Judul : Steve Jobs
Penulis : Walter Isaacson
Penerjemah : Word++Translation Service & Tim Bentang
Tebal : 742 hal.
Penerbit : Bentang
My Rating : 5 of 5 Stars
Buku ini termasuk yang paling lama saya baca secara kontinyu
( ada juga yang dibaca lama karena tertunda atau ditunda dulu), walaupun
diseling dengan membaca 1 buku tapi buku ini terus dibaca karena takut
kehilangan sensasinya.
Saya termasuk orang
yang ‘gaptek’ tapi membaca buku biografi
tentang seorang yang terlibat dalam perkembangan teknologi dengan berbagai
istilahnya ini tidak terasa membosankan. Jadi pertama-tama salut kepada
penulisnya Walter Isaacson yang mampu menuliskan biografi seorang Steve Jobs
yang berkarakter unik dalam sebuah buku sangat tebal tapi bisa menjaga tempo
cerita, walaupun berkisah dengan waktu tidak berurut tapi tidak membingungkan
dan peralihan topik lumayan mulus.
Steve Jobs mempunyai karakter kuat dan temperamental (sempat terpikir apakah
orang dengan karakter
demikian bisa diterima di sini ): seorang hippie, jarang mandi sehingga bau badannya sangat
mengganggu, ke kantor dengan bertelanjang kaki; tertarik pada spiritual dan pernah tinggal di India untuk mempelajari
Hindu dan Zen Budha; vegetarian sejak
muda , diet ketat bahkan untuk waktu yang lama hanya makan wortel; senang membicarakan hal penting sambil berkeliling
berjalan kaki; sangat memperhatikan detail, terobsesi dengan desain; sering menjengkelkan orang disekitarnya, tapi
selalu menemukan inovasi, memberikan ide yang sangat cemerlang dan melakukan
hal yang sebelumnya dianggap tidak mungkin, walaupun sering berselisih pendapat
dengan teman sekerja tapi mampu membangkitkan semangat mereka untuk melakukan
pekerjaan yang diinginkannya.
Steve Jobs lahir di San Francisco pada tgl. 24 Februari 1955
dari seorang ibu bernama Joanne dan ayah seorang keturunan Suriah bernama
Abdulfattah Jandali. Kemudian diadopsi oleh pasangan suami istri yang bernama Paul Jobs dan Clara, oleh mereka lah ia diberi
nama Steven Paul Jobs.
Paul Jobs mewariskan kepada Steve kecintaannya dalam bidang
mesin dan melalui mobil memperkenalkannya pada ilmu elektronik. Steve Jobs
sangat terkesan dengan keahlian ayahnya mendesain barang-barang yang dibuatnya,
itulah mungkin yang menyebabkan Steve terobsesi dengan desain. ( saking terobsesi dengan desain ketika menderita sakit parah dia menolak memakai
masker karena menganggap desainnya payah, akhirnya dia memilih satu dari 3
pilihan masker yang diajukan walaupun sambil
mengomel karena desainnya jelek ).
Steve dibesarkan di lingkungan yang unik dimana
semua penduduknya bahkan yang tidak pintar sekalipun, cenderung menjadi
insinyur. Tempat ini kemudian akan dikenal dengan nama Silicon Valley (julukan bagi
daerah selatan area Teluk San Francisco karena banyaknya perusahaan yang
bergerak dalam bidang Komputer dan semikonduktor ).
Diantara teman dan sahabatnya yang paling mengesankan ada nama Stephen
Wozniak, Steve mengenalnya sejak masa SMA, walaupun dia lebih tua 5 tahun dari
Steve mereka bisa berteman karena mempunyai hobi yang sama di bidang
elektronik. Wozniak adalah penggemar berat elektronik yang sangat cerdas . Dua
Steve inilah yang mendirikan apple 1 di garasi rumah orangtua Jobs di Los Angeles.
Karakter keduanya sangat bebeda Wozniak orang yang sangat jujur dan lurus, ketika dia menemukan papan sirkuit yang luar biasa, dia ingin membagikannya
secara gratis tapi Steve mencegahnya , Steve lah yang berhasil mengemas dan
memasarkannya. Ketika kongsi mereka pecah keduanya tetap berteman dan Wozniak
yang rendah hati masih kerap membantu Steve. Apabila Apple mengeluarkan
produk baru maka Wozniak sejak dini hari
selalu ada dalam antrian pembeli. Bahkan
sampai produk terakhir Apple yang diluncurkan setelah Steve Jobs meninggal pun
Wozniak tetap setia antre dari pagi untuk memperolehnya.
Salah satu keahlian Steve Jobs ialah mempengaruhi lawan
bicaranya. Teman-temannya menyebut dengan istilah Distrorsi Realitas Lapangan .”
DRL merupakan perpaduan mengagumkan dari gaya retorika yang karismatik, kemauan yang tak
terkalahkan, dan keinginan untuk mengubah fakta apapun agar sesuai dengan
tujuan yang ada,” “ jika sebuah argumen yang dia gunakan tidak berhasil
membujuk orang lain maka dia akan sigap
menggantinya dengan argumen lain. Terkadang dia akan membuatmu merasa
kehilangan keseimbangan secara mendadak, menjadikan pendapatmu menjadi
pendapatnya sendiri, tanpa pernah menyadari bahwa dia pernah memiliki pendapat
yang berbeda.”(hl. 151)
Setelah sekian lama teman-temannya menyadari hal itu, maka
ketika sedang rapat mereka membuat kesepakatan dengan membuat sinyal –menggaruk
hidung atau menggerakkan telinga- ketika seseorang mulai merasa terjebak dalam DRL Steve. Orang itu harus ditarik
kembali ke dunia nyata.
Akar dari DRL Jobs adalah keyakinan mendalam yang
dimilikinya. Jobs percaya bahwa aturan tidak berlaku bagi dirinya.
Aspek lain dari sudut pandang Jobs adalah caranya
mengelompokkan sesuatu menjadi dua. Jobs
biasa mengelompokan orang lewat kaca mata oposisi biner : jago
atau bego. Karya orang dinilai
sebagai : terbaik atau sampah. (jadi tidak berlaku seperti yang dinyanyikan Veti Vera "Yang sedang2 saja ) :D.
Meskipun Steve penghuni dunia digital dia adalah pendukung
kuat pertemuan tatap muka : “Kreativitas
muncul dari pertemuan spontan, dari diskusi acak. Anda berjumpa seseorang, anda
bertanya apa yang mereka kerjakan, anda berkata ‘wah’, dan tidak lama kemudian
anda berdua membahas berbagai ide.
Mungkin keyakinan ini pulalah yang menyebabkan dia senang
mengajak diskusi atau pengenalan terhadap lawan bicaranya dengan mengajaknya
berjalan kaki mengelilingi kompleks perumahan/perkantoran.
Bagi Jobs tanda perusahaann inovatif tidak saja selalu
menjadi yang pertama memunculkan ide baru, tetapi juga tahu cara membuat
lompatan ketika mendapati dirinya tertinggal.
Jobs menginginkan mengembangkan produk hebat yang inovatif dan
transformative, serta membangun perusahaan yang berumur panjang.
Jobs adalah manusia music, dia penggemar the Beatles dan Bob Dylan yang
fanatik.
Jobs selain ahli dalam bidang teknologi juga pencinta seni . Terbukti dia dapat
menggabungkan seni dengan teknologi digital
yang dapat memproduksi film-film animasi yang dapat mengalahkan
kepopuleran produk Walt Disney, semua dilakukannya di Pixar. Di Pixar Jobs
dapat menuangkan ekspresi seninya dan suasana kerja di Pixar tidak setegang di
kantor Jobs lainnya.
Selama hidupnya Jobs berhasil merevolusi enam industri : Komputer Pribadi, Film Animasi, Musik, Ponsel, Komputer Tablet, dan Penerbitan Digital.
Dia menciptakan dua brand terbaik pada eranya Apple dan Pixar.
--------------------------------- -------------------------------
Walter Issacson
menulis biografi ini setelah selama dua
tahun mewawancarai Jobs lebih dari 40 kali, mewawancarai lebih dari 100 orang
anggota keluarga, teman, sahabat, musuh,pesaing
dan kolega Jobs . Steve Jobs membebaskan Issacson untuk menuliskan semua
tanpa ikut campur tangan jadi semua pendapat teman atau pesaing tentang
kebaikan dan kejelekan Jobs dituliskan
apa adanya.
Issacson berhasil menampilkan dengan memukau mulai dari masa
kecil, masa pencarian, kegagalan, keberhasilan sampai masa-masa sakit dan
menjelang ajal. Emosi ikut terbawa membaca perjuangan Jobs melawan penyakit
tanpa harus berubah menjadi menye-menye.
Pada suatu sore yang
panas, saat merasa kurang sehat, Jobs duduk di taman belakang rumahnya dan
membayangkan kematian….. (hal.690)
…setelah membisu dia berkata, ……., mungkin kematian seperti tombol on atau off,’..”Klik, dan akhirnya, engkau akan pergi untuk selamanya.” Dia terdiam lagi, dan senyumnya sedikit mengembang. “ Mungkin, itulah sebabnya aku tidak pernah meletakkan tombol on atau off pada peranti Apple.”
Selamat jalan Steve
Jobs….!
Bagi yang belum baca, Eulogy dari Mona Simpson ini mungkin bisa buat
icip-icip:
wah nggak nyangka, di tengah teknologi canggih pun, steve job lebih menyukai cara konvensional yaitu tatap muka.
BalasHapusia, padahal dia 'mbah'nya dunia digital :D
BalasHapus