, inilah periode kedua kariernya sebagai jurnalis. Kembali dia menggeluti bidang politik,sering terjun ke lapangan untuk meliput aktivitas yang memerlukan konsentrasi tinggi dan menghabiskan waktu yang banyak. Sampai akhirnya ia merasa ada sesuatu yang hilang yakni kebersamaan dengan keluarga. Beruntung disaat bersamaan pimpinan merotasi posisi Zev dari rubrik politik ke rubrik kesehatan yang tidak terlalu membutuhkan kecepatan update,sehingga bisa menyeimbangkan urusan profesi dan keluarga.
Awal th. 2005 Zev merilis rubrik kesehatan. Sejak konsultasi kesehatan dilansir perlahan peminat bertambah banyak dan menjadi salah satu kolom popular dikalangan pembaca Kompas.com, bukan hanya dari Indonesia tapi dari seluruh dunia, kebanyak dari orang-orang Indonesia yang bermukim di berbagai negara. Dari ruang konsultasi kesehatan inilah kelak lahir Kolom Kita (KoKi), yakni komunitas yang berbasis pada genre "Citizen Journalism".
13 Maret 2006 nama Koki mulai digunakan . Perubahan nama ini membawa berkah, Penggemar Koki (KoKiers) bertambah banyak berkat tangan dingin seorang Zev. Dari kolom Kesehatan dia menyulapnya menjadi sebuah kanal yang menampung tulisan dari siapa saja dengan topic apa saja. Maka keluarlah jargon : “ Siapa saja, menulis apa saja”.
Zev- lah penggagas dan pionir Citizen Journalism media online yang mendunia pertama di Indonesia (hal. 111). KoKi yang dikembangkan oleh Kompas.com telah diakses di seluruh belahan dunia.
Selama rentang hampir 3 tahun Zev mengasuh KoKi , banyak pekerjaan yang dilakukan dari rumah walau bekerja di rumah Zev hanya sesekali memejamkan mata untuk rehat, rata-rata hanya 4 jam dia tertidur pulas tak jarang pula tidur di sofa. Disaat tengah menggebu-gebu membesarkan KoKi terjadi perombakan manajemen KCM. Tiba-tiba soal absensi dirinya mulai diusik, pihak manjemen memepersoalkan ketidak hadiran Zev secara fisik di kantor. ( sebenarnya kantor lebih diuntungkan karena kalau di kantor paling hanya 8 jam sehari, sedangkan bekerja dari rumah hampir 24 jam waktu Zev untuk KoKi). Menyadari kesalahan Zev mulai masuk kantor seperti umumnya. Tapi th. 2009 pihak manajemen Kompas.com memberangus Rumah KokI. Dunia terasa berhenti, Zev limbung.
Dengan dukungan suami dan sang kakak, Zev mulai membangun New KoKi. Setelah resign dari Kompas.com, Zev mempersiapkan rumah baru untuk KoKi akhirnya dia memutuskan bersiap bergabung dengan Detik.com. Sementara menunggu realisasi dengan Detik.com. Zev membuat rumah sementara untuk KoKi yaitu sebuah blog, rumah kecil yang menyenangkan. Zev bekerja tak kenal lelah walaupun banyak jalan menghadang.
Cobaan belum berhenti saat memasuki bulan suci Ramadha 2009 Dadi sang suami mengalami penyempitan syaraf di pangkal leher , mereka mengahadapi cobaan ini bersama-sama.
Saat bulan Ramadhan tiba Dadi merasa cemas ketika suatu kali Zev mengeluhkan perutnya yang agak membesar. Dia menyarankan Zev untuk memeriksakan ke dokter.
Ternyata.. dokter mendiagnosis Zev menderita kanker indung telur ( ovarium ) stadium 3. Zev merasa dunia berhenti berputar, ia tak percaya karena setiap tahun ia rutin melakuka check-up dan hasilnya selalu baik… tapi…kanker ovarium yang dikenal dengan julukan “Silent Killer” ternyata bersarang di tubuhnya.
Zev berniat meyimpan penderitaannya hanya diketahui suami tak ingin diketahui anak-anaknya agar mereka tak terbebani. Zev memutuskan tidak menempuh jalan medis tapi memilih pengobatan alternatif. Zev tetap mengurus KoKi tetap menulis dan tetap menyapa KoKiers, juga tetap menjalankan ibadah puasa. Tapi dia tidak dapat menyembunyikan wajahnya yang layu. Sel-sel kanker ganas tengah menggerogoti fisiknya.
Tahun 2010 impian Zev terwujud KoKi akhirnya live di Detik.Com. Di kantor Detik dia membahas semua persoalan dengan semangat, banyak tertawa dan percaya diri, tapi begitu ke luar kantor fisiknya langsung drop.
Tanda-tanda kesembuhan mulai menipis rupanya pengobatan alternatif tidak berhasil, tapi dia selalu beusaha bekerja di depan laptopnya . Akhirnya April 2010 Zev menjalani operasi. Hanya selang 3 hari setelah operasi Zev sudah mulai meminta laptopnya untuk menemui KoKiers dari ruag perawatan. Selama dirawat di RS Zev hanya ingin ditemui oleh suami dan anak-anaknya , dia tidak ingin merepotkan orang lain. Sebulan kemudian Zev menjalani operasi pengangkatan rahim. Pasca operasi Zev mengalami sesak nafas ternyata sel-sel kanker masih memproduksi cairan yang terus mendesak paru-parunya.
Minggu kedua bulam Mei Zev diperbolehkan pulang. Di rumah dilakukan pearwatan seperti di RS dengan segala peralatan medis dan dijaga perawat.
Rabu, 7 Juli 2010 jam 17.35 Zev dipanggil yang maha kuasa. Dia menghembuskan nafas terakhir didampingi purti bungsunya Sasyi (13th) sedang suaminya dalam perjalan pulang dari kantor.
Inalillahi wa innailaihi Raji’un....
..........................................................
Buku ini bercerita berdasarkan kisah nyata yang didedikasikan untuk Z oleh suaminya Dadi, menggambarkan ketangguhan dan idealisme seorang wanita pelopor C J yang merninggal karena kanker. Kini Dadi menjadi moderator KoKi yang kini bernama http://kolom-kita.com/. Tidak dapat dipungkiri karena yang menulis adalah seorang yang sangat dekat secara emosional maka faktor subjektifitas sangat terasa.
Buku ini dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari satu hari karena banyak paragraph yang saya lompati :(
salut tetap berkarya sampai maut merenggut.
BalasHapusada typo sedikit:
Kompas Media Online (KCM) harusnya (KMO) bukan? hehehe
eh..memang salah nih harusnya Kompas Cyber Media (KCM).. mksh ya koreksinya :D
Hapus* langsung dibetulkan :)
wah yang nulis suaminya?
BalasHapusia, suaminya sama2 orang media jadi bisa 'nulis' juga :)
HapusWow, perjuangan yang hebat ya~ baca reviewnya aja uda ngerasa tersentuh..
BalasHapusiya tuh :)
BalasHapus